Bagi Adithya Firmansyah Putra asal Majalengka, Jawa Barat, tidak ada mimpi yang terlalu besar meskipun dimulai sedari dini. Pada usianya yang tergolong belia (19 tahun) ia telah menghabiskan banyak waktu untuk belajar secara intensif bersama Dicoding hingga sukses dikenal lingkungannya sebagai pemuda bertalenta. Bagaimana lika-liku belajar dan bertumbuh untuk seorang Adhitya? Mari kita simak!
Resep Menjaga Minat dari Kecil Sampai Membuahkan Kesuksesan
Adithya menggemari gim Lost Saga sejak SD kelas tiga. Pada suatu waktu dalam usia 14 tahun, sebuah ide tercetus, “Kenapa bukan aku sendiri yang membuatnya?”
Sejak saat itu, motivasi Adithya pergi ke warnet bukan hanya bermain, melainkan belajar programming di warnet sekitar rumah. Sebabnya, ia tak punya laptop. Adhitya hanya berbekal buku tulis sebagai media belajar dan mencatat hal-hal penting yang ia temukan di internet. Saat ia beranjak ke SMK jurusan Rekayasa Perangkat Lunak, barulah ia memiliki gawai sendiri. Itu merupakan hasil dari sang Ayah menjual kamera yang awalnya digunakan sebagai penyalur hobinya. Bagi Ayahnya, menunjang pertumbuhan sang putra lebih penting dari segalanya.
💻 Mulai Belajar Pemrograman
Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.
Daftar SekarangWawasan yang ia dapatkan dari warnet memicu Adithya untuk lebih serius dalam menekuni pemrograman web dan Android Development. Ia masih terus belajar secara autodidak hingga beberapa kakak kelas menyarankannya agar mengambil pelatihan di Dicoding.
Dalam menjalankan pemrograman web dan Android Development, Adithya menggunakan bahasa Java. Hal tersebut membuat ia mengambil kelas yang sejalan. Ingin bereksplorasi lebih, ia melanjutkan ke “Belajar Fundamental Aplikasi Flutter (BFAF)”.
“Kelas BFAF sangat berkesan bagi saya. Selain menantang, materi yang diberikan dapat mengimbangi perkembangan teknologi dalam bidang industri,” terang Adithya.
Selain menaruh perhatian pada teknologi yang dilatarbelakangi oleh kegemaran menyelesaikan soal-soal Matematika, Adithya menyukai kegiatan mendengarkan musik dan menonton film asing bersama keluarga. Ia menuturkan bahwa semua hal ini memiliki benang merah yang mempengaruhi minat secara keseluruhan.
Mengapa? Tanpa disadari, kegiatan yang menyenangkan tersebut mampu meningkatkan kemampuannya dalam berbahasa Inggris yang berguna untuk mempelajari materi programming.
Menjaga minat dari kecil sampai membuahkan kesuksesan, papar Adithya, dipengaruhi oleh dua faktor. Mereka adalah dukungan keluarga dan motivasi pribadi yang ingin berkembang serta tidak membanding-bandingkan diri dengan pencapaian orang lain.
Perjalanan Adithya Selepas Mengikuti Kelas BFAA dari Dicoding
Selepas menyelesaikan kelas BFAA selama 140 jam dari Dicoding, Adithya semakin bersemangat untuk mendalami bidang teknologi. Di titik ini, ia pun menyadari satu hal bahwa koneksi turut berperan dalam perkembangan dalam kesuksesan di dunia karier. Hal yang ia lakukan adalah bergabung dalam komunitas terkait di kanal Telegram.
Dalam komunitas tersebut, Adithya bertemu dengan orang-orang dari seluruh Indonesia yang sama-sama memiliki keinginan membara untuk berkecimpung pada bidang teknologi. Tidak disangka-sangka, dari komunitas itu pula, ia yang saat itu masih berusia 16 tahun dan berstatus sebagai pelajar SMK, berhasil mendapatkan tawaran pekerjaan untuk pertama kali dengan sistem paruh waktu dan daring atau jarak jauh.
Saat itu ia berposisi sebagai Mobile Engineer di sebuah perusahaan bernama XETIA asal Balikpapan yang melakukan ekspansi ke Jepang. Ia bertugas untuk mengembangkan aplikasi penjual makanan halal di negeri matahari terbit tersebut. Setelah delapan bulan bekerja di sana, ia kembali mengambil kelas di Dicoding.
