Cerita Sukron Chafidhi, Lulusan Program Fasilitasi Baparekraf Digital Talent (BDT) 2023, yang Memiliki Usaha Luar Biasa untuk Belajar
“Perjalanan sejauh ribuan mil dimulai dari sebuah langkah kecil.”
– Lao Tzu, Filsuf Tiongkok
Selalu ada langkah kecil yang menjadi permulaan dari perjalanan panjang menuju tujuan kita. Sampainya kita pada tujuan tersebut dapat terjadi karena adanya pengulangan langkah-langkah kecil yang kita lakukan setiap hari. Kelak, langkah kecil itu akan membawa kita pada sesuatu yang menjadi cita-cita kita.
Sukron Chafidhi (22) percaya akan hal ini. Ia tahu bahwa mimpi besar tidak harus selalu dimulai dengan usaha yang besar. Pemuda yang akrab dipanggil Sukron ini memahami bahwa faktor penentu keberhasilannya menggapai mimpi ada pada usaha-usaha kecilnya yang dilakukan secara konsisten.
💻 Mulai Belajar Pemrograman
Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.
Daftar SekarangCita-cita Sukron adalah menjadi seorang talenta teknologi yang dapat berkarier di industri. Sebelum bisa sampai di sana, ia melangkah pelan-pelan dan membekali diri dengan ilmu teknologi yang relevan. Salah satu upaya yang Sukron lakukan agar bisa sampai pada mimpinya adalah belajar dalam Program Fasilitasi BDT 2023.
Bagaimana perjalanan dan upaya Sukron untuk bisa selangkah lebih dekat dengan mimpinya? Mari kita baca cerita lengkapnya!
Putra Petani yang Bercita-Cita Menjadi Programmer
Di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Sukron tinggal bersama kedua orang tuanya yang berprofesi sebagai petani. Ia adalah anak kelima dari lima bersaudara. Meski berasal dari keluarga sederhana, tak ada harapan khusus dari kedua orang tua Sukron baginya berkenaan dengan materi. Mereka hanya ingin Sukron menjadi pribadi yang baik budinya dan dekat dengan Tuhannya.
“Keluarga saya adalah keluarga yang sederhana. Kebutuhan kami mencukupi, tetapi terkadang agak sulit jika Bapak dan Ibu sedang gagal panen,” begitu ceritanya.
Untuk bisa menjadi penyejuk hati ayah dan ibunya, Sukron berusaha sebaik mungkin untuk menjadi anak yang berbakti dan berprestasi dari segi akademik. Semasa bersekolah di MTs Miftahul Huda Jambon, dari semua mata pelajaran yang ada, Sukron jatuh cinta pada bidang studi Teknologi, Informasi, dan Komunikasi (TIK).
Pada jam pelajaran tersebut, Sukron dapat mempelajari banyak hal yang menarik perhatiannya, seperti cara kerja jaringan, cara mengoperasikan Microsoft Word, dan banyak lagi. Meski pada satu komputer sekolah Sukron harus berbagi dengan dua sampai tiga temannya, minatnya terhadap teknologi terus tumbuh.
Minat tersebut akhirnya membawa Sukron untuk berselancar di internet dan mencari tahu lebih banyak mengenai dunia teknologi. Bermodalkan ponsel lama dan kuota hanya beberapa megabit, Sukron membuka wawasannya di dunia maya dan mengetahui bahwa di dunia ini, ada sebuah profesi yang bernama programmer. Sejak saat itu, ia bercita-cita untuk menjadi programmer.
Sempat Dilema antara Berkuliah atau Bekerja
Siapa yang tak ingin berhasil menggapai cita-cita? Seperti kita, Sukron pun ingin menggapai mimpinya sebagai seorang talenta teknologi. Namun, ia sempat dirundung dilema melihat kondisi ekonomi keluarga.
Sukron melihat keempat kakaknya sudah bekerja dan berhasil meringankan beban ekonomi orang tua. Ia pun ingin menjadi sosok seperti itu. Hal itu membuat Sukron bingung untuk memilih antara melanjutkan kuliah selepas lulus SMA atau langsung bekerja demi bisa membantu Ibu dan Bapak.
Rupanya, keinginan Sukron untuk mengenyam pendidikan tinggi jauh lebih besar. Agar bisa memiliki masa depan yang lebih baik, Sukron pun mendaftarkan diri ke Universitas Trunojoyo Madura melalui jalur Beasiswa Bidikmisi. Program studi pilihannya adalah Teknik Mesin dan Industri karena saat itu, Sukron belum memiliki laptop atau komputer.
“Meski saya berkuliah di bidang yang bukan teknologi, saya yakin, saya tetap bisa belajar teknologi suatu hari nanti jika saya sudah memiliki perangkat sendiri. Menurut saya, menjadi seseorang dengan wawasan mengenai mesin, industri, sekaligus teknologi, akan membuat saya menjadi talenta yang unggul.” Ia mengucapkannya dengan penuh keyakinan.
Akhirnya, Sukron berhasil memperoleh beasiswa tersebut dan berkuliah di universitas pilihannya. Untuk menyalurkan minatnya terhadap teknologi, Sukron menjadi bagian dari organisasi robotika di kampus. Keikutsertaannya dalam organisasi inilah yang mempertemukan Sukron dengan machine learning.
