Nusantara yang terdiri dari 17,000 kepulauan adalah rumah bagi perikanan laut Indonesia. Luasnya mencapai 3,1 juta km persegi dari kepulauan dan laut territorial. Serta seluas 2,7 juta km persegi dari Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia (ZEE) (CEA, 2016: 16). Secara geografis Indonesia terletak di sepanjang garis khatulistiwa. Ini menjadikan hampir keseluruhan iklim Indonesia bersifat tropis. Alhasil, tidaklah mengejutkan bahwa produksi perikanan laut Indonesia adalah salah satu yang terbesar dan paling produktif di dunia.
Sayangnya stok ikan Indonesia menurun dan terancam oleh meluasnya praktik illegal, unreported, and unregulated (IUU) fishing (praktik perikanan yang tidak sah, tidak dilaporkan kepada pihak berwenang dan kegiatan perikanan yang belum diatur oleh peraturan -red) . Pemerintah Indonesia menegaskan bahwa IUU fishing oleh armada asing di perairan Indonesia membawa kerugian sebesar USD 20 miliar atau setara dengan Rp 240 triliun per tahun (CEA, 2016: 16). Praktik penangkapan yang berlebihan dan dekstruktif berdampak buruk pada ekosistem dan produktifitas yang menurun selama beberapa tahun terakhir.
Pada tahun 2014 Presiden RI Joko Widodo mengumumkan doktrin strategis Indonesia untuk menjadi Global Maritime Fulcrum (GMF) alias Poros Maritim Dunia. Sejak itu Indonesia melalui serangkaian reformasi di sektor maritim dan kebijakan perikanan. Salah satu upaya pemerintah adalah mengembangkan infrastruktur pesisir demi meningkatkan keterhubungan antar pulau. Meningkatkan ekonomi berbasis maritim. Menjaga sektor perikanan demi ekonomi berbasis laut yang berkelanjutan. Hingga menenggelamkan armada penangkap ikan asing.
Di tengah kebijakan yang demikian tegas, masa depan perikanan Indonesia masih dihantui banyak tantangan. Termasuk di antaranya berubahnya metode perikanan ke arah yang lebih berkelanjutan. Secara perlahan meninggalkan praktik perikanan yang destruktif seperti pukat harimau (trawl) dan cantrang (seine nets) menuju merevitalisasi industri pemrosesan ikan di tingkat lokal dengan suplai perikanan yang berkelanjutan.
Membuat aplikasi mobile ataupun solusi web yang inovatif untuk akselerasi/percepatan praktik perikanan yang berkelanjutan (sustainable fishing practices) di Indonesia, sebagai dukungan terhadap SDGs Goal #14 Life Below Water.
“Pada tahun 2020 secara efektif meregulasi panen dan mengentikan pengambilan ikan yang berlebihan, penangkapan ikan secara tidak sah, tidak dilaporkan, dan belum teregulasi, dan praktik-praktik penangkapan ikan yang destruktif serta menerapkan pengelolaan berbasis sains ilmiah agar dapat mengembalikan persediaan ikan sesegera mungkin, setidaknya hingga mencapai tingkatan di mana mampu memproduksi hasil maksimum yang berkelanjutan, sebagaimana yang ditetapkan untuk karakteristik biologis tiap-tiap jenis ikan.” (Target 14.4).
Target Challenge ini adalah untuk menciptakan solusi aplikasi mobile atau web yang inovatif untuk:
Meregulasi praktik harvesting dan mengakhiri IUU fishing secara efektif.
Melakukan tracking dan monitoring pergerakan armada penangkap ikan di laut.
Mendukung nelayan lokal beralih pada metode perikanan yang berkelanjutan
Mendukung pemerataan akses pada market atau pangsa pasar perikanan yang berlanjutan.
Menghubungkan nelayan skala kecil dan suplai tangkapan ikan mereka kepada industri pemrosesan ikan. Demi meningkatkan produksi domestik.
Mempersingkat value chain dan memberikan lebih banyak keuntungan bagi nelayan skala kecil.
