Cerita Fajrianwar Fachrul, Lulusan AWS Back-End Academy dan Seorang AWS Certified Cloud Practitioner
Tahun 2020 menjadi pukulan berat bagi semua orang, tak terkecuali Fajrianwar Fachrul (27), seorang pemuda asal Semarang yang harus mengubur mimpinya untuk bisa melanjutkan studi pasca lulus SMK dan mengambil beberapa tahun waktu jeda. Selain harus putus kuliah, Fajri pun kesulitan mencari kerja.
Namun, momen tersebut justru mengantarkan Fajri untuk membuka peluang baru. Ia dengan latar belakang pendidikan di bidang teknik konstruksi batu dan beton mencoba untuk bertransisi ke dunia teknologi agar kesempatan kariernya dapat terbuka. Dalam perjalanannya, Fajri pun belajar dalam program AWS Back-End Academy dan berusaha memperoleh sertifikasi global yang ditawarkan.
đź’» Mulai Belajar Pemrograman
Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.
Daftar SekarangBagaimana perjalanan Fajri dalam menggapai mimpinya untuk bertransisi sebagai seorang talenta digital? Mari kita baca cerita lengkapnya!
Saat Pandemi, Fajri Tak Bisa Lanjut Kuliah Lagi
Fajri lahir dan besar di Semarang sebagai anak ketiga dari lima bersaudara. Ayahnya membuka usaha reparasi barang elektronik, sedangkan ibunya berperan sebagai ibu rumah tangga. Lahir dan tumbuh di sebuah keluarga sederhana membuat Fajri memiliki harapan untuk bisa membahagiakan kedua orang tuanya di masa depan.
Langkah awal yang Fajri ambil untuk mempersiapkan masa depannya adalah dengan bersekolah di SMK Negeri 7 Semarang, jurusan Teknik Konstruksi Batu dan Beton. Setelah lulus, Fajri bekerja sebagai Quality Control di PT Waskita Beton Precast Tbk. Ketika kariernya di perusahaan ini sudah mencapai dua tahun, Fajri memutuskan untuk pindah kerja sembari mengambil kelas karyawan di sebuah universitas di Semarang.
Sayangnya, beranjak ke semester 2, pandemi COVID-19 melanda. Kontrak kerjanya habis dan ia memutuskan untuk tidak melamar pekerjaan lain terlebih dahulu demi menanti pandemi reda.
“Rupanya, keputusan yang saya ambil salah. Uang tabungan saya habis dan saya kesulitan cari pekerjaan. Akhirnya, pada penghujung semester tiga, saya tidak melanjutkan kuliah karena tidak sanggup untuk membayar biayanya,” kenang Fajri.
Dari Dunia Teknik Konstruksi Batu dan Beton, Fajri Bertransisi ke Dunia IT
Kesulitan mendapatkan pekerjaan semasa pandemi membuat Fajri merasa ia perlu mencari peruntungan baru, khususnya di dunia Software Engineering yang saat itu dinilai cukup populer.
Oleh karenanya, Fajri sempat ikut berbagai pelatihan teknologi yang membuatnya percaya diri untuk terjun ke dunia IT dan bekerja sebagai React Developer di PT Teravin Technovations, sebuah perusahaan pengembangan software di Yogyakarta dengan kantor pusat yang berlokasi di Jakarta. Sebagai seorang React Developer, Fajri bertanggung jawab untuk mengembangkan front-end dari sebuah aplikasi dalam berbagai proyek sesuai dengan instruksinya.
Meski sudah berkarier secara purnawaktu, Fajri merasa perlu memperluas wawasannya karena ia tidak memiliki latar belakang pendidikan teknologi. Oleh karena itu, ketika salah satu temannya memperkenalkan Dicoding pada Fajri, ia segera mencari tahu lebih banyak melalui media sosial. Di sana, Fajri menemukan bahwa Dicoding menyelenggarakan program AWS Back-End Academy yang dapat memberikannya peluang untuk meraih sertifikasi global.
“Sebagai seorang lulusan non-IT, saya merasa pengetahuan saya terbatas dan masih harus memperluas wawasan. Untuk menjadi seorang profesional di bidang full-stack, saya tidak hanya mesti menguasai front-end, tetapi juga perlu memahami back-end,” ungkap Fajri.
Menjadi Seorang AWS Certified Cloud Practitioner
Mantap untuk menjalani proses belajar dalam program AWS Back-End Academy, Fajri sempat merasa kesulitan saat harus menyelesaikan kelas di tingkat mahir. Selain itu, fokusnya juga sempat terbagi karena Fajri perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian AWS Certified Cloud Practitioner Certification.
“Akhirnya saya berhasil selesaikan kelas mahir dalam waktu satu bulan dan saya pun lulus ujian AWS Certified Cloud Practitioner Certification,” ujarnya.
Lulus dari program belajar dan ujian sertifikasi, Fajri merasa memperoleh banyak hal, termasuk wawasan di bidang back-end development sehingga ia bisa bereksperimen dalam mempersiapkan diri menjadi seorang calon professional full-stack developer.
“Konsep yang diajarkan dalam AWS Back-End Academy membantu saya di kantor ketika mendapati error pada AWS Cloud kami. Saya jadi bisa berdiskusi dengan tim untuk mencari tahu asal muasal error tersebut dan menemukan solusinya,” ucap Fajri.
Kini, sebagai seorang AWS Certified Cloud Practitioner, Fajri berharap bisa lebih banyak menerapkan kemampuannya di bidang back-end dan cloud ke depannya. Bagi Fajri, talenta digital unggul harus pandai beradaptasi, dan saat ini, Fajri tengah membentuk diri untuk memiliki kualitas tersebut agar kariernya senantiasa berkembang.