Tiada Kata Lelah untuk Mempersiapkan Diri Jadi Talenta Digital yang Berprestasi

Tiada Kata Lelah untuk Mempersiapkan Diri Jadi Talenta Digital yang Berprestasi

Cerita Andrew Benedictus Jamesie, Talenta Digital Lulusan Program-Program Belajar di Dicoding

Mimpi akan tetap menjadi sekadar mimpi jika kita tidak bangun dan mewujudkannya. Andrew Benedictus Jamesie (21) adalah seorang pemuda asal Medan yang memilih untuk tidak hanya bangun demi mewujudkan mimpinya, tetapi juga memiliki upaya lebih keras dibandingkan yang lain supaya cita-citanya bisa jadi nyata.

Pernah ikut serta dan aktif dalam enam program belajar di Dicoding pada satu bulan yang sama sekaligus adalah salah satu usaha keras pemilik panggilan Andrew ini demi menjadi talenta digital. Apa yang membuat Andrew memiliki energi luar biasa untuk belajar dan tak kenal lelah dalam mengejar mimpinya? Mari kita baca cerita lengkapnya!

💻 Mulai Belajar Pemrograman

Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.

Daftar Sekarang

Punya Keterbatasan Pilihan Aktivitas Fisik karena Sakit yang Diderita

Medali dan piagam Andrew

Di Medan, Andrew lahir dan dibesarkan oleh kedua orang tua yang mengajari pentingnya arti kerja keras diimbangi dengan berdoa. Punya seorang kakak dan seorang adik, Andrew serta kedua saudaranya adalah tiga bersaudara yang senantiasa membanggakan kedua orang tua dengan prestasi-prestasi belajar di sekolah, meski ayah dan ibu Andrew tidak pernah menuntut apa-apa.

Saat duduk di bangku SMP, kehidupan Andrew perlahan berubah. Tubuhnya memberikan sinyal-sinyal tak biasa saat ia berdiri terlalu lama atau kelelahan, seperti nyeri pada tangan, kaki, serta sendi.

“Awalnya, aku dikira osteoporosis. Orang tua sempat mengeluarkan uang jutaan rupiah untuk pengobatanku,” tutur Andrew.

Akhirnya, saat beranjak ke SMA, ditemukanlah bahwa Andrew adalah salah satu dari 1% populasi dunia yang mengalami Juvenile Rheumatoid Arthritis (RA). Saat sakitnya kambuh, Andrew akan merasakan nyeri pada bagian persendiannya. 

Penyakit inilah yang membuat gerak dan kegiatan Andrew terbatas karena ia tidak boleh terlalu lelah, khususnya untuk aktivitas yang terpapar panas matahari langsung.

Keterbatasan kegiatan fisik Andrew membuatnya mencari aktivitas dalam ruangan yang dirasa menyenangkan untuknya. Saat itu, tak ada pilihan bagi Andrew selain bermain game di komputer. Namun, siapa sangka jika pilihan terbatas yang Andrew miliki untuk berkegiatan saat itu nantinya akan menuntunnya pada karier sukses di masa depan?

Lulus dari 8 Program Belajar di Dicoding Selama 13 Bulan

Andrew, ketika mengikuti program Bangkit

Dimulai dari rutinitasnya bermain game komputer, minat Andrew terhadap teknologi tumbuh. Minat inilah yang membuat Andrew mantap untuk bercita-cita menjadi seorang talenta digital di masa depan. Untuk bisa sampai pada mimpinya, langkah Andrew dimulai dengan berkuliah di jurusan Ilmu Komputer, Universitas Sumatera Utara, pada tahun 2020.

Dua tahun menjalani perkuliahan jarak jauh saat pandemi melanda, Andrew merasa harus mengeksplor dunia teknologi lebih jauh jika benar-benar ingin berkarier dalam bidang ini. Oleh karenanya, saat promosi program IDCamp 2022 di Dicoding lewat di Instagram-nya, Andrew tak berpikir dua kali untuk ikut serta. Rasa penasarannya terhadap cara mengembangkan aplikasi Android juga mendorong Andrew untuk daftar ke program tersebut.

