Tetap Produktif dengan 3 Tips Kerja sambil Kuliah
Katanya multitasking tidak bisa dilakukan semua orang.
Menurut penelitian dari David Strayer dan Jason Watson pada tahun 2010, terungkap fakta bahwa ternyata hanya 2,5% dari populasi di muka bumi yang mampu melakukan beberapa hal dalam kurun waktu yang sama secara optimal secara produktif. Golongan orang-orang luar biasa yang mampu melakukan hal tersebut dikenal dengan istilah “supertasker”!
Sumber data (https://www.newyorker.com/science/maria-konnikova/multitask-masters, https://archive.unews.utah.edu/news_releases/few-drive-well-while-yakking-on-phone/)
💻 Mulai Belajar Pemrograman
Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.
Daftar SekarangMungkin Mahatta Maulana, salah satu lulusan Program Fasilitasi Baparekraf Digital Talent (BDT) dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Baparekraf 2021, salah satunya. Hatta (22 tahun) adalah salah satu dari 22.905 peserta se-Indonesia yang telah mendapatkan beasiswa tersebut. Selain belajar online di Dicoding via beasiswa, mahasiswa program D3 Politeknik Negeri Malang ini juga tengah skripsi dan meniti karir sebagai seorang Android developer fulltime di, sebuah perusahaan startup dengan model jejaring sosial untuk tingkatkan Literasi Milenial dan Gen Z.
“Pendidikan formal dan ijazah saja tidak cukup untuk self growth” tuturnya.
Dari situ lantas ia pun mencari kesempatan lain untuk menambah value pada dirinya sekaligus mengasah skill yang ia miliki dengan mengikuti fasilitasi dari Baparekraf Digital Talent 2021 di kelas Belajar Android Jetpack Pro.
Terbesit tanya, “Kok bisa?” Bagaimana caranya Hatta bisa aktif menyelesaikan ketiga tanggung jawab itu sekaligus: kerja, kuliah, dan fasilitasi dari Baparekraf dan Dicoding?
Mari kita simak tips dari Hatta.
Networking itu penting
“Aku senang mengikuti banyak kegiatan workshop, seminar, open talks. Penting buat developer!,” seru Hatta.
Walaupun berbeda dengan pengalaman sebelum pandemi, networking di era serba online seperti sekarang, tetap jadi favoritnya.Ia pun aktif mengikuti berbagai komunitas di Malang, kotanya dan juga di kampusnya. Salah satu nya adalah komunitas Workshop Riset Informatika dimana Hatta pernah beberapa kali menjadi pemateri untuk materi Internet of Things. Karena komunitas dan jejaring inilah, ia mendapatkan referensi untuk mendapat kerja bahkan saat masih kuliah.
“Mengikuti acara dan masuk ke dalam komunitas itu bagiku adalah sebuah privilege banget, karena bisa tanya apa pun. Plus pointnya, aku jadi punya koneksi yang luas dan dari situ, aku bisa dapat rekomendasi yang baik,”ungkap Hatta.
Manajemen Waktu
Mungkin hal ini memang sulit untuk dilakukan. Tidak dipungkiri kadang Hatta pun kewalahan dan hampir menyerah saat harus membagi fokusnya untuk kerja, kuliah, serta beasiswa. Tapi karena ia sudah berkomitmen, Hatta pun belajar untuk melakukan manajemen waktu.
“Untuk survive, aku sudah coba dan pakai berbagai macam peranti untuk memastikan semua dapat dikerjakan mulai dari teknik seperti pomodoro dan sebagainya. Ya bisa dibilang cocok-cocokan,” ujar Hatta.
Agar tidak keteteran, salah satu teknik andalannya adalah membuat skala prioritas dan menjadwalkan kegiatan “to-do” -nya setiap hari. Contohnya saat kuliah pasti sudah ada jadwal pasti dan tugas pun sudah ada deadline-nya. Di pekerjaan pun sama. Karena jadwal meeting atau tenggat waktu nya sudah jelas, maka ia bisa memasukan ke skala prioritas dan menyisihkan waktu di sela-sela untuk belajar di Dicoding.
