Cerita Dwi Sulistyono, Lulusan Beasiswa Home Credit Indonesia dan Penyandang Disabilitas yang Menjadi Pengembang Flutter
“Pendidikan bukan hanya tentang bersekolah dan memperoleh gelar, tetapi juga soal memperluas wawasan dan menyerap ilmu kehidupan.”
Shakuntala Devi
Jika menyerap ilmu kehidupan adalah bagian dari proses pendidikan seperti kutipan di atas, maka Dwi Sulistyono (24) sudah menjalani tahapan tersebut secara utuh. Proses itu dimulai sejak Dwi mengalami sebuah peristiwa yang mengubah kondisi kakinya. Kejadian ini membuatnya tidak bisa melakukan mobilitas tanpa dibantu oleh kruk.
Sempat sedih dan putus asa, Dwi tidak mau keluar rumah selama hampir setengah dekade. Pendidikannya di STM pun tidak ia tamatkan. Namun di masa perenungannya itu, Dwi menyerap ilmu kehidupan sampai ke sari-sarinya. Dwi memahami bahwa kondisi yang ia alami tidak boleh menghalangi semangatnya untuk bangkit lagi.
💻 Mulai Belajar Pemrograman
Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.
Daftar SekarangSambil menggenggam semangat baru, Dwi memutuskan untuk berkenalan dengan ilmu teknologi. Ia menyadari bahwa keterbatasan yang saat ini ia miliki tidak akan menghalanginya untuk bisa jadi seorang ahli IT suatu hari nanti. Saat itulah Dwi tahu bahwa kehidupan harus terus berjalan dan Dwi tidak mau menyerah dengan keadaan.
Keadaan yang Mengantarkannya pada Dunia IT
Dulu Dwi adalah seorang siswa STM yang menaruh minat pada dunia mesin. Namun pada tahun 2014, sebuah peristiwa menimpa dirinya dan mengubah hidupnya selamanya. Ia tak lagi bisa berkegiatan di bengkel tempatnya praktik. Pergerakannya yang harus selalu dibantu oleh kruk membatasi langkahnya untuk berkegiatan aktif di dunia mesin. Akhirnya, Dwi tidak menamatkan pendidikannya.
Selama 5 (lima) tahun sejak mengalami peristiwa tersebut, Dwi sama sekali tidak beranjak dari rumah. Ia menghabiskan hari-harinya hanya di kediamannya. Namun perlahan Dwi sadar bahwa kegiatannya yang hanya berlangsung di rumah tidak boleh menghalangi produktivitasnya. Hal pertama yang Dwi lakukan saat memutuskan untuk bangkit adalah banyak membaca.
Membaca benar-benar membuka jendela pikiran Dwi. Saat itu, ia banyak mencari referensi kegiatan yang bisa ia pelajari dan lakukan dari rumah. Akhirnya pada tahun 2019, semangat membaca Dwi mengantarkannya untuk berkenalan dengan dunia IT.
“Saya baca buku tentang basic algoritma dan baru tahu bahwa dunia IT itu luas. Setelahnya, saya gabung ke berbagai grup IT untuk bisa sharing tentang kursus online, dari situ saya kenal dengan Dicoding.”
Perkenalannya dengan Dicoding menjembatani Dwi dengan Home Credit Indonesia yang mempersembahkan sebuah beasiswa untuk kesiapan karirnya. Dwi pun melihat beasiswa ini sebagai sebuah peluang emas.
Menguatkan Dasar Ilmu Coding di Dicoding
Dwi bergabung sebagai salah satu peserta Dicoding sejak Maret 2021. Saat itu, Dwi mendapatkan pengumuman tentang beasiswa yang ditawarkan oleh Home Credit Indonesia. Kesempatan belajar gratis yang dipersembahkan oleh Home Credit Indonesia ini diperuntukkan bagi para penyandang disabilitas seperti Dwi.
Melihat program ini memberikan peluang belajar Android secara gratis, Dwi tidak mau menyia-nyiakan kesempatan yang ada di depan matanya. Ia segera mendaftarkan diri dan bersungguh-sungguh mengasah kemampuan dalam program yang berlangsung secara bertahap sejak Mei 2021 hingga Februari 2022 ini.
“Belajar di Dicoding dengan beasiswa Home Credit Indonesia menguatkan dasar keilmuan saya mengenai Android. Selain itu, setelah menghabiskan hampir 400 jam belajar di Dicoding, saya juga memperoleh ilmu teknologi lainnya seperti cloud, pengembangan back-end, dan multi-platform.”
Dwi mengaku menikmati proses belajarnya sebagai seorang penerima beasiswa Home Credit Indonesia. Ia tidak hanya memperoleh ilmu Android yang bermanfaat, tetapi juga mendapatkan teman-teman baru yang bisa ia ajak diskusi dan belajar bersama.
Lebih Kenal dengan Lingkungan Kerja Programming
Selepas lulus program beasiswa Home Credit Indonesia, Dwi memperoleh kesempatan kerja. Saat ini, ia bekerja secara remote sebagai seorang Flutter Developer di PT Triple One Global, sebuah perusahaan konsultan IT yang berbasis di Jakarta.
“Punya pengalaman belajar teknologi di lingkungan Dicoding membantu saya di pekerjaan saya sekarang. Saya jadi lebih familiar dengan peran saya sebagai seorang pengembang Android.”
Semangat yang Dwi miliki untuk terus belajar dikuatkan oleh moto yang selama ini ia pegang. Dwi percaya bahwa keadaan sulitlah yang justru jadi pendorong terbaik agar kita senantiasa berusaha dengan maksimal dalam hal apapun.
Kelak saat sudah menjadi ahli di bidang teknologi nanti, Dwi ingin menebarkan manfaat kepada banyak orang dengan mengajar. Menurutnya, hal ini amat perlu karena Dwi pun dulu mempelajari IT dari orang lain. Suatu hari, Dwi ingin bisa melakukan balas budi dengan menjadi seseorang yang mengajarkan ilmu teknologi juga pada banyak orang.
Dwi pun ingin menyemangati teman-teman difabelnya untuk tetap semangat belajar. Kekurangan yang teman-teman difabelnya miliki tidak bisa jadi penghalang bagi mereka untuk punya prestasi gemilang di bidang teknologi. Menurut Dwi, pemikiran, ide, dan kemauan untuk belajarlah yang justru akan mengantarkan teman-temannya itu ke gerbang kesuksesan.