Cerita Rachma Yuni Andari, Talenta Kreatif yang Mendalami Ilmu Teknologi di Program Studi Independen Bersertifikat (SIB) Dicoding
“Jangan biarkan apa pun menghalangimu menjadi sosok perempuan yang kamu inginkan.”
(Charlotte Freeman, Penulis Australia)
Kutipan dari Charlotte Freeman di atas merupakan serangkaian kata favorit Rachma Yuni Andari (21), salah satu Lulusan SIB Dicoding Cycle 3 yang kini tengah berkuliah di Universitas Alma Ata Yogyakarta. Pemilik nama panggilan Rachma ini merupakan seorang perempuan muda kreatif dengan semangat belajar yang begitu tinggi.
Menjadi seorang talenta teknologi unggulan dalam bidang Machine Learning adalah cita-citanya. Bersama SIB Dicoding, Rachma mencoba menggapai mimpi tersebut. Bagaimana perjalanan belajar Rachma selama berproses di program ini? Berikut cerita lengkapnya.
💻 Mulai Belajar Pemrograman
Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.
Daftar SekarangMenjadi Talenta Kreatif Sejak SMP
Perjalanan Rachma di dunia teknologi dimulai dari hobinya mengotak-atik aplikasi Adobe Photoshop di warnet semasa SMP. Sosok yang tertarik dengan dunia visual dan kreatif ini berkenalan dengan perangkat lunak tersebut sejak SMP.
Minat tersebut terus tumbuh hingga akhirnya Rachma memiliki laptop sendiri untuk mendalami minatnya. Bersamaan dengan hal itu, ponsel pintar Blackberry mulai digunakan oleh banyak orang dan Rachma adalah salah satu penggunanya. Minat Rachma di dunia desain menuntunnya untuk bertemu dengan aplikasi pembuat tema Blackberry yang bernama “Theme Builder”.
Aplikasi satu ini memiliki harga kurang lebih Rp200.000 s.d. Rp500.000, harga yang cukup besar bagi Rachma yang saat itu masih duduk di bangku SMP. Namun, tekadnya yang sangat kuat untuk belajar banyak soal desain membuatnya tetap membeli aplikasi tersebut agar bisa melakukan eksplorasi.
Setelah memiliki aplikasi Theme Builder, Rachma mulai mengasah kreativitasnya dengan membuat berbagai tema ponsel pintar Blackberry. Karya-karya temanya tersebut kemudian ia jual seharga Rp20.000 s.d. Rp30.000. Tidak hanya itu, Rachma pun tergerak untuk berkarya lebih banyak dengan menjual jasa pembuatan logo sederhana untuk online shop.
Pengalaman Rachma berkecimpung di dunia visual dan teknologi inilah yang membuatnya melihat bahwa dunia digital tak hanya bisa membantunya untuk mengasah kreativitas dan menyalurkan minat, tetapi juga bisa berperan sebagai pemecah masalah.
Seiring berjalannya waktu, minat Rachma di dunia teknologi kian bertumbuh dan membawanya hingga melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
Talenta Kreatif yang Bercita-Cita Menjadi Talenta Teknologi
Selepas SMA, Rachma melanjutkan studi ke Universitas Alma Ata Yogyakarta, program studi Informatika. Keputusannya untuk berkuliah di jurusan tersebut tak lepas dari minatnya terhadap dunia teknologi sejak kecil.
Saat berkuliah, Rachma menjadi sosok yang aktif berorganisasi. Bahkan, ia sempat dipercaya sebagai Kepala Departemen Komunikasi dan Informasi di Himpunan Mahasiswa Informatika, Universitas Alma Ata Yogyakarta. Pengalaman ini membentuk Rachma menjadi sosok yang senang bersosialisasi.
Sebagai seorang mahasiswi yang akan berhadapan dengan tingkat akhir perkuliahan, Rachma sadar bahwa sebagai calon talenta digital, ia harus memiliki bekal yang cukup untuk bisa berkarier suatu hari nanti. Oleh karenanya, ia memutuskan untuk mencari tahu banyak soal program Kampus Merdeka dan datang ke festival program tersebut yang digelar di Universitas Negeri Yogyakarta.
