Cerita Syamsu Rijal Efendi, Lulusan AWS Back-End Academy, Mengejar Sertifikasi Global
“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka.”
Potongan surat Ar-Rad ayat 11 di atas merupakan pedoman yang selalu dipegang teguh oleh Syamsu Rijal Efendi (27), seorang software engineer di salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang produksi pupuk dan bahan kimia.
Sebelum sukses berkarier seperti sekarang, laki-laki yang akrab disapa Syamsu ini harus menghadapi ujian dalam hidupnya terlebih dahulu.
💻 Mulai Belajar Pemrograman
Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.
Daftar SekarangIa sempat didiagnosis menderita Tuberkulosis Meningitis (Meningitis TB), yang membuatnya terpaksa berhenti berkarier selama enam bulan. Meski masa-masa sulit itu menguji ketangguhannya, Syamsu belajar untuk bangkit, menemukan kekuatan dalam dirinya, dan berjuang demi masa depan yang lebih baik.
Kini, Syamsu sukses merengkuh karier yang selama ini ia perjuangkan. Selain itu, ia juga berhasil memperoleh sertifikasi global dari Amazon Web Services (AWS). Penasaran dengan perjuangan Syamsu bangkit kembali untuk meraih karier yang cemerlang? Simak cerita lengkapnya di bawah!
Hidup Bergantung pada Toko Kelontong Peninggalan Sang Ayah
Lahir dari keluarga sederhana, Syamsu tumbuh dan besar di Jakarta sebagai anak pertama dari dua bersaudara. Kedua orang tuanya mengelola toko kelontong yang dijadikan sebagai tempat bergantung hidup keluarga.
Sayangnya, ayah Syamsu harus berpulang saat Syamsu hendak melanjutkan sekolah ke SMA. Hal itu membuat Ibu Syamsu mengambil peran sebagai tulang punggung keluarga dengan menjalankan toko kelontong seorang diri.
Ketabahan dan kegigihan Ibu Syamsu membuat beliau berhasil menghidupi keluarga dan menyekolahkan Syamsu hingga berhasil kuliah di Universitas Indonesia, jurusan Teknik Elektro.
Usai menyelesaikan studinya, Syamsu sempat kesulitan mendapatkan pekerjaan. Setelah tujuh bulan berjuang, ia akhirnya diterima sebagai technical consultant di sebuah perusahaan penyedia solusi IT terkemuka.
Saat itu, Syamsu memang sudah berkarier secara purnawaktu. Namun, ia memiliki semangat untuk mendalami pemrograman agar bisa memperluas keahliannya. Oleh karenanya, perjalanan belajar Syamsu dalam berbagai program di Dicoding dimulai.
Menderita Penyakit Tuberkulosis Meningitis, Syamsu Harus Istirahat Enam Bulan
Selama proses belajarnya, Syamsu telah menghabiskan banyak waktu serta menyelesaikan berbagai kelas, di antaranya kelas Belajar Dasar Pemrograman Web, Belajar Fundamental Front-End Web Development, Memulai Pemrograman dengan Dart, dan Belajar Membuat Aplikasi Flutter untuk Pemula.
“Proses belajar di Dicoding benar-benar memberikan banyak pengetahuan baru buat saya, terutama dalam membangun aplikasi web dan desktop,” tutur Syamsu.
Namun, di tengah perjalanan kariernya, Syamsu menghadapi ujian berat dalam hidupnya. Kesehatannya tiba-tiba memburuk hingga tangan kiri dan kakinya tidak bisa digerakkan.
Ia segera dilarikan ke IGD Rumah Sakit Pusat Otak Nasional, tempat ia didiagnosis menderita Tuberkulosis Meningitis (Meningitis TB). Penyakit ini merupakan infeksi yang menyebar dari paru-paru ke otak melalui aliran darah dan telah menyerang sistem sarafnya.
