Indonesia adalah satu di antara 35 negara dengan resiko bencana tertinggi di dunia. Sebanyak 40 persen dari populasi Indonesia beresiko terdampak bencana (UN di Indonesia, www.un.or.id). Indonesia rentan terhadap bencana yang berhubungan dengan iklim dan beragam fenomena alam seperti banjir, tanah longsor, kebakaran hutan, dan kekeringan. Lokasi geografis Indonesia yang terletak di Ring of Fire membuat kita rentan terhadap bencana alam, tsunami, dan letusan gunung berapi. Perubahan iklim juga memperburuk resiko ini dan meningkatkan potensi kerugian yang muncul dari bencana.
Petaka baru-baru ini di Lombok dan Palu adalah pengingat bahwa Indonesia sangat rentan terhadap bencana alam dan climate variability (perubahan dalam iklim yang tidak dipicu oleh manusia -red). Perubahan temperatur, penguapan air laut, dan climate variability memperbesar resiko dan potensi kerugian yang Indonesia hadapi kala bencana. Dikhawatirkan resiko-resiko ini akan mempengaruhi pembangunan yang sedang dan akan berjalan.
Untuk itu kita wajib berinvestasi pada pengurangan resiko bencana. Tujuannya adalah untuk mengoptimalkan dan melindungi kerangka pembangunan yang lebih besar. Demi kesiapsiagaan dan ketahanan bencana, ada beberapa target aksi yang mesti dicapai. Contohnya adalah menguatkan ketahanan dan kapasitas masyarakat untuk beradaptasi dengan bencana. Mendirikan mekanisme pembiayaan jangka panjang. Membangun kapasitas di bidang tanggap bencana. Meningkatkan level kesadaran publik akan bencana. Serta membuat sistem peringatan dini bencana.
Membuat aplikasi mobile ataupun solusi web yang inovatif untuk memperkuat ketahanan dan kapasitas adaptif Indonesia terhadap kerusakan yang terkait dengan iklim dan bencana alam. Ini selaras dengan SDGs Goal #13 Climate Action.
“Meningkatkan ketahanan dan kemampuan adaptasi terhadap bahaya-bahaya yang berkaitan dengan iklim dan bencana alam di seluruh dunia.” (Target 13.1)
Challenge ini adalah untuk membuat aplikasi mobile ataupun solusi web yang inovatif, demi untuk:
Memperkuat modeling resiko bencana dan disaster assessment.
Memetakan dan memonitor resiko bencana dengan mempertimbangkan skenario perubahan iklim.
Mengembangkan sistem peringatan dini terhadap potensi bahaya yang beraneka ragam demi masyarakat yang sadar/terinformasi tentang bencana alam.
Meningkatkan ketahanan ekonomi, sosial, kesehatan, dan budaya mayarakat dan komunitas di Indonesia.
Setiap tim dapat terdiri dari maksimal 4 orang anggota.
Cukup satu orang di dalam tim yang mengumpulkan produk untuk Challenge ini.
Hak Kekayaan Intelektual setiap produk yang dikumpulkan untuk Challenge ini akan tetap ada pada para peserta ybs.
Demi memperoleh konten legal untuk produk, para pengembang wajib menggunakan metode akses yang sesuai hukum dan terotorisasi. Tanpa terkecuali.
Batas pengumpulan produk adalah 28 November 2018.
Dampak dari solusi yang ditawarkan. Apakah bisa memecahkan tantangan yang ada?
Kecepatan loading dalam situasi bandwidth yang rendah.
Bisa kompatibel dengan gawai seri terdahulu dengan RAM yang rendah.
Pengalaman pengguna (user experience) dalam memanfaatkan produk
Tingkat penggunaan Google Stack (API, Platform, Cloud)
Kompetisi online hackathon akan berlangsung selama bulan November dengan tenggat waktu pengumpulan 28 November untuk mengirimkan solusi terbaik Anda. Tim yang terpilih menjadi finalis akan diumumkan pada tanggal 30 November. Semua finalis akan diundang ke Jakarta untuk ikut serta dalam acara Google for Indonesia Developer Showcase pada 6-7 Desember 2018. Seluruh biaya perjalanan untuk kegiatan ini akan ditanggung oleh Google.
Aplikasi atau web yang ramah pengguna.
Jika berbentuk web, produk tersebut harus bisa diakses di web.
Jika berbentuk aplikasi, produk tersebut harus tersedia di Google Play Store.
Data Informasi dan Bencana Indonesia (DIBI) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) :
http://dibi.bnpb.go.id/dibi/
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) :
http://dataonline.bmkg.go.id/home
Dataset National terkait BMKG :
https://data.go.id/dataset?organization=badan-meteorologi-klimatologi-dan-geofisika
Dataset Nasional terkait Bencana :
https://data.go.id/dataset?groups=bencana
Siap Siaga Bencana Alam – aplikasi dalam bahasa Indonesia yang membantu pengguna dalam belajar bagaimana mitigasi bencana. Termasuk apa yang harus disiapkan, apa yang harus dilakukan, dan what to expect dalam setiap bencana. Aplikasi ini juga memberikan masukan berita (newsfeed ) dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.siapsiaga.bencana.alam
Info BMKG – aplikasi resmi Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) yang memberikan informasi seputar perkiraan cuaca, iklim, alarm gempa bumi, kualitas air dan peringatan dini untuk cuaca yang spesifik seperti angin topan dan badai.
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.Info_BMKG
Airputih dan Mediacenter - Web yang memberikan informasi dan berita tentang bencana di Indonesia, termasuk hasil assessment, proses dan perkembangan pemulihan bencana. Airputih adalah organisasi nirlaba yang berfokus pada manajemen, pertolongan, assessment, dan pemulihan becana. Organisasi ini juga mempublikasikan riset mereka tentang inisiatif terkait bencana dan teknologi yang dapat membantu masyarakat dalam situasi darurat.
http://airputih.or.id/ dan http://www.mediacenter.or.id/
Hak Cipta terhadap tiap Aplikasi yang memenangkan Challenge ini tetap menjadi milik Developer.
Challenge ini dapat diikuti oleh semua Aplikasi, sesuai dengan kriteria yang berlaku.
Anda dapat memasukkan sebanyak mungkin Aplikasi yang Anda miliki.
Challenge Selesai