Usaha Sukron untuk Menyeimbangkan Waktu antara Belajar di Kampus dan Program Fasilitasi BDT 2023
Karena robotika memiliki kaitan erat dengan penerapan machine learning, Sukron merasa ia harus mempelajari ilmu teknologi satu ini. Agar wawasannya mengenai machine learning terbuka, ia mendaftarkan diri pada salah satu program beasiswa yang menawarkan pembelajaran machine learning di Dicoding. Keikutsertaannya pada program beasiswa ini membuat Sukron berhasil menyelesaikan kelas Machine Learning tingkat pemula.
Setelah memperoleh pengetahuan dasar machine learning, Sukron mendapatkan informasi beasiswa belajar machine learning lainnya. Dari sebuah grup programmer yang Sukron ikuti, ia diberi tahu tentang Program Fasilitasi BDT 2023 yang menawarkan kelas Machine Learning Terapan.
Mengetahui bahwa platform belajar yang digunakan pada program tersebut adalah Dicoding, Sukron bersemangat untuk ikut. Ia merasa belajar di kanal Dicoding membuatnya lebih mudah memahami materi yang disajikan. Setelah mendaftar pada Program Fasilitasi BDT 2023, akhirnya Sukron berhasil diterima.
“Pengalaman belajar di BDT 2023 cukup menantang karena sambil menjalani program ini, saya harus menyelesaikan skripsi di kampus,” ujarnya.
Sambil berusaha menyeimbangkan waktu antara belajar dalam Program Fasilitasi BDT 2023 dan menggarap skripsi, Sukron tiba-tiba dihadapkan pada tantangan lain. Proposal skripsi yang diajukannya dianggap tidak sesuai dan ia harus mengganti metode penelitiannya menjadi metode object detection. Sayangnya, saat itu, Sukron belum tahu apa-apa mengenai metode satu itu.
Keberhasilan Usaha Sukron untuk Lulus dari Program Fasilitasi BDT 2023 dan Kampus
Sukron hanya punya sisa waktu empat minggu untuk mengubah metode penelitian skripsinya dan mengikuti sidang. Namun, ia sama sekali belum kenal dengan metode object detection yang perlu ia gunakan atas instruksi dosen pembimbingnya.
Beruntung, Sukron menemukan bahwa kelas Machine Learning Terapan dalam Program Fasilitasi BDT 2023 membekalinya dengan materi object detection. Agar bisa menyongsong momen sidang dengan sempurna, Sukron mempelajari materi tersebut dengan sungguh-sungguh agar skripsinya bisa ia perbaiki. Berbekal ilmu yang ia peroleh dari program pelatihan ini, akhirnya, Sukron berhasil menjalani sidang dengan baik.
“Belajar di Program Fasilitasi BDT 2023 benar-benar mendorong saya untuk pandai membagi waktu. Saya jadi bisa menyelesaikan skripsi tepat waktu, lulus dari program ini, dan akhirnya memiliki keinginan untuk mengubah diri agar menjadi pribadi yang lebih disiplin,” ceritanya.
Kini, setelah resmi lulus baik dari kampus maupun dari Program Fasilitasi BDT 2023, Sukron masih menggunakan waktunya untuk membekali diri dengan ilmu-ilmu machine learning agar bisa lebih siap berkarier dalam bidang yang diminatinya ini. Selain itu, Sukron pun tengah mengerjakan proyek pembuatan sebuah website dengan dosennya.
Peran Penting sebuah Upaya terhadap Keberhasilan
Sukron merasa belajar dalam Program Fasilitasi BDT 2023 benar-benar mengubahnya. Ia tidak hanya menjadi calon talenta digital yang siap melangkah lebih jauh untuk menyongsong karier pertamanya, tetapi juga menjadi pribadi yang terdorong untuk belajar banyak dan membentuk kebiasaan baik.
Terbiasa membaca materi yang disajikan pada platform Dicoding membuat minat baca Sukron tumbuh. Hobi membacanya itu ia salurkan dengan melahap habis buku Atomic Habits karya James Clear.
Sejalan dengan cara belajarnya dalam Program Fasilitasi BDT 2023 dan apa yang dibaca pada buku Atomic Habits, ia percaya bahwa usaha kecil yang dilakukan secara konstan akan memberikan hasil yang memuaskan di masa depan.
“Saya menyukai apa yang diungkapkan oleh Jacob Riis, seorang Wartawan Amerika Serikat, pada buku Atomic Habits berikut:
Ketika apa pun terkesan tak ada gunanya, saya sengaja pergi menyaksikan tukang batu mengayunkan martil ke sebongkah batu cadas, mungkin sampai seratus kali, tanpa menghasilkan satu retakan pun pada batu cadas itu. Namun, hantaman keseratus satu kali cadas itu akan terbelah menjadi dua, dan saya tahu bukan hantaman terakhir yang menyebabkannya, melainkan semua hantaman yang dilakukan sebelumnya.” Begitulah Sukron mengutipnya.
Kutipan tersebut sungguh menguatkan Sukron selama perjalanan belajarnya dalam Program Fasilitasi BDT 2023. Ia percaya bahwa setiap langkah dan usaha yang ia lakukan di hari ini akan membawanya lebih dekat dengan mimpinya suatu hari nanti. Milikilah semangat belajar yang sama seperti Sukron Chafidhi!