Pandemi COVID-19 telah menyebabkan disrupsi di berbagai bidang. Lebih jauh, pandemi menyebabkan 13 juta pekerja di sektor pariwisata terdampak langsung, dan ditambah 34 juta pekerja lainnya yang tidak terdampak langsung oleh pandemi.
Pasca terpuruk akibat pandemi COVID-19, ekonomi kreatif di Indonesia terus berjuang menjadi garda terdepan mengambil bagian dalam momentum Kebangkitan Nasional. Upaya ini dilakukan dengan mengadakan sejumlah program unggulan guna mempercepat pemulihan sektor ekonomi kreatif.
Keterbatasan jarak akibat larangan physical distancing selama pandemi COVID-19 memunculkan tren baru di masyarakat. Salah satu gaya hidup yang mulai berubah adalah cara berkomunikasi yang bergantung pada media digital.
Tidak hanya berdampak pada pola berkomunikasi perseorangan, digitalisasi komunikasi juga berpengaruh pada ranah usaha, termasuk dalam sektor ekonomi kreatif. Untuk memasarkan produknya pelaku ekonomi kreatif (Ekraf) perlu beradaptasi dan mengikuti perubahan tersebut.
Sebagai langkah adaptasi, pelaku ekonomi kreatif diharapkan dapat segera memasuki ekosistem digital atau go online. Pemerintah menargetkan pada 2024 ada 30 juta industri kreatif yang masuk ke ekosistem digital dan 4,4 Juta lapangan pekerjaan baru di Indonesia.
“Industri kreatif tidak lagi menjadi produk lokal yang dikonsumsi masyarakat lokal, tetapi industri kreatif dengan mudah menjadi produk global yang mudah dinikmati oleh masyarakat lintas negara,” -Presiden Joko Widodo- World Conference on Creative Economy (WCCE) 2022 |
Setelah 3 tahun berlalu, pandemi telah mengubah pola hidup masyarakat di Indonesia. Termasuk sektor pariwisata dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kreatif harus beradaptasi dan menyiapkan solusi yang selaras dengan Adaptasi Kebiasaan Baru. Salah satunya dengan mempersiapkan langkah-langkah selama pandemi dan pasca-pandemi dengan menggunakan teknologi digital.
Untuk itu, di tahun 2023 ini Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif / Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia bersama Dicoding akan mengadakan Baparekraf Digital Talent (BDT) Challenge 2023. Challenge ini bertujuan untuk melahirkan lima aplikasi terbaik karya anak bangsa yang dapat membantu sektor pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Indonesia.
Kategori Solusi (pilih setidaknya satu)
- Musik atau Seni Pertunjukan
- Fesyen
- Kuliner
- Film atau Animasi atau Video
- Fotografi
- Televisi dan Radio
- Penerbitan
Ketentuan Utama
- Challenge ini terbuka untuk seluruh Warga Negara Indonesia (WNI) dan diprioritaskan untuk para Developer yang telah berpartisipasi di program Baparekraf Developer Day (BDD) maupun Baparekraf Digital Talent (BDT) yang dilaksanakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif / Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia.
- Produk digital yang dibuat harus bertemakan salah satu tema di atas.
- Produk digital yang dibuat tidak dibatasi platform (bisa dalam bentuk aplikasi mobile, web, atau pun teknologi lain).
- Produk digital yang dibuat harus dapat diakses secara publik (Publish di Store untuk Aplikasi Mobile, Website live untuk Aplikasi Website, dll)
- 5 Produk digital terbaik berkesempatan untuk mendapatkan promosi lebih lanjut dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif / Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia.
- Peserta diperbolehkan untuk membuat dan submit lebih dari 1 solusi digital dalam challenge ini.
- Semua keputusan dan penilaian pemenang adalah final dan tidak dapat diganggu gugat.
- Pertanyaan seputar challenge ini dapat ditanyakan di forum diskusi challenge.
Sumber Daya Pengembangan
Cara Submit Solusi
Pilih tombol "MASUKKAN APLIKASI," setelah itu masukkan data sebagai berikut :
- App ID dan Nama Aplikasi: Diisi judul/nama solusi
- Link Aplikasi: link Store/Hosting/download solusi yang dibuat (boleh dalam google drive / dropbox / onedrive / dsb yang dapat diakses publik)
- Komentar: Diisi link Presentasi atau Video yang menjelaskan tentang penggunaan dan fitur solusi yang dibuat (Setiap peserta wajib mengumpulkan Presentasi atau Video)
Kriteria Penilaian (Bobot)
- Ide atau inovasi dan kebaruan: 20%
- Fungsionalitas produk digital di Indonesia: 30%
- Manfaat untuk sektor pariwisata: 25%
- Desain dan kemudahan penggunaan: 25%
- Diberikan tambahan nilai jika:
- Solusi tersedia untuk digunakan oleh publik (terpublikasi di store atau di hosting).
- Solusi menggunakan data real-time/interaktif dan bukan data dummy atau local storage.
Hadiah
- 5 Produk digital terbaik akan mendapatkan hadiah masing-masing sebesar 5.000 Dicoding Points. Points yang didapat dapat digunakan untuk belajar di Dicoding Academy atau ditukar dengan hadiah di Dicoding Rewards.
- 5 Produk digital terbaik berkesempatan untuk mendapatkan promosi lebih lanjut dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif / Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia.
FAQ
- Bagaimana jika setelah pengumuman pemenang, ditemukan bahwa pemenang terpilih melakukan plagiasi atau pelanggaran hak cipta?
Jika terbukti melakukan plagiasi atau pelanggaran hak cipta, maka kemenangan peserta akan dianulir. - Berapa lama proses penjurian akan dilakukan dan sampai kapan saya perlu memastikan produk dapat selalu diakses?
Proses penjurian akan berlangsung selama 7-15 hari kalender sejak penutupan Developer Challenge. Produk yang tidak dapat diakses akan langsung dianggap gugur / diskualifikasi.
Hak Cipta terhadap tiap Aplikasi yang memenangkan Challenge ini tetap menjadi milik Developer.
Challenge ini dapat diikuti oleh semua Aplikasi, sesuai dengan kriteria yang berlaku.
Anda dapat memasukkan sebanyak mungkin Aplikasi yang Anda miliki.