Cerita Mohamad Aji Hermansya, Lulusan Coding Camp powered by DBS Foundation, yang Harumkan Negeri dengan Inovasi Teknologi
Tak banyak orang mau berbagi manfaat dengan orang lain jika dirinya berada dalam kondisi yang cukup sulit. Hal itu berbeda dengan Mohamad Aji Hermansya (21), seorang pemuda asal Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Menjadi putra dari seorang buruh pabrik penghasil tepung ikan membuat pemilik nama panggilan Aji ini terbiasa hidup sederhana. Tinggal bersama sang ibu dan sang adik, ibu Aji turut mencari uang untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Sesekali bantu-bantu memasak, terkadang berjualan kue basah.
đź’» Mulai Belajar Pemrograman
Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.
Daftar SekarangMeski hidup dalam kondisi serba terbatas, Aji memiliki cita-cita yang lebih dari sekadar meningkatkan taraf hidup keluarga. Ia ingin menjadi seseorang yang bisa bermanfaat bagi masyarakat melalui inovasi teknologi yang ia ciptakan.
Demi mentransformasi diri menjadi talenta digital yang siap menciptakan lebih banyak inovasi, Aji belajar di Coding Camp powered by DBS Foundation. Seperti apa perjalanan Aji selama belajar di Coding Camp powered by DBS Foundation? Mari kita baca cerita lengkapnya.
Papa Adalah Sosok Teladan bagi Aji
Saat ditanya siapa sosok yang paling mendukungnya untuk maju, Aji akan menyebutkan bahwa orang itu adalah ayahnya yang ia sebut dengan panggilan “Papa.” Di mata Aji, Papa adalah seseorang yang sangat memahami pentingnya pendidikan. Tak ada orang lain yang sering Aji mintai arahan selain Papa.
“Papa ingin Aji punya masa depan yang lebih baik dari Papa,” ungkap Aji.
Oleh karenanya, Aji bersungguh-sungguh saat mendapatkan kesempatan untuk bersekolah di Politeknik Negeri Banyuwangi, jurusan Teknologi Rekayasa Perangkat Lunak.
Dalam perjalanannya menempuh pendidikan tinggi, Aji memiliki misi lebih dari sekadar menjadi mahasiswa yang berprestasi demi banggakan ayahnya. Ia bercita-cita menjadi seseorang yang bermanfaat melalui inovasi teknologi. Misi yang Aji pegang membuatnya aktif di dunia penelitian, riset, dan pengabdian masyarakat.
Ciptakan Berbagai Inovasi yang Berdampak pada Masyarakat
Keinginan Aji untuk menjadi seorang talenta digital yang kontributif dengan inovasi teknologi yang diciptakannya benar-benar terwujud semasa kuliah. Berbagai karya berikut merupakan inovasi yang sudah Aji ciptakan bersama kawan-kawan dan kampusnya:
- Aplikasi Bank Sampah untuk Desa Tambong, Kec. Rogojampi, Kab. Banyuwangi. Karya yang Aji buat ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat agar mereka memanfaatkan sampah yang bisa dikonversi menjadi tabungan harian untuk memenuhi kebutuhan mereka.
- Aplikasi Inventory Control. Temuan Aji ini diperuntukkan bagi salah satu usaha kecil dan menengah yang ada di Kabupaten Banyuwangi. Aplikasi ini mengimplementasikan rumus Economic Order Quantity (EOQ) sebagai upaya untuk mengoptimalkan pengelolaan produk UMKM khas Banyuwangi.
- Aplikasi Speeky. Teknologi yang Aji bangun ini merupakan aplikasi bimbingan konseling online yang terintegrasi dengan AI untuk siswa-siswi SMP di Kecamatan Tegaldlimo, Kabupaten Banyuwangi.
- Aplikasi Nosting. Aplikasi ini menyediakan layanan monitoring ibu dan anak di Desa Wonosobo, Kec. Srono, Kab. Banyuwangi, sebagai upaya deteksi dini stunting.
Meski sudah berpengalaman untuk meluncurkan berbagai karya yang berdampak pada masyarakat, semangat belajar Aji tak lantas pudar. Justru, ia antusias untuk melahap ilmu-ilmu baru yang sekiranya dapat berkontribusi pada pengembangan inovasinya di masa depan. Oleh karenanya, Aji tertarik untuk belajar di Coding Camp powered by DBS Foundation.
“Tidak Ada Ilmu yang Tak Bermanfaat”
Di Coding Camp powered by DBS Foundation, Aji mendalami learning path Front-End Web. Ia merasa materi yang diperoleh dari program ini sangat bisa diimplementasikan pada proyek-proyek teknologi yang tengah dikembangkan.
“Meski Aji lebih berpengalaman di bidang pengembangan mobile, Aji rasa, mendalami learning path Front-End Web juga tidak ada salahnya karena tidak ada ilmu yang tak bermanfaat. Konsep clean code yang diajarkan di Coding Camp membuat Aji tahu bagaimana cara membangun web dengan kode yang ke depannya akan lebih mudah di-maintain.”
Perjalanan belajar Aji di Coding Camp powered by DBS Foundation memang menyenangkan, tetapi tak lepas dari tantangan. Sembari belajar di Coding Camp, Aji harus mengalokasikan waktu untuk magang dan mengembangkan proyek. Baru tidur selepas Salat Subuh juga pernah Aji lakukan demi bisa bertanggung jawab pada ketiga kegiatannya.
Walaupun penuh dengan perjuangan, Aji tak menyerah. Usahanya pun berbuah manis saat ia berhasil lulus dari Coding Camp powered by DBS Foundation. Ilmu yang ia peroleh dari program ini berkontribusi besar pada inovasi yang Aji luncurkan selanjutnya.
Ciptakan Aplikasi Puspa Daya yang Didanai oleh Kemdikbudristek dan Melibatkan The University of Sydney
Setelah ciptakan keempat aplikasi yang disebutkan sebelumnya, semangat Aji untuk menciptakan aplikasi yang bermanfaat bagi masyarakat tak padam. Inovasi Aji selanjutnya dimulai saat ia melakukan riset di salah satu desa di Wonosobo, Banyuwangi, dan menemukan bahwa angka stunting di desa tersebut cukup tinggi.
Aji pun tergerak untuk melibatkan kampusnya, Politeknik Negeri Banyuwangi, untuk menciptakan Puspa Daya, sebuah aplikasi yang dapat merekam status gizi bayi secara otomatis menggunakan standar yang ditetapkan oleh World Health Organization (WHO). Proyek ini pun tak hanya melibatkan kampus Aji, