Cerita Muhamad Irwan Ramadhan, Talenta Digital Lulusan SIB Dicoding Cycle 1
Muhamad Irwan Ramadhan (25) tak menyangka bahwa inovasi yang ia bangun bersama kawan-kawannya di Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Jawa Barat bisa dicoba langsung oleh Presiden Republik Indonesia periode 2019 – 2024, Bapak Ir. H. Joko Widodo. Momen tersebut berlangsung pada acara peluncuran Samsat Digital Leuwipanjang bulan Februari (03/02) awal tahun ini.
💻 Mulai Belajar Pemrograman
Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.
Daftar SekarangSamsat Digital Leuwipanjang adalah samsat pertama di Indonesia yang menyediakan layanan pembayaran pajak 5 (lima) tahunan secara drive thru, sehingga wajib pajak tidak perlu mengantri, membawa fotokopi berkas, dan mengisi formulir. Dalam inovasi tersebut, Irwan berperan sebagai lead pada tim mobile dan bertanggung jawab untuk mengembangkan front-end aplikasi yang digunakan pada aplikasi samsat digital.
Sebelum inovasinya bisa dinikmati oleh banyak warga Jawa Barat, Irwan adalah seorang mahasiswa yang memahami pentingnya mempertajam skills, memperluas relasi, dan melahirkan inovasi. Pada perjalanannya membentuk diri menjadi seorang talenta digital andal, Irwan belajar di program Studi Independen Bersertifikat (SIB) Dicoding Cycle 1.
Sebagai lulusan SIB Dicoding Cycle 1, bagaimana ceritanya Irwan bisa berkarya di Bapenda Jabar dan inovasinya dipakai oleh warga Jawa Barat? Mari kita baca selengkapnya!
Terinspirasi Sang Kakak untuk Jadi Talenta Digital
Saat ditanya siapa sosok yang menginspirasinya untuk menjadi talenta digital, Irwan menjawab, “Kakak saya.” Bungsu dari dua bersaudara ini tumbuh dengan nilai-nilai kedisiplinan ala militer karena sang ayah merupakan pensiunan TNI dan sang ibu adalah ibu rumah tangga. Namun, soal menentukan masa depan, Irwan memiliki kebebasan penuh selama ia bertanggung jawab.
Dari banyaknya minat yang bisa Irwan pilih, ia jatuh hati pada teknologi. Semasa SMP, Irwan selalu memperhatikan kakaknya yang sering mengotak-atik komputer. Ia terinspirasi untuk melakukan hal sama dan sang kakak mendukungnya.
“Kakak nyuruh saya ngoprek komputernya dan katanya kalau rusak enggak masalah, toh bisa dibenerin,” kenang Irwan.
Melihat sang kakak benar-benar menekuni bidang informatika dengan bersekolah di SMK, berkuliah di jurusan teknologi, hingga akhirnya menjadi staf IT di sebuah bank swasta besar di Indonesia, Irwan mantap untuk menempuh jalan yang sama.
Sempat Mengambil Jeda Kuliah dan Bingung Menentukan Arah
Mengikuti jejak kakaknya, selepas lulus SMP, Irwan melanjutkan pendidikan ke SMK, tepatnya SMK Negeri 2 Baleendah, Kabupaten Bandung. Di sana, ia mengambil jurusan Teknik Komputer dan Jaringan, lalu lulus pada tahun 2017.
Tamat SMK, Irwan sempat diterima di salah satu universitas dengan jurusan D3 Teknik Komputer. Namun, Irwan berkeinginan untuk bisa mengambil studi S1. Alhasil, tawaran tersebut ditolaknya. Ia pun mengambil jeda setahun penuh untuk menentukan arah pendidikan lanjutannya.
“Selama setahun gap year, saya sempat ikut latihan fisik untuk persiapan penerimaan Bintara TNI, ikut jejak Bapak. Selain itu, saya juga tertarik sama fotografi, jadi saya kepikiran untuk lanjut kuliah di Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI), jurusan D4 Televisi dan Film. Namun, Kakak arahin saya untuk ambil ujian Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN),” ungkap Irwan.
Keikutsertaan Irwan pada ujian SBMPTN berbuah penerimaan di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), jurusan Pendidikan Teknologi dan Sistem Informasi. Saat itu, Irwan mantap untuk melanjutkan studinya di UPI.
