Putra Petani yang Bercita-Cita Punya Perusahaan Konsultan Teknologi Sendiri

Putra Petani yang Bercita-Cita Punya Perusahaan Konsultan Teknologi Sendiri

Cerita Gio Fandi H. Nainggolan, Lulusan DTS PROA 2024 – Manajemen Proyek, yang Bercita-Cita Punya Perusahaan Konsultan Teknologi Sendiri

Punya keterbatasan sumber daya adalah sesuatu yang sudah biasa Gio Fandi H. Nainggolan (28) alami sejak kecil. Semangat Gio—begitu ia dipanggil—untuk mencapai banyak hal sangat tinggi, tetapi ia harus berdamai dengan situasi ekonomi yang ia miliki.

Gio dibesarkan oleh seorang ibu yang berperan sebagai orang tua tunggal. Tak setiap waktu kebutuhan pendidikan Gio dapat dipenuhi oleh sang ibu. Namun, Gio berhasil membuktikan diri bahwa putra seorang petani asal Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, pun bisa sukses berkarier dan memimpin.

💻 Mulai Belajar Pemrograman

Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.

Daftar Sekarang

Dalam perjalanannya membentuk diri menjadi talenta profesional yang memiliki kemampuan di bidang manajemen proyek, Gio ikut serta dalam program Digital Talent Scholarship Professional Academy (DTS PROA) dan memilih kelas Manajemen Proyek.

Seperti apa perjalanan Gio dalam berproses? Mari kita baca cerita lengkapnya.

Dibesarkan oleh Seorang Ibu Tunggal yang Berprofesi sebagai Petani

Di Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, Gio adalah bungsu dari dua bersaudara yang dibesarkan oleh seorang ibu tunggal yang luar biasa. Untuk bisa menghidupi kedua putranya, ibu Gio bekerja sebagai seorang petani padi. Demi menambah penghasilan, beliau juga membuka usaha warung makan di desa.

Meski hanya menempuh pendidikan hingga SMA, ibu Gio ingin agar putra bungsunya memiliki kehidupan yang lebih baik dari dirinya. Oleh karenanya, lulus SMA, Gio sempat mengambil jeda selama setahun untuk bekerja dan mengumpulkan biaya kuliah.

“Supaya bisa kuliah, saya bantu-bantu di bengkel milik paman saya. Akhirnya, April 2017, saya lanjutkan kuliah ke Universitas Nasional, jurusan Teknik Informatika. Saya jadi orang pertama di keluarga yang masuk perguruan tinggi,” ungkapnya.

Dari situ, perjalanan Gio untuk menjemput kehidupan yang lebih baik dimulai. Ia giat belajar hingga berhasil lulus empat tahun kemudian. Tamat kuliah, Gio berkarier di bidang teknologi selama tiga tahun. Posisi terakhirnya adalah Front-End Developer di PT IDStar Cipta Teknologi, sebuah perusahaan konsultan teknologi yang berbasis di Jakarta.

Perluas Wawasan Manajemen Proyek di DTS PROA

Meski sudah berkarier secara purnawaktu, Gio ingin terus bertumbuh karena ia ingin memiliki karier yang berkembang. Pernah belajar di program DTS sebelumnya untuk mendalami automasi, Gio tertarik untuk kembali mengikuti program yang sama.

Kali ini, Gio bersemangat untuk mempelajari Manajemen Proyek. Antusiasme Gio dilatarbelakangi oleh harapannya untuk menjadi seorang leader di tempat kerja dan proyek lepas yang saat ini tengah ia kerjakan.

“Di DTS PROA, saya belajar banyak soal Manajemen Proyek. Dulu, saya cuma tahu soal metode waterfall, di mana suatu tugas baru bisa mulai dikerjakan jika fase sebelumnya sudah selesai terlebih dahulu. Namun, di kelas Manajemen Proyek, saya jadi tahu soal metode agile, yang ternyata, ada tugas yang bisa berjalan secara paralel dengan tugas yang lain,” ungkap Gio.

Gio merasa perlu mendalami Manajemen Proyek karena ia memiliki masalah dalam hal mengatur waktu. Selain bekerja secara purnawaktu, Gio juga mengerjakan berbagai proyek lepas. Hal itu menuntutnya untuk menjadi pribadi yang efisien. Oleh karenanya, Gio belajar Manajemen Proyek dengan sungguh-sungguh di DTS PROA.

Mengambil Peran sebagai Project Manager

Gio berusaha sebaik mungkin agar bisa menyelesaikan kelas Manajemen Proyeknya di DTS PROA. Terkadang belajar dengan memanfaatkan ponsel sembari berdesak-desakan di KRL pun Gio lakoni. Kereta lokal yang mengantar Gio dari Jakarta ke Bogor, begitu juga sebaliknya, adalah saksi bisu perjuangan belajar Gio.

Kegigihan Gio berbuah manis saat akhirnya ia berhasil menamatkan kelas tersebut. Ia segera mengaplikasikan wawasan yang diperolehnya, khususnya mengenai implementasi metode waterfall dan agile pada tim di kantornya. Namun, pengetahuan soal Manajemen Proyek tersebut lebih banyak terpakai dalam proses kerja timnya saat menyelesaikan proyek lepas.

“Ilmu dari kelas Manajemen Proyek saya terapkan pada tim saat mengerjakan proyek lepas. Saya jadi lebih bisa mengatur waktu antara pekerjaan full-time dan pekerjaan freelance. Saya pun bisa bertindak sebagai project manager yang dapat mengatur task, menyusun skala prioritas, dan memastikan pekerjaan kami tidak meleset dari deadline.”

Bahkan, dengan mengimplementasikan ilmu Manajemen Proyek dari DTS PROA, efektivitas kerja tim Gio pun meningkat. Ia lebih percaya diri untuk bisa mendapatkan lebih banyak proyek lepas demi mengumpulkan pundi-pundi rupiah yang lebih banyak.

Bercita-Cita untuk Punya Perusahaan Konsultan IT Sendiri

Sudah memiliki wawasan seputar Manajemen Proyek dan terlatih saat mengerjakan capstone project di DTS PROA, Gio merasa kinerja tim proyek lepasnya jadi jauh lebih teratur. Ia pun bisa menghasilkan pekerjaan yang sesuai dengan ekspektasi klien dengan timeline yang akurat.

Saat ini, Gio dan tim tengah mengerjakan sebuah proyek pembuatan sistem job portal untuk keperluan rekrutmen suatu perusahaan. Memiliki bekal ilmu dari kelas Manajemen Proyek membuat Gio lebih bisa menjelaskan berbagai isu dan progres yang tengah dikerjakan pada klien.

“Semoga ke depannya, saya bisa membuat perusahaan solusi teknologi sendiri atau menjadi team lead di perusahaan tempat saya bekerja,” tutup Gio.

Kini sukses berkarier secara purnawaktu sembari mengerjakan berbagai proyek lepas membuat Gio menjadi sosok yang patut kita teladani. Meski berangkat dari kondisi kurang mampu dengan berbagai sumber daya yang terbatas, semangat Gio untuk bertumbuh sangatlah besar. Keterbatasan tak jadi halangan baginya untuk sukses.


Belajar Pemrograman Gratis
Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.