Rupanya, keikutsertaan Andrew pada program IDCamp di Dicoding pada bulan Mei 2022 menjadi awal mula perjalanannya bergabung dalam berbagai program belajar yang ada di Dicoding hingga bulan Juni 2023. Tercatat selama tiga belas bulan Andrew belajar di Dicoding, ia sudah lulus dari total delapan program belajar yang ada.

Program-program kenamaan, seperti IDCamp, Digital Talent Scholarship (DTS), Lintasarta Cloudeka Digischool, serta AWS DevOps & Back-End Scholarship, sudah Andrew luluskan. Dari program-program tersebut, Andrew belajar banyak soal IT Support, Cloud, Data Analytics, DevOps, hingga Back-End.

Ikut Program dengan Bobot Jam Belajar Tinggi sambil Bekerja Sampingan

Bangkit Merchandise

Selain program-program di atas, Andrew juga lulus dengan performa yang luar biasa dalam program-program berstandar tinggi di Dicoding dengan bobot 900 jam belajar, seperti Studi Independen Bersertifikat (SIB) Dicoding dan Bangkit. Dalam kedua program ini, Andrew memperdalam ilmu pada bidang front-end dan machine learning.

Pada SIB Dicoding Cycle 3, Andrew berhasil menjadi distinction graduate. Selain itu, capstone project-nya, yakni aplikasi pemantau kualitas air, mendapat predikat terbaik. Kemudian, dalam Bangkit 2023 Batch 1, Andrew juga sukses menjadi salah satu lulusan terbaik meski saat itu ia sempat dilanda ujian.

“Saat mulai belajar di Bangkit, keluargaku sempat mengalami kendala finansial yang membuat aku enggak lagi dibiayai oleh kedua orang tua saat beranjak ke semester 6, bersamaan dengan ikut Bangkit. Untuk bisa tetap bayar uang kuliah, aku bekerja sampingan sebagai Asisten Dosen di kampus. Jadi, menurutku, alasan finansial itu harusnya enggak menghambat seseorang untuk menjadi talenta digital yang sukses,” kenangnya.

Andrew pun menambahkan bahwa ia semangat belajar di Dicoding karena yang ia cari adalah experience belajar itu sendiri. Selain itu, menurutnya, teknologi tak pernah berhenti berkembang dan talentanya pun punya banyak alasan untuk tidak pernah berhenti belajar.

Perjalanan Belajar yang Penuh Tantangan dan Semangat untuk Balik Berkontribusi

Proses belajar Andrew selama 13 bulan di Dicoding bukannya tanpa tantangan. Ia harus pandai membagi waktu antara berkuliah dan belajar di Dicoding. Bahkan, ada masa-masa ia harus meluangkan waktu untuk mengerjakan proyek riset bersama dosennya.

“Biasanya, pagi sampai siang, aku fokus untuk kuliah dulu. Kalau ada waktu kosong di sela-sela jam kuliah, aku pake buat ngerjain proyek riset. Sore sampai malam, aku fokus belajar di Dicoding. Kadang, saking sibuknya, aku sampai lupa makan, sering juga tidur jam tiga dini hari. Hehe,” kenang Andrew.

Meski dihadapkan dengan tantangan, Andrew tetap menikmati proses belajarnya di Dicoding karena lingkungannya yang suportif. Apabila kesulitan Andrew hadapi di tengah perjalanan, ia bisa langsung mendiskusikannya di forum dan mendapatkan penyelesaian dari masalah belajarnya.

Selain itu, Andrew pun senang mengetahui Dicoding memberikan kesempatan bagi setiap peserta belajar untuk hands on pada proyek melalui submission yang ada. Pembelajaran berbasis praktik sangat cocok untuk Andrew.

