Cerita Dimas Eka Putra, Lulusan AWS DevOps & Back-End Developer Scholarship Program, yang Melihat Tantangan sebagai Kesempatan untuk Mengembangkan Kemampuan
“Jika kamu tidak pernah mencoba dan menghadapi tantangan, kamu tidak akan pernah tahu sejauh mana kamu bisa berkembang.” – Prof. Rhenald Kasali, Ph.D., Praktisi Bisnis Indonesia
Saat menghadapi sebuah tantangan, seringnya kita melihatnya sebagai sesuatu yang menghambat langkah kita. Bahkan, banyak di antara kita yang memilih untuk mundur. Namun, Dimas Eka Putra (23) melihat tantangan sebagai kesempatan untuk mengembangkan kemampuan yang ia miliki dan bertumbuh.
Tanpa tantangan, ia tak akan berhasil menjadi seorang talenta digital unggul seperti sekarang. Dalam perjalanannya, Dimas sempat belajar pada program AWS DevOps & Back-End Developer Scholarship. Bagaimana Dimas bisa menjadi seorang Back-End Engineer pada akhirnya? Mari kita baca cerita lengkapnya!
💻 Mulai Belajar Pemrograman
Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.
Daftar SekarangMinat yang Tumbuh dari Ketertarikan pada Cara Kerja Game
Lahir di Medan dan besar di Tebing Tinggi, Sumatera Utara, Dimas memiliki keluarga kecil yang sangat mendukung penuh cita-citanya. Ayahnya adalah seorang pemilik bengkel mobil kecil dan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga.
Dari kedua orang tuanya, Dimas belajar untuk menjadi sosok yang bersungguh-sungguh menjalani profesi yang ia inginkan. Senantiasa bertanggung jawab atas pilihannya dan tidak gentar menghadapi tantangan adalah dua hal yang ayah dan ibu Dimas pesankan untuk untuknya.
Sejak kecil, pilihan Dimas akan cita-citanya sudah jatuh pada teknologi. Minat tersebut tumbuh karena kegemarannya bermain game di warnet. Dari situ, rasa penasaran Dimas pada cara kerja sebuah game hadir. Ketertarikannya pada teknologi terus menguat dan membuatnya memutuskan untuk berkuliah di Universitas Sumatera Utara, jurusan Ilmu Komputer.
Setelah melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, Dimas bercita-cita untuk bisa menjadi talenta teknologi dengan karier yang menjanjikan di industri. Oleh karenanya, saat duduk di semester 6, Dimas ikut serta pada salah satu program beasiswa di Dicoding untuk mempersiapkan diri demi masa depannya.
Lulus dari program pelatihan tersebut, semangat Dimas terpacu untuk belajar dalam program beasiswa di Dicoding lainnya. Inilah yang membuat Dimas suatu hari bertemu dengan AWS DevOps & Back-End Developer Scholarship Program yang pengumumannya ia temukan pada media sosial Dicoding.
Pelatihan Kemampuan Teknologi di AWS yang Mind-Opening
Sebagai seseorang dengan semangat belajar tinggi, Dimas bersemangat untuk ikut serta saat menemukan pengumuman program AWS DevOps & Back-End Developer Scholarship di media sosial Dicoding.
Hal lain yang membuatnya antusias adalah pengalaman belajarnya yang selama ini cukup menyenangkan di Dicoding. Oleh karenanya, kecocokan Dimas dengan metode belajar di Dicoding membuatnya tertarik untuk belajar di program pelatihan ini.
“Pengalaman belajar saya di AWS DevOps & Back-End Developer Scholarship sangat mind-opening. Hal itu membuka mata saya bahwa developer tidak hanya harus bisa menyelesaikan masalah, tetapi juga harus mampu membangun sesuatu sesuai dengan standar yang telah ditetapkan,” ucap Dimas.
Meski memiliki pengalaman belajar yang menyenangkan, Dimas tetap menghadapi tantangan. Belajar dalam program AWS sembari mengerjakan tugas akhir kuliah bukanlah sesuatu yang mudah. Hal itu menuntutnya untuk pandai mengalokasikan waktu untuk kedua kegiatan ini.
“Meski kesulitan membagi waktu, saya tetap merasa senang berproses di program pelatihan ini. Materi back-end yang relevan dengan industri, best practices dari para ahli, serta tim reviewer yang senantiasa memberikan evaluasi terhadap submission saya adalah tiga hal terbaik yang saya dapatkan dari AWS DevOps & Back-End Developer Scholarship,” Dimas menambahkan.
Saat Kemampuan Dimas Berkembang dan Karier Teknologinya Dimulai
Setelah dilatih selama lebih dari 140 jam belajar untuk menjadi talenta teknologi berkualitas, akhirnya, Dimas berhasil lulus dari AWS DevOps & Back-End Developer Scholarship Program. Tak lama setelah itu, ia pun sukses menyelesaikan tugas akhirnya. Sembari menanti momen wisuda, Dimas mulai melamar pekerjaan berbekal pengalaman belajarnya dalam program ini.
Di penghujung pencariannya, Dimas menemukan lowongan di Rey.id, sebuah startup penyedia asuransi kesehatan yang berbasis di Jakarta. Ia pun melamar posisi Software Engineer Intern di perusahaan tersebut. Dimas mengaku bahwa ilmu yang didapatkannya dari program AWS membantunya sukses menjalani coding test pada tahap rekrutmen. Ini membuatnya berhasil diterima di perusahaan yang dibidiknya.
“Sebagai seorang Software Engineer Intern, saya bertugas untuk membangun fitur baru dalam sistem perusahaan dari server-side. Konsep rest API, relational database, migration, caching, dan queueing dari program pelatihan AWS membantu saya dalam mengerjakan pekerjaan saya,” ujarnya.
Selesai magang selama enam bulan di Rey.id, Dimas memulai karier purnawaktunya di Lezenda, sebuah marketing agency berbasis di Medan yang membantu digitalisasi UMKM di Indonesia. Di sana, ia berperan sebagai seorang Back-End Engineer, dengan tugasnya untuk merancang dan membangun fitur untuk sebuah aplikasi server-side yang akan digunakan oleh klien Lezenda.
Sukses memperoleh karier impiannya, Dimas ingin menyampaikan pesan kepada para calon talenta digital yang kini tengah berjuang seperti dirinya dulu.
“Tantangan adalah sesuatu yang tak bisa kamu hindari, tak peduli minat apa pun yang saat ini tengah kamu jalani, baik di bidang teknologi, maupun bidang lainnya. Namun, jangan jadikan tantangan tersebut alasan untukmu ragu akan kemampuanmu dan menyerah. Lihatlah tantangan sebagai kesempatan, di mana kamu bisa belajar, tumbuh, dan berkembang,” tutupnya.