Cerita Ubaedilah Ubad, Lulusan Program Beasiswa IDCamp 2022 yang Punya Usaha Keras untuk Memajukan Yayasan Pendidikan yang Telah Membesarkannya
“Keberhasilan bukanlah suatu kebetulan. Ia merupakan kerja keras, ketekunan, pembelajaran, pengorbanan, dan kebanyakan adalah rasa cinta akan sesuatu yang kamu kerjakan atau pelajari.”
Pele, Mantan Pesepak Bola Brazil
Tak ada yang lebih mulia dari menjadi pribadi yang bermanfaat bagi sekitar. Kemuliaan ini juga dimiliki oleh Ubaedilah Ubad (23) seorang pemuda asal Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor. Senantiasa menjadi seseorang yang tak pernah lupa akan kebaikan orang lain di sekitarnya, pemilik nama panggilan Ubaed ini giat menuntut ilmu agar bisa memajukan sebuah yayasan pendidikan sederhana yang pernah “membesarkan”-nya dulu.
Usaha Ubaed untuk menjadi pribadi yang bermanfaat ini dimulai dengan menjadi seorang calon talenta digital yang menuntut ilmu secara mandiri. Kemudian, di tengah perjalanannya, Program Beasiswa IDCamp 2022 hadir untuk membantu Ubaed agar lebih berkembang. Bagaimana usaha Ubaed untuk bisa menjadi talenta teknologi unggulan yang dapat menebarkan manfaat bagi orang-orang di sekitarnya? Mari kita simak ceritanya.
💻 Mulai Belajar Pemrograman
Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.
Daftar SekarangTerancam Putus Sekolah saat SMP
Kesederhanaan sudah menjadi teman baik Ubaed sejak kecil. Ia adalah anak ketiga dari lima bersaudara dengan sepasang orang tua yang luar biasa. Ibu Ubaed berperan sebagai ibu rumah tangga, sedangkan ayahnya adalah seorang pedagang roti keliling yang merantau dari Jasinga ke Tomang, Jakarta Barat. Berperan sebagai seorang tulang punggung keluarga, ayah Ubaed hanya pulang dua minggu sekali untuk menemui keluarga.
Dari usaha dan kerja keras sang ayah yang berdagang roti, Ubaed berhasil menempuh pendidikan setingkat SMP. Saat itu, Ubaed bersekolah menengah di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Nurul Huda. Sejak mengenakan seragam putih biru inilah Ubaed mulai berkenalan dengan seperangkat komputer.
Biasanya, Ubaed akan pergi ke warnet terdekat, sepulang mengaji pada malam hari. Uang saku Ubaed yang terbatas membuatnya tak bisa berkunjung setiap hari. Ia hanya bisa menyalurkan minatnya terhadap komputer sebanyak dua minggu sekali.
Saat ketertarikan Ubaed terhadap komputer semakin besar, ia harus menghadapi kenyataan pahit bahwa kedua orang tuanya sudah tidak mampu menyekolahkannya hingga SMA. Ini membuat Ubaed terancam putus sekolah. Namun, hal baik menghampiri Ubaed yang selalu mendapatkan peringkat kedua selama sekolah.
Hati ketua yayasan MTs Nurul Huda terketuk untuk membiayai pendidikan lanjutan Ubaed. Setelah meminta izin kepada kedua orang tuanya, akhirnya, Ubaed berhasil melanjutkan sekolah ke SMK Ar Rahmah Jasinga. Sekolah vokasi ini berada di bawah yayasan yang sama dengan MTs tempat Ubaed bersekolah dulu.
Ketika itu, Ubaed merasa selangkah lebih dekat dengan mimpinya karena berhasil melanjutkan pendidikan. Terlebih, sekolah barunya memiliki seperangkat komputer tempat ia bisa menyalurkan minatnya.
Tak Hanya Mendalami Satu Bidang Ilmu
Saat hari-hari Ubaed sebagai Siswa SMK Ar-Rahmah dimulai, kegiatannya tidak hanya diisi dengan belajar. Terkadang, ia membantu ibu pemilik yayasan untuk berjualan di kantin. Sering kali Ubaed juga turun tangan membersihkan sekolah tempatnya belajar. Semua itu Ubaed lakukan untuk membalas kebaikan orang-orang yang telah membuka jalan untuknya melanjutkan pendidikan.
Pada waktu luang, Ubaed sering mengisi waktu dengan bermain komputer sekolah. Minat Ubaed terhadap dunia teknologi yang semakin hari semakin besar membuatnya bercita-cita untuk bisa berkuliah pada bidang informatika selepas lulus nanti, meski saat ini Ubaed mengambil jurusan Administrasi Perkantoran di SMK. Namun, saat ijazah SMK sudah di tangan, Ubaed harus menerima kenyataan bahwa ia tak punya biaya untuk bisa berkuliah.
Lagi-lagi, pihak yayasan membantu Ubaed untuk bisa melanjutkan pendidikan. Namun, Ubaed diminta untuk berkuliah pada program studi Ekonomi Syariah karena pihak yayasan ingin agar Ubaed yang berdedikasi tinggi tersebut mengajar pada jurusan Ekonomi Syariah di SMK Ar-Rahmah kelak. Berpikir bahwa tak semua orang seberuntung dirinya bisa melanjutkan kuliah secara cuma-cuma, akhirnya, Ubaed menerima tawaran tersebut.
“Jadilah seseorang yang tidak hanya mau mempelajari satu bidang ilmu karena kita tidak pernah tahu masa depan kita kelak akan seperti apa dan ilmu mana yang akan kita pakai nantinya.” Itulah yang Ubaed yakini saat akhirnya setuju untuk menjadi Mahasiswa Ekonomi Islam di Institut Ummul Quro Al-Islami.