Lulus dari program-program belajar di Dicoding, Andrew bersemangat untuk berkontribusi balik sebagai fasilitator atau mentor dalam berbagai program yang ada, seperti Baparekraf Digital Talent (BDT) Scholarship, Google Career Certificates (GCC) x Telkom, DTS Fresh Graduate Academy (FGA) & Professional Academy (PROA), serta DBS Foundation Coding Camp. Ketika ditanya apa yang memotivasi Andrew untuk berkontribusi balik, inilah jawabannya.

“Saat aku masih student dulu, Dicoding udah banyak banget bantu aku sukses belajar. Aku jadi punya pengalaman belajar teknologi terkini, ketemu teman baru dari berbagai background, bahkan networking. Intinya, aku enggak akan bisa seperti sekarang tanpa bantuan Dicoding. Jadi, kenapa enggak berkontribusi balik?”

Jadi Talenta Digital di Perusahaan Internasional

 

Setelah aktif menjadi peserta belajar di Dicoding sejak Mei 2022, kemudian berperan sebagai fasilitator di Dicoding hingga September 2023, Andrew fokus menyelesaikan studinya di Universitas Sumatera Utara. 

Akhirnya, pada Januari 2024, Andrew dinyatakan lulus dan resmi menyandang gelar sarjana. Selang dua bulan dari momen lulus sidangnya, Andrew diterima kerja.

Pada bulan Maret 2024, Andrew diterima sebagai Packaged App Development Analyst di Accenture Indonesia, sebuah perusahaan konsultan teknologi asal Amerika Serikat yang memiliki cabang di tanah air dan salah satunya berbasis di Batam.

Sebagai seorang Packaged App Development Analyst, Andrew bertanggung jawab untuk menjadi DevOps yang melakukan project handling dan terlibat dalam proses bug fixing pada tahap produksi dan deployment.

Pengalaman belajarnya di Dicoding sangat berkontribusi pada karier suksesnya di Accenture, khususnya saat Andrew berkesempatan untuk memperluas wawasan dalam bidang project management pada beberapa program, yakni Bangkit dan DTS PROA. 

Manajemen proyek tersebut bermanfaat bagi Andrew yang banyak bersinggungan dengan tanggung jawab pengelolaan proyek sehari-hari di perusahaan.

Meski saat ini Andrew sudah berkarier secara purnawaktu, ia masih aktif menjadi mentor dan fasilitator dalam program-program di Dicoding, yakni GCC x DTS FGA, GCC x Telkom, serta DBS Foundation Coding Camp.

“Konsisten dan Tanggung Jawab adalah Kunci Sukses Belajar.”

“Konsisten dan Tanggung Jawab adalah Kunci Sukses Belajar.” - Andrew, talenta digital

Sukses belajar di Dicoding dan berhasil berkarier sebagai seorang talenta teknologi, Andrew ingin membagikan pesan pada para talenta digital yang ingin mengikuti jejaknya.

“Untuk bisa sukses belajar di berbagai program di Dicoding, khususnya yang demanding seperti SIB Dicoding dan Bangkit, kuncinya adalah konsisten dan tanggung jawab. Jangan asal-asalan daftar program. Pikirkan baik-baik sebelum daftar dan tanya pada diri sendiri, ‘Apakah aku sanggup untuk menyelesaikannya dengan hasil yang terbaik atau tidak?’” ujar Andrew.

Keberhasilan Andrew belajar di Dicoding ia akui didorong oleh keinginannya untuk menantang dirinya sendiri. Ia ingin mengukur sejauh mana kemampuannya dalam belajar. Hasilnya? Andrew mampu menuntaskan kewajibannya sebagai peserta belajar dan tumbuh sebagai talenta digital yang siap berkarier di perusahaan berskala internasional.

“Dicoding adalah platform belajar yang bagus karena punya learning path yang bisa disesuaikan dengan minat dan tingkat kemampuan belajar kita. Kita bisa belajar dari nol atau dari tingkat menengah. Intinya, Dicoding bisa jadi starting point yang bagus untuk kalian yang ingin jadi talenta digital,” tutup Andrew.


Belajar Pemrograman Gratis
Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.