Akibat penyakit yang dideritanya, Syamsu harus beristirahat total selama enam bulan untuk pemulihan. Hal itu berdampak pada keuangan dan kariernya.
Setelah sembuh dan siap untuk kembali bekerja, ia baru menyadari bahwa efek samping penyakitnya membuat daya ingat Syamsu menurun. Itu menjadi masalah baru baginya.
Bagaimanapun, Syamsu tidak menyerah pada keadaan. Ia berusaha untuk mengembalikan daya ingatnya dengan berlatih dan membaca ulang materi dari Dicoding.
Syamsu bahkan lebih banyak belajar setelah sembuh. Setelah merasa siap kembali berkarier, ia akhirnya melamar dan diterima sebagai software engineer di perusahaan BUMN tempatnya bekerja sekarang.
Bangkit Kembali dengan Semangat Baru untuk Meraih Sertifikasi Global
Meski sudah berkarier di perusahaan BUMN, Syamsu tetap memiliki keinginan besar untuk terus mengembangkan diri. Ia bercita-cita memperoleh sertifikasi global agar kemampuannya diakui. Karena itu, ketika program AWS Back-End Academy pertama kali diumumkan, Syamsu langsung tertarik untuk mendaftar.
Salah satu alasan Syamsu tertarik adalah untuk memperoleh AWS Certified Cloud Practitioner Certification. Selain mempunyai kesempatan untuk mengembangkan keahlian dalam bidang teknologi cloud, ia percaya sertifikasi ini dapat memberikan kontribusi besar pada proyek-proyek di kantornya.
Selain itu, Syamsu juga merasa bahwa dengan sertifikasi ini, ia dapat menjadikan dirinya lebih kompetitif di pasar kerja dibandingkan rekan-rekannya.
Dalam persiapannya untuk mengambil sertifikasi, Syamsu merasa percaya diri karena telah mempelajari konsep back-end developer dengan baik di Dicoding. Selain itu, ia merasa ilmu yang didapatkan lebih terstruktur berkat proses pembelajaran yang telah dilalui.
“Selama belajar di Dicoding, saya merasa sangat cocok dengan cara belajar yang diterapkan, di mana konsep-konsep rumit dijelaskan dengan perumpamaan yang mudah dipahami. Pendekatan storytelling yang digunakan membuat saya, yang berlatar belakang non-IT, dapat memahami materi dengan baik,” ungkapnya.
Pengalaman belajar yang menyenangkan membuat Syamsu berhasil menyelesaikan seluruh kelas dalam learning path Back-End Developer Javascript. Keberhasilan ini memberinya kesempatan untuk mengikuti ujian AWS Certified Cloud Practitioner Certification secara gratis.
Bertekad untuk Menjadi Pencari Nafkah Utama bagi Keluarga
Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan yang sudah diberikan padanya, Syamsu berhasil menyelesaikan dan lulus dari ujian sertifikasi tersebut. Keberhasilannya itu disambut baik oleh atasannya di kantor yang sangat mendukung proses Syamsu dalam belajar dan meningkatkan kapasitas diri.
Kini, setelah resmi mendapatkan AWS Certified Cloud Practitioner Certification, Syamsu berharap kariernya dapat terus berkembang dan membawa manfaat yang semakin besar.
Keinginannya untuk maju didorong oleh tekadnya untuk menjadi pencari nafkah utama bagi keluarga, terutama setelah ibunya memutuskan berhenti berdagang. Syamsu mendukung keputusan ibunya dan berniat untuk berbakti sepenuhnya.
Selain itu, Syamsu ingin menginspirasi calon talenta digital yang pernah menghadapi kesulitan seperti dirinya untuk tak mudah menyerah. Ia menekankan bahwa setiap manusia memiliki daya untuk mengubah nasibnya masing-masing, sebagaimana tercantum dalam Surat Ar-Rad ayat 11, “Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka.”
Dengan itu, Syamsu mengingatkan pentingnya terus berusaha dan tidak menyerah meskipun menghadapi rintangan besar.