Hal yang luar biasa, dalam rentang 2021-2022, Adithya telah mengikuti 25 kelas di Dicoding dan meluluskan 17 kelas di antaranya. Semua dengan alur belajar yang berbeda-beda. Ketika ia ditanya, “Mengapa sedemikian rajin?” Ia pun mengatakan bahwa ia hanya ingin memaksimalkan masa muda dengan menimba ilmu sebanyak mungkin. Penolakan submission task dari Reviewer Dicoding bukanlah soal untuk meraih sukses. Ia pun piawai mengatur waktu antara sekolah, bekerja, dan menekuni studi Android-nya di Dicoding.
“Maret 2020 adalah momen yang akan selalu saya ingat sebab pertama kali ikut kelas di Dicoding yang telah membantu saya terus melangkah sampai saat ini. Hal tersebut tidak lepas dari kurikulum yang sangat sistematis sehingga berpengaruh terhadap pemahaman materi yang bisa diaplikasikan ke dunia kerja,” ceritanya.
Layaknya efek domino, pada tahun 2021 pun, Adithya sukses mendapatkan kesempatan magang sebagai Mobile Engineer. Ia lalu dipercaya sebagai pekerja penuh waktu di perusahaan yang sama, LangitPay, sebuah platform keuangan yang berbasis di Jakarta Timur. Ini semua ia jalankan bersamaan dengan sekolah daring selama pandemi Covid-19.
Belum lagi, ia tengah gencar mengikuti lomba dalam naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Direktorat SMK. Ia memaparkan bahwa satu yang paling berkesan adalah ketika menempati juara satu saat menciptakan sebuah aplikasi pembayaran digital–Fintch–yang memiliki segmentasi pelajar.
Sementara itu, kesibukan Adithya saat ini adalah menjadi Product Engineer di Zero One Group yang berbasis di Jakarta Selatan. Di luar pekerjaan formal, ia aktif berkontribusi pada kota asalnya dengan mengisi seminar teknologi di Majalengka dan menjadi relawan event-event terkait.
Ketertarikan pada Bidang Teknologi dan Pendidikan Mengantarkan Adithya Sukses Menjadi Mentor dari 3.000 Programmer
Masih di komunitas sebelumnya, Adithya mendapatkan kesempatan untuk menjadi mentor bagi 3.000 programmer yang tergabung di sana melalui kelas-kelas yang diadakan. Ia pun mengemban tugas serupa dalam sebuah event kampus berskala nasional.
Bagaimana Adithya sukses dipercaya sedemikian rupa untuk menjadi mentor di usia muda? Semangat berbagi ilmu pengetahuan adalah hal pertama yang menjadi nilai lebih pada anak bungsu dari dua bersaudara ini. Selain itu, ia telah menempa diri dengan berbagai materi yang berhasil ia rampungkan di Dicoding.
“Di komunitas saya ternyata banyak anggota yang menyatakan keinginan untuk mengambil kelas di Dicoding. Saya merasa sangat bersyukur telah mendapatkan kesempatan tersebut. Kini, waktunya saya berbagi,” ungkapnya.
Selain menaruh perhatian pada bidang teknologi, Adithya pun berminat pada pendidikan. Hal tersebut pada akhirnya berpengaruh terhadap salah satu rencana kariernya yaitu menciptakan platform pendidikan bersama teman-teman di Majalengka.
Akhirnya, Adithya memberikan pesan bahwa dalam menekuni suatu hal, lebih baik mengacu pada tujuan pribadi. Ia pernah termotivasi untuk menjadi seperti sosok sukses nan terkenal di bidang teknologi, tetapi hal tersebut membuat semangatnya putus di tengah jalan sebab ternyata porsinya tidak sesuai dengan kebutuhannya yang ingin memperbaiki hidup, baik dari segi finansial maupun pengembangan diri.
“Konsistensi juga penting untuk membuat kita mendapatkan suatu pencapaian, tidak peduli sekecil apa pun itu. Saya pernah belajar selama 10 jam sehari dan hanya 1 jam sehari,” imbuhnya.