Tertarik pada Flutter, Irwan Belajar di SIB Dicoding Cycle 1
Saat hari-harinya di UPI dimulai, Irwan semakin bisa menyusun rencana karier masa depannya. Ia sempat melakukan riset secara pribadi dan menemukan bahwa seorang mobile developer biasanya cenderung memiliki penghasilan yang lebih besar dibandingkan peran lainnya di dunia teknologi.
Tertarik untuk mempelajari pengembangan mobile, Irwan sempat ikut berbagai program belajar di Dicoding yang menawarkan kelas Android gratis. Selain Android, Irwan juga mempelajari front-end di Dicoding.
“Waktu ngeliat Dicoding punya program SIB dan ada alur belajar Pengembangan Android dan Multi-Platform, saya yang tertarik buat belajar Flutter jadi pengen ikutan program ini,” ucap Irwan.
Setelah mendaftar, Irwan resmi menjadi peserta SIB Dicoding Cycle 1 dan mendalami Flutter dengan berbagai tantangan yang mesti ia hadapi, dimulai dari laptop berspesifikasi pas-pasan, hingga submission yang menurutnya cukup menantang.
Meski begitu, Irwan merasa beruntung bisa memperluas relasinya secara profesional dan menambah wawasan melalui sesi live yang berlangsung setiap minggu di SIB Dicoding Cycle 1. Selain itu, ia pun berkesempatan untuk belajar membangun aplikasi sewa tempat futsal, di mana pengguna bisa melakukan pemesanan secara daring, untuk tugas akhirnya di SIB Dicoding.
Mendapatkan Kesempatan untuk Berkarya di Bapenda
Setelah 600 jam belajar di SIB Dicoding, Irwan lulus dan mengimplementasikan ilmu Flutter yang ia dapatkan untuk skripsi yang digarapnya. Saat itu, ia mengembangkan sebuah aplikasi pembelajaran bagi anak dengan disleksia. Kebetulan, dosen pembimbing Irwan adalah bagian dari Jabar Digital Service, sebuah unit di bawah Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat.
Dosen pembimbing Irwan memiliki koneksi profesional di Bapenda karena beliau terlibat dalam pengembangan aplikasi Sambara, sebuah aplikasi pembayaran pajak kendaraan tahunan bagi warga Jawa Barat. Pimpinannya di Bapenda memerlukan seorang mobile engineer dan kesempatan itu ditawarkan pada Irwan. Sebagai calon lulusan baru yang terbuka dengan berbagai kesempatan, Irwan menerima tawaran tersebut.
Menjadi bagian dari institusi pemerintahan, Irwan dituntut untuk menjadi talenta digital yang inovatif. Beberapa inovasi pun dikembangkannya selama di Bapenda, salah satunya adalah fitur pada aplikasi yang bisa digunakan oleh pejabat pengawas Bapenda saat ingin melakukan verifikasi seorang wajib pajak yang ingin melakukan proteksi kendaraan.
Selain itu, Irwan pun turut mengembangkan Atos Pamor yang merupakan singkatan dari Aplikasi Telusur Objek dan Subjek Pajak Kendaraan Bermotor. Aplikasi ini dapat membantu menelusuri kepemilikan kendaraan bermotor apabila subjek pajak tidak melaksanakan kewajibannya.
Mengembangkan Inovasi untuk Warga Jawa Barat
“Selain inovasi-inovasi tadi, saya juga berkontribusi pada pengembangan teknologi Samsat Digital Mandiri, sebuah kios di mana subjek pajak bisa melakukan pembayaran pajak kendaraan bermotor secara drive thru. Sebagai mobile lead, saya berkontribusi pada pengembangan front-end. Inovasi tersebut sempat dicoba langsung oleh Bapak Presiden Joko Widodo saat peluncurannya di Terminal Leuwipanjang, Bandung,” ujar Irwan.
Saat ditanya pembelajaran mana dari SIB Dicoding yang paling berpengaruh terhadap kesuksesan Irwan dalam berkarya, ia menjawab, “Flutter.” Irwan mengaku bahwa seluruh kelas Flutter di Dicoding membantunya untuk bisa mengembangkan aplikasi yang bersifat multiplatform untuk Bapenda.
Kepada para calon talenta digital yang ingin mengikuti jejaknya, Irwan menekankan bahwa memperluas relasi sama pentingnya dengan menambah ilmu. Selain itu, menurut Irwan, seorang talenta digital tidak boleh cepat puas dengan hasil belajarnya yang sekarang.
Karya-karya yang Irwan bangun adalah bukti bahwa ia merupakan talenta digital yang tak pernah cepat puas dengan kemampuannya. Sebuah sikap yang sangat patut untuk kita contoh.