Setiap tim dapat terdiri dari maksimal 4 orang anggota.
Cukup satu orang di dalam tim yang mengumpulkan produk untuk Challenge ini.
Hak Kekayaan Intelektual setiap produk yang dikumpulkan untuk Challenge ini akan tetap ada pada para peserta ybs.
Demi memperoleh konten legal untuk produk, para pengembang wajib menggunakan metode akses yang sesuai hukum dan terotorisasi. Tanpa terkecuali.
Batas pengumpulan produk adalah 28 November 2018.
Dampak dari solusi yang ditawarkan. Apakah bisa memecahkan tantangan yang ada?
Kecepatan loading dalam situasi bandwidth yang rendah.
Bisa kompatibel dengan gawai seri terdahulu dengan RAM yang rendah.
Pengalaman pengguna (user experience) dalam memanfaatkan produk
Tingkat penggunaan Google Stack (API, Platform, Cloud)
Kompetisi online hackathon akan berlangsung selama bulan November dengan tenggat waktu pengumpulan 28 November untuk mengirimkan solusi terbaik Anda. Tim yang terpilih menjadi finalis akan diumumkan pada tanggal 30 November. Semua finalis akan diundang ke Jakarta untuk ikut serta dalam acara Google for Indonesia Developer Showcase pada 6-7 Desember 2018. Seluruh biaya perjalanan untuk kegiatan ini akan ditanggung oleh Google.
Aplikasi atau web yang ramah pengguna.
Jika berbentuk web, produk tersebut harus bisa diakses di web.
Jika berbentuk aplikasi, produk tersebut harus tersedia di Google Play Store.
California Environmental Associates (CEA). 2016. Indonesia Fisheries: 2015 Review. Prepared for the David and Lucile Packard Foundation :
https://www.packard.org/wp-content/uploads/2016/09/Indonesia-Fisheries-2015-Review.pdf
Peta Prakiraan Daerah Penangkapan Ikan :
https://kkp.go.id/kategori/164-Peta-Prakiraan-Daerah-Penangkapan-Ikan
Data Statistik Kelautan dan Perikanan :
http://sidatik.kkp.go.id/
Portal geospasial Kementerian Kelautan dan Perikanan RI :
http://satupeta.kkp.go.id/gis/home/
Portal data Kementerian Kelautan dan Perikanan RI :
https://satudata.kkp.go.id/
Sistem Prediksi Kelautan :
http://118.97.27.101/
Dataset Nasional terkait Kelautan :
https://data.go.id/group/kemaritiman
Laut Nusantara - Melalui aplikasi ini, pengguna aplikasi Laut Nusantara akan bisa mendapatkan informasi mengenai sebaran ikan nasional, sebaran ikan pelabuhan, dan sebaran ikan berdasarkan jenisnya. Selain itu, juga tersaji informasi mengenai potensi dan isu kelautan lainnya seperti terumbu karang, pelestarian biota laut, hingga ancaman pencemaran.
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.klik.lautnusantara&hl=en
eFishery – platform ini berusaha untuk mendisrupsi industri akuakultur dan memecahkah masalah global di bidang ketahanan pangan, menciptakan dampak nyata demi keberlangsungan hidup manusia.
https://efishery.com/
Global Fishing Watch – web dari organisasi nirlaba bernama sama yang dibentuk dari kolaborasi Google sebagai penyedia perangkat untuk memproses big data, SkyTruth sebagai ahli pengguna teknologi satelit untuk lingkungan, dan Oceana sebagai sebuah organisasi internasional yang pro terhadap konservasi lautan.
http://www.globalfishingwatch.org/
Hak Cipta terhadap tiap Aplikasi yang memenangkan Challenge ini tetap menjadi milik Developer.
Challenge ini dapat diikuti oleh semua Aplikasi, sesuai dengan kriteria yang berlaku.
Anda dapat memasukkan sebanyak mungkin Aplikasi yang Anda miliki.
Challenge Selesai