Pada Festival Kampus Merdeka tersebut, Rachma mulai berkenalan dengan Dicoding yang kebetulan membuka booth di sana. Dari booth informasi tersebut, Rachma jadi tahu bahwa Dicoding memiliki program Studi Independen Bersertifikat (SIB) yang bisa mempersiapkannya untuk menjadi seorang talenta digital. Pertemuannya dengan Dicoding itulah yang membuat Rachma terdorong untuk mendaftar program SIB Dicoding Cycle 3.
Rachma yang Menjadi Lebih Disiplin setelah Belajar di SIB
Untuk membuat dirinya menjadi seorang talenta digital siap kerja, Rachma memutuskan untuk daftar dalam program SIB Dicoding Cycle 3 dan memilih alur belajar Machine Learning. Setelah diterima dan resmi menjadi peserta, Rachma merasa memperoleh banyak hal dari program satu ini.
Pertama, Rachma mendapatkan pembelajaran teknologi yang komprehensif. Lalu, pengetahuan teknologinya diimbangi dengan keberadaan kelas-kelas soft skills yang dibawakan langsung oleh ahlinya.
Tidak hanya itu, belajar di SIB Dicoding juga mendorong Rachma untuk menjadi pribadi yang disiplin karena terbiasa mengerjakan submission sesuai dengan tenggat waktu yang ditentukan.
Ketekunan Rachma saat belajar dalam program ini tidak hanya membuatnya berhasil lulus, tetapi juga mengantarkannya pada kesempatan magang untuk kali pertama. Selesai belajar di SIB Dicoding Cycle 3, Rachma menemukan lowongan magang di PT Stechoq Robotika Indonesia. Perusahaan yang berbasis di Yogyakarta tersebut bergerak pada bidang penelitian dan pengembangan inovasi produk teknologi robotika dan industri 4.0.
Berbekal pengalamannya belajar di SIB Dicoding, Rachma memutuskan untuk melamar posisi Intern di perusahaan tersebut.
Bekerja Magang untuk Pertama Kali
Saat menjalani tahap rekrutmen di PT Stechoq Robotika Indonesia, Rachma memanfaatkan berbagai ilmu soft skills yang diperolehnya dari SIB Dicoding. Ia jadi tahu bagaimana caranya mempersiapkan diri untuk menjalani proses wawancara dan memulai karier dalam bidang teknologi. Akhirnya, Rachma berhasil diterima sebagai Intern.
Sebagai seorang Intern, Rachma memiliki tanggung jawab untuk membantu perusahaan mengembangkan learning center platform yang PT Stechoq Robotika Indonesia miliki. Selain itu, kreativitas Rachma juga dibutuhkan dalam hal branding yang dilakukan oleh perusahaan. Ia benar-benar menjadi talenta yang siap membantu dalam bidang apa pun yang dibutuhkan oleh perusahaan.
“Setelah berhasil menjadi seorang Intern, kini, harapan saya selanjutnya adalah semoga pengalaman belajar Machine Learning di SIB Dicoding bisa bekali saya untuk meraih sertifikasi TensorFlow Developer suatu hari nanti. Selain itu, saya pun ingin bisa segera lulus S1 untuk dapat segera menyematkan essay-submit dan melanjutkan ke jenjang Magister dengan beasiswa,” ungkapnya.
Keberhasilan Rachma menjadi seorang calon talenta digital membuatnya ingin menyemangati sesama rekan perempuannya di dunia teknologi. Hal utama yang ingin Rachma tekankan pada mereka adalah konsistensi.
“Untuk menjadi talenta digital unggulan, kamu perlu lebih dulu menemukan bidang yang kamu minati dan konsisten untuk mendalaminya. Selain itu, kelilingilah dirimu dengan orang-orang yang suportif dan akan senantiasa mendukungmu mencapai apapun yang kamu inginkan. Terakhir, khusus untuk rekan-rekan perempuan saya, seperti yang Charlotte Freeman bilang, jangan biarkan apapun menghalangi kita menjadi sosok perempuan yang kita inginkan,” tutupnya.
Semoga semangat dan pencapaian Rachma dapat menular pada banyak calon talenta digital perempuan di Indonesia untuk meraih hal membanggakan yang sama.