Refleksi Semangat Sumpah Pemuda Melalui aplikasi Flutter
Pada tanggal 28 Oktober 92 tahun silam berkumpullah para pemuda Indonesia dalam Kongres Pemuda II. Kongres tersebut menghasilkan tiga janji yang kemudian disebut sebagai Sumpah Pemuda. Peristiwa Sumpah Pemuda ini menjadi salah satu tonggak sejarah bangsa dalam menyadari persatuan sebagai bangsa Indonesia.
Peristiwa bersejarah tersebut coba penulis refleksikan ke dalam framework aplikasi Flutter. Sebagai alat pengembangan yang masih terbilang “muda” jika dibandingkan alat pengembangan populer lainnya, Flutter mampu menarik perhatian kalangan developer. Sejak pertama kali dikenalkan pada Google I/O 2017, banyak developer yang menantikan perkembangan proyek Flutter. Tidak hanya itu, lebih dari 700 developer telah ikut berkontribusi dalam pengembangan Flutter. Developer dari seluruh penjuru dunia ini bersama-sama terlibat dengan satu tujuan untuk menghadirkan pengalaman terbaik bagi pengembang aplikasi Flutter dan juga pengguna akhirnya.
💻 Mulai Belajar Pemrograman
Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.
Daftar SekarangMenyinggung poin persatuan dalam Sumpah Pemuda, Flutter juga menarik karena berhasil menyatukan beberapa platform, mulai dari Android, iOS, web, macOS, Linux, bahkan Windows, menggunakan satu codebase dalam bahasa yang sama, yaitu Dart. Flutter berhasil membantu developer untuk mengembangkan aplikasi dengan satu bahasa. Tidak perlu bahasa khusus untuk menyusun layout lalu bahasa lain untuk mengeksekusi logika bisnis dalam aplikasi.
Meskipun begitu, poin yang ingin disampaikan adalah bukan bahwa Flutter adalah framework yang lebih superior atas yang lain. Sebagai software developer, kita perlu menyadari bahwa kita memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk meningkatkan pengalaman pengguna dan memuaskan atasan di tempat bekerja. Untuk itu, marilah kita abaikan perbedaan kita sebagai Android developer, iOS developer, maupun web developer. Karena, pada dasarnya pengguna tidak terlalu peduli dengan apa aplikasi tersebut dibuat. Yang terpenting adalah bahwa aplikasi yang digunakan dapat berjalan dengan lancar dan memenuhi kebutuhan yang ada.
Tidak perlu jadi fanboy atas suatu framework atau bahasa tertentu kalau pada akhirnya semuanya akan tergantikan oleh robot. Bukankah lebih baik jika kita saling berkolaborasi dan berbagi ide untuk membuat aplikasi yang berguna bagi bangsa dan negara? Sebagaimana para pendiri bangsa kita terdahulu saling menurunkan ego dan fanatisme atas diri masing-masing demi memperjuangkan kemerdekaan negara Indonesia.
Refleksi Semangat Sumpah Pemuda Melalui aplikasi Flutter