Saat tenggat waktu dari Dicoding sudah mendekat, Hatta kerap menyisihkan 5 jam untuk belajar setiap harinya. Tapi jika sibuk menggarap tugas kuliah atau kantor, 2 jam per hari belajar di dicoding.com pun cukup. Delapan (8) minggu lamanya ia menekuni studi, akhirnya berhasil lulus di kelas mahir pada fasilitasi BDT 2021 dengan nilai yang bagus. Aplikasi to-do list atau penjadwalan seperti Google calendar dan Horo juga telah membantu Hatta untuk melacak produktivitasnya sehari-hari.
Asah Skill dan Update Portofolio
Mengasah skill tentu menjadi keharusan untuk para programmer dan developer, tak terkecuali Hatta. Bergabung di platform Dicoding sejak 2018, Hatta telah mengikuti dan lulus dari beberapa kelas diantaranya Belajar Membuat Aplikasi Android untuk Pemula, Memulai Pemrograman Dengan Kotlin, Belajar Fundamental Aplikasi Android, Memulai Pemrograman Dengan Python.
Pada 2019 Hatta rupanya juga berhasil mengikuti Fasilitasi BDT di kelas Android menengah yaitu Belajar Fundamental Aplikasi Android.
Berlanjut tahun 2021 ia memantapkan diri untuk mengambil fasilitasi BDT di kelas mahir Belajar Android Jetpack Pro hingga akhirnya berhasil lulus di kelas terakhir pada alur belajar Android Developer di Dicoding ini. Ia merasakan sendiri bahwa belajar di Dicoding membantu Hatta untuk fokus dan mendalami lagi tentang Android, bidang yang sangat ia sukai.
“Saat mengambil fasilitasi di kelas Belajar Android Jetpack Pro dari Baparekraf dan Dicoding, saya merasa senang karena ilmunya benar-benar terpakai di dunia kerja.”
Di tempat saya kerja sekarang pada saat itu memang sedang transisi ke penggunaan bahasa pemrograman Kotlin. Ternyata di saat bersamaan kelas Belajar Android Jetpack Pro pun membahas Kotlin, jadi saya bisa langsung praktek. Materi yang diberikan oleh beasiswa Baparekraf dan Dicoding memang sesuai dengan kebutuhan industri.” (Hatta)
Ia mengaku pilihanya untuk komitmen mengasah skill nya saat kerja dan kuliah pada beasiswa BDT 2021 ini, tidaklah salah.
Sudah 365 jam ia habiskan untuk belajar di Android Developer learning path di Dicoding. Meski sudah berstatus “pro” dalam alur belajar Android, Hatta juga tidak lupa untuk selalu mengupdate portofolio yang ia miliki. Ia menjelaskan, “Portofolio tetap penting, walau sudah punya kerjaan.” Bagi Hatta, portofolio adalah poin penting untuk melihat sejauh mana ia sudah berkembang dan dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat ke dalam portofolionya. “Makannya, jangan lupa untuk selalu update karya kita dan lihat sejauh mana kita sudah berkembang dari waktu ke waktu, sarannya”
Menutup pembicaraan sore itu, Hatta pun bercerita bahwa dirinya kelak ingin menjadi Menjadi Senior Mobile Developer. Selain menjadi ahli, ia pun berhasrat untuk mengajar dan berbagi pada bidang yang sedang ia tekuni dan cintai sekarang. Tambahnya, ia juga ingin ambil andil untuk memberi dampak alias “impact” pada sesama, khususnya para anak muda di Indonesia agar melek digital.
Pengalaman Hatta telah membuktikan jika kita memiliki komitmen dan yakin akan diri sendiri, kita pasti akan merengkuh dan menjalani banyak peluang dengan baik.