Pendidik yang Maksimalkan AI dalam Proses Belajar-Mengajar

“Tak Hanya Jadi Pengguna, Siswa Juga Harus Jadi Kreator Teknologi”

Cerita Ibu Nura Umma Annisa, Lulusan Program elevAIte with Dicoding

Percaya bahwa teknologi bukan hanya alat, tetapi juga jembatan bagi kreativitas, inovasi, dan pemecahan masalah, Ibu Nura Uma Annisa (40) bersemangat untuk membekali generasi muda dengan keterampilan digital yang relevan di masa kini. Pendidik di Sekolah Nasima yang akrab disapa “Ibu Nura” ini merupakan seorang guru mata pelajaran Teknologi, Informasi, dan Komunikasi (TIK).

Sebagai seorang guru teknologi yang ingin memperdalam pemahamannya tentang kecerdasan buatan (AI) dan mengintegrasikannya dalam dunia pendidikan, Ibu Nura ikut serta dalam program elevAite with Dicoding. Bagaimana program ini kemudian berdampak pada profesi Ibu Nura sebagai seorang pendidik? Mari kita baca cerita lengkapnya!

💻 Mulai Belajar Pemrograman

Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.

Daftar Sekarang

Menjadi Pendidik adalah Panggilan Hidup bagi Ibu Nura

Menjadi Pendidik adalah Panggilan Hidup bagi Ibu Nura

Lahir di Kabupaten Demak, Ibu Nura merasa bahwa menjadi seorang guru adalah panggilan jiwanya. Sejak kecil, beliau tumbuh dalam lingkungan keluarga yang mayoritas berprofesi sebagai pendidik.

“Saya merasa memang terlahir untuk menjadi seorang guru karena profesi ini ditekuni oleh sebagian besar keluarga saya, dimulai buyut hingga adik saya sendiri,” ungkapnya.

Ketertarikan Ibu Nura terhadap teknologi dimulai sejak beliau duduk di bangku SMA pada tahun 1999. Bercita-cita untuk bisa melanjutkan studi di bidang Informatika, sayangnya, pada 2002, Ibu Nura harus mengubur mimpi tersebut karena program studi satu ini belum tersedia di perguruan tinggi di Semarang.

“Karena tidak bisa jauh dari orang tua, saya memilih jurusan Teknologi Pendidikan di Universitas Negeri Semarang yang masih berkaitan erat dengan teknologi,” katanya.

Belajar di elevAIte with Dicoding dan Peroleh Sertifikasi dari Microsoft

Ibu Nura, seorang pendidik

Lulus dari Universitas Negeri Semarang, Ibu Nura memulai kariernya sebagai seorang pendidik. Kini, beliau merupakan Guru Informatika di Sekolah Nasima, Semarang, yang tidak hanya mengajar tetapi juga aktif sebagai Guru Penggerak Digital. Sekolah Nasima yang dikenal sebagai Showcase School Microsoft Indonesia adalah wadah bagi Ibu Nura untuk menerapkan berbagai inovasi digital dalam pembelajaran.

“Saya ingin membimbing siswa untuk tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga kreator yang mampu memanfaatkannya secara positif dan produktif,” ujarnya penuh semangat.

Sebagai seorang guru, Ibu Nura melihat bahwa teknologi memiliki peran yang sangat besar dalam dunia pendidikan. Namun, banyak guru yang masih sebatas menjadi pengguna teknologi tanpa memahami cara kerja di baliknya. Hal ini memotivasi Ibu Nura untuk memperdalam pemahaman tentang AI agar bisa diterapkan dalam pembelajaran melalui program elevAIte with Dicoding.

“Saya tertarik mengikuti program ini karena ingin memahami lebih dalam tentang AI dan bagaimana mengintegrasikannya dalam dunia pendidikan,” tuturnya.

Melalui program ini, Ibu Nura tidak hanya mempelajari konsep dasar AI, tetapi juga menerapkannya dalam proyek praktis seperti Natural Language Processing (NLP) dan Object Detection untuk pembelajaran interaktif. Meskipun menghadapi tantangan dalam memahami konsep machine learning dan deep learning yang cukup kompleks, Ibu Nura tidak menyerah.

“Manajemen waktu menjadi tantangan tersendiri karena saya harus menyeimbangkan peran sebagai istri, ibu, guru, dan pembelajar mandiri,” ungkap Ibu Nura.

Namun, berkat dedikasinya, Ibu Nura berhasil meraih sertifikasi internasional Microsoft Certified Fundamental dalam bidang AI-900: Microsoft Azure AI Fundamental, yang beliau lakukan secara mandiri dan semakin memperkuat kompetensinya dalam mengajarkan AI di sekolah.

Pendidik yang Memaksimalkan AI dalam Kegiatan Belajar-Mengajar

Di Sekolah Nasima, Ibu Nura menerapkan berbagai inovasi berbasis AI dalam pembelajaran, seperti menggunakan Bing Image Creator untuk membuat komik pembelajaran, Augmented Reality dengan Assemblr Edu, serta modul ajar berbasis AI menggunakan Canva. Selain itu, beliau juga turut membimbing rekan-rekan guru dalam pemanfaatan teknologi.

“Guru tidak akan tergantikan oleh teknologi, tetapi guru yang tidak menguasai teknologi bisa tergantikan. Kita harus terus beradaptasi agar bisa membimbing siswa dengan lebih baik,” pesannya.

Salah satu inovasi yang dilakukan oleh Ibu Nura adalah pemanfaatan chatbot berbasis AI dalam pembelajaran. Dengan menggunakan Natural Language Processing, chatbot tersebut dapat membantu siswa dalam memahami materi pelajaran dengan cara yang lebih interaktif. Selain itu, beliau juga mengembangkan proyek berbasis Computer Vision untuk mengenali objek dalam eksperimen sains.

Menurut Ibu Nura, teknologi bukan sekadar alat, tetapi juga jembatan untuk kreativitas dan inovasi. Beliau ingin memastikan bahwa siswa tidak hanya menjadi konsumen teknologi, tetapi juga pencipta yang mampu menghasilkan solusi berbasis digital.

“Jika melihat fenomena di Indonesia, terutama di kalangan anak usia sekolah dasar dan menengah, masih banyak yang menggunakan teknologi hanya sebatas sebagai pengguna saja, padahal bisa lebih dari itu,” katanya.

Untuk itu, Ibu Nura mengajarkan konsep AI kepada siswa sejak dini. Beliau mengajak mereka untuk bereksperimen dengan teknologi AI dalam berbagai proyek kreatif. Salah satu contoh penerapan AI dalam pembelajaran yang dilakukannya adalah penggunaan image recognition untuk membantu siswa memahami materi biologi dengan cara yang lebih menarik.

Menginspirasi Guru untuk Memanfaatkan Teknologi

Menginspirasi Guru untuk Memanfaatkan Teknologi

Selain fokus pada siswa, Ibu Nura juga aktif berbagi ilmu dengan sesama pendidik. Beliau sering mengadakan pelatihan bagi guru-guru lain di Sekolah Nasima dan di berbagai forum pendidikan. Pada tanggal 1 Februari 2025 lalu, Sekolah Nasima mengadakan webinar yang menghadirkan Bapak Arif Suseno, Direktur AI Microsoft Indonesia, sebagai pembicara. Webinar tersebut dihadiri oleh ribuan guru dari seluruh Nusantara.

Tak berhenti sampai di situ, dengan dukungan pembiayaan dari Yayasan Pendidikan Nasima, Ibu Nura juga mengambil Training Provider untuk belajar Microsoft Azure AI. Beliau mengikuti pelatihan hingga berhasil meraih sertifikasi Microsoft Certified Fundamental dalam bidang AI-900.

“Sertifikasi ini sangat penting bagi saya. Selain menambah kepercayaan diri dalam mengajarkan AI kepada siswa, sertifikasi ini juga diakui secara internasional dan dapat meningkatkan personal branding saya sebagai pendidik di bidang teknologi pendidikan,” jelasnya.

Sebagai pendidik, Ibu Nura percaya bahwa transformasi digital dalam pendidikan harus terus dilakukan. Beliau ingin menginspirasi lebih banyak guru untuk tidak takut memanfaatkan teknologi dalam proses belajar-mengajar.

“Banyak guru masih ragu untuk menggunakan AI dalam pembelajaran karena merasa teknologi ini terlalu rumit. Padahal, AI dapat diterapkan dengan cara yang sederhana dan sangat bermanfaat dalam dunia pendidikan,” katanya.

Untuk itu, Ibu Nura terus aktif berbagi wawasan melalui media sosial, membuat konten edukatif tentang pemrograman dan AI, serta menjadi pembicara dalam berbagai pelatihan guru.

“Sebagai pendidik, kita harus selalu beradaptasi dengan perkembangan teknologi agar bisa membimbing siswa dengan lebih baik. Jangan takut untuk memulai karena belajar teknologi, termasuk AI, bukan hanya untuk pakar IT, tetapi juga bisa diterapkan dalam dunia pendidikan secara sederhana dan bermanfaat,” tutupnya.


Belajar Pemrograman Gratis
Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.