Meski pada akhirnya menjadi seorang mahasiswa program studi Ekonomi Islam, mimpi kecil Ubaed untuk mendalami ilmu teknologi masih menyala.
Usaha Keras Ubaed untuk Mendalami Ilmu Teknologi
Semenjak berkuliah, aktivitas Ubaed kian padat. Pada pukul 07.00 pagi hingga 12.00 siang, Ubaed akan mengisi waktunya di SMK Ar-Rahmah sebagai seorang operator. Di sana, Ubaed memiliki tugas yang cukup banyak, mulai dari mengelola infrastruktur teknologi sekolah, memenuhi kebutuhan para administrasi guru, hingga sesekali membantu membersihkan sekolah. Kemudian pada pukul 12.00 siang sampai malam, Ubaed akan menghadiri perkuliahan secara reguler di Institut Ummul Quro Al-Islami.
Setelah empat tahun menjalani perkuliahan dengan kegiatan yang sangat padat, akhirnya, Ubaed berhasil lulus. Pengabdiannya untuk menjadi pengajar di SMK Ar-Rahmah dan MTs Nurul Huda pun dimulai. Meski begitu, Ubaed masih berperan sebagai seorang operator.
Kualitas pekerjaan Ubaed yang sangat baik membuat pihak yayasan yang telah banyak membantunya mempercayakan kemajuan yayasan pada Ubaed. Ini menjadi tantangan tersendiri untuknya.
“Yayasan yang membesarkan saya ini memang yayasan yang sangat sederhana. Banyak kegiatannya masih dilakukan secara manual. Oleh karena itu, saya ingin membesarkan yayasan saya ini setidaknya dari sisi literasi digitalnya. Jadi meski yayasan ini kecil, saya ingin sekolah-sekolah yang saya kelola maju dari segi pengetahuan teknologi,” begitu ceritanya.
Tekad kuat Ubaed inilah yang membuatnya memiliki usaha luar biasa untuk mempelajari teknologi secara autodidak. Ia mengisi waktu luangnya dengan mencari sumber pembelajaran teknologi gratis yang ada di internet. Sayangnya, belajar mandiri bagi seorang pemula seperti Ubaed membuatnya cenderung tidak terarah. Oleh karena itu, Ubaed pun mulai pencari platform pembelajaran teknologi yang dapat ia andalkan di internet.
Ikut IDCamp sebagai Bagian dari Usaha Ubaed untuk Maju
Pencarian Ubaed menuntunnya pada berbagai platform pembelajaran teknologi daring di internet. Sayangnya, biaya yang harus dikeluarkan untuk belajar teknologi cukup mahal bagi Ubaed. Di tengah pencariannya, Ubaed menemukan Dicoding.
Cerita-cerita inspiratif yang Ubaed baca di blog Dicoding membuat ia menilai wadah pembelajaran satu ini memiliki reputasi yang sangat baik. Oleh karena itu, Ubaed pun memutuskan untuk mengikuti media sosial Dicoding.
Dari media sosial Dicoding, Ubaed berkenalan dengan Program Beasiswa IDCamp 2022. Ia melihat program beasiswa ini adalah kesempatan emas baginya untuk mendalami ilmu teknologi secara gratis. Akhirnya, setelah mendaftar dan berhasil diterima, Ubaed melalui 41 jam belajar untuk mengikuti kelas Belajar Dasar Pemrograman Web. Setelah itu, Ubaed mengambil kelas Belajar Membuat Front-End Web untuk Pemula yang berlangsung selama 45 jam.
Proses belajar Ubaed di IDCamp bukannya tanpa tantangan. Sebagai seseorang yang bekerja secara purnawaktu, ia harus menjadi orang yang datang paling pagi dan pulang paling malam dari sekolah. Ini karena Ubaed memerlukan waktu ekstra untuk bisa berproses dengan baik di IDCamp. Namun, usaha Ubaed berbuah manis saat ia memperoleh ilmu yang bermanfaat dari IDCamp.
Mencerdaskan Siswa-Siswi yang Berminat Belajar Teknologi
Berbagai materi bermanfaat yang Ubaed peroleh dari IDCamp ia catat dengan rapi di bukunya. Materi-materi tersebut kemudian ia gunakan sebagai bahan ajar bagi siswa-siswinya yang berminat untuk mendapatkan pelajaran tambahan mengenai teknologi. Tingginya antusiasme siswa ini membuat Ubaed membentuk sebuah kelompok belajar.
Hati Ubaed merasa penuh melihat ia bisa menjadi pribadi yang bermanfaat bagi anak-anak didiknya. Terlebih, salah satu siswi Ubaed adalah seorang penyandang disabilitas dengan semangat belajar yang lebih unggul dari teman-temannya.
Belajar di IDCamp juga membuat Ubaed merasa lebih percaya diri untuk memajukan yayasan tempatnya bernaung dari segi teknologi. Pelan-pelan Ubaed menerapkan ilmu dari IDCamp untuk mendorong lingkungannya supaya lebih “melek teknologi”.
Antusiasme belajar yang selalu Ubaed miliki dinyalakan oleh sebuah kalimat motivasi yang senantiasa ia pegang:
“Hiduplah untuk berilmu, kelak ilmu akan menghidupimu.”
Terbukti, saat ini ilmu telah berhasil menghidupi Ubaed yang dulu bahkan sempat hampir putus sekolah. Tak hanya itu, Ubaed yang berasal dari sebuah desa kecil, yang mayoritas penduduknya bekerja sebagai buruh dan petani, menjadi sosok teladan bagi warga karena ilmu dan manfaat yang senantiasa ia sebarkan pada lingkungan sekitarnya.