Cerita Muammar Bahalwan, Lulusan Dicoding Bootcamp Batch 5 Android Developer
“Selesaikan apa yang sudah kamu mulai,” adalah prinsip hidup yang dipegang teguh oleh Muammar Bahalwan (21), seorang pemuda asal Kab. Sidoarjo, Jawa Timur. Memiliki tujuan untuk berkarier sebagai seorang talenta informatika, prinsip tersebut lebih dari sekadar kata-kata bagi Ammar. Pesan yang diungkapkan kedua orang tuanya itu merupakan fondasi yang menopang seluruh perjalanan akademik dan profesionalnya hingga kini.
Bertekad untuk selalu menyelesaikan apa yang telah ia mulai, Ammar berproses dalam program Dicoding Bootcamp Batch 5. Ketekunannya dalam program ini membuka jalan bagi Ammar untuk akhirnya menjadi seorang Android Intern di Nusantara Beta Studio (NBS). Bagaimana perjalanan belajar Ammar selama di Dicoding Bootcamp Batch 5? Mari kita baca cerita lengkapnya!
💻 Mulai Belajar Pemrograman
Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.
Daftar SekarangDari Dunia Robotika, Ammar Mengenal Pemrograman
Lahir pada tahun 2004 dan merupakan anak bungsu dari enam bersaudara, Ammar tumbuh dalam keluarga yang menanamkan nilai ibadah, tanggung jawab, dan kerja keras. Kedua orang tuanya selalu mengingatkan bahwa hasil bukanlah segalanya. Proses dan pelajaran di setiap langkah yang ia ambil menjadi sesuatu yang tak ternilai.
Ketertarikan Ammar pada dunia teknologi dimulai sejak masa SMP ketika ia mengikuti ekstrakurikuler robotika. Meski awalnya ia lebih akrab dengan logika pemrograman robot, ketertarikan ini membawanya menapaki dunia software engineering. Ia pun mantap melanjutkan studi di jurusan Rekayasa Perangkat Lunak di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.
“Begitu mulai kuliah, saya merasa kemampuan coding saya saat itu masih kurang. Saya butuh tempat belajar yang bisa mengasah hard skills sekaligus soft skills saya,” ujar Ammar.
Kebutuhan ini membawanya bertemu dengan Dicoding melalui Instagram pada tahun 2023. Dari sinilah awal mula perjalanannya bersama Dicoding Bootcamp dimulai.
Capstone Project: Bagian Paling Berkesan dari Dicoding Bootcamp bagi Ammar
Mengikuti program Dicoding Bootcamp saat masih menjalani perkuliahan tentu bukan hal yang mudah. Namun, Ammar menjadikan program ini sebagai sarana untuk memperkaya pengalaman belajar. Ia tertarik pada konsep pembelajaran berbasis praktik, terutama lewat capstone project, di mana peserta diajak menyusun solusi nyata dalam sebuah tim.
“Capstone project adalah pengalaman yang sangat berkesan. Saya bisa belajar kolaborasi dengan tim lintas usia dan latar belakang karena teman satu tim saya sudah bekerja semua. Namun, kami bisa saling bantu tanpa canggung,” kenangnya.
Selama mengikuti Dicoding Bootcamp, Ammar telah menyelesaikan 27 kelas di Dicoding yang mencakup berbagai jalur pembelajaran seperti front-end, back-end, devops, react, dan android. Ia bahkan sempat mengalami penolakan saat mengirimkan submission, tapi tidak menganggapnya sebagai kegagalan. Sebaliknya, ia menjadikan itu sebagai peluang untuk memperbaiki diri.
“Dari penolakan itulah saya bisa tahu apa yang belum saya pahami dengan baik,” katanya.
Diberi Kepercayaan untuk Mengembangkan Sistem Aplikasi Konversi MBKM di Kampus
Pengalaman belajarnya dalam program Dicoding bukan hanya memperkuat pemahaman materi kuliah, tapi juga membuka berbagai peluang karier.
“Setelah mengikuti Dicoding Bootcamp, saya dipercaya menjadi IT development lead dalam sebuah event kampus,” ungkap Ammar dengan bangga.
Dalam peran tersebut, ia menerapkan semua pembelajaran dari Dicoding Bootcamp, mulai dari manajemen proyek hingga implementasi sistem. Lebih dari itu, Ammar juga diberi kepercayaan untuk mengembangkan sistem aplikasi konversi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) untuk kampusnya. Baginya, ini adalah bukti nyata bahwa kerja kerasnya mulai membuahkan hasil.
“Tawaran-tawaran project ini jadi batu loncatan agar saya bisa tetap bertahan dan berkembang di dunia software engineering,” ujarnya.
“Lawan Utama Kita adalah Diri Sendiri, Bukan Orang Lain”
Dedikasi dan konsistensinya dalam belajar akhirnya mengantarkan Ammar lolos seleksi sebagai Android Intern di NBS. Ia menyebut pembelajaran di Dicoding Bootcamp sebagai salah satu faktor penentu keberhasilannya.
“Materi Personal Branding dan Networking sangat membantu saya memperbaiki LinkedIn dan resume saya. Karena kita tidak cukup cuma punya skills, tapi juga harus bisa menunjukkan bukti kemampuan itu,” katanya.
Sebagai Android Intern, Ammar kini tengah mempelajari code overview dari proyek-proyek NBS dan menyesuaikan diri dengan codebase yang telah dibuat. Ia mempersiapkan diri untuk menangani berbagai tasks ke depannya dengan penuh antusiasme.
Namun, Ammar juga menyadari bahwa dunia teknologi tidak selalu cerah. Ia mencermati tantangan tech winter dan kemajuan AI yang bisa memengaruhi peluang kerja. Namun, bukannya takut, ia memilih untuk tetap adaptif. “Saya terus belajar stack-stack terbaru agar tetap relevan,” tegasnya.
Bagi Ammar, kunci keberhasilan bukan semata kecerdasan, tetapi konsistensi. “Tanamkan niat dan belajar minimal 1-2 jam setiap hari. Lawan utama kita bukan orang lain, tapi diri sendiri,” pesan Ammar kepada para talenta digital yang ingin mengikuti jejaknya.
Ia yakin bahwa langkah kecilnya hari ini adalah bagian dari mimpi besar yang ia rajut. Ammar ingin suatu hari nanti bisa membangun startup di Indonesia yang mampu membantu talenta digital lainnya berkembang, baik di dunia pendidikan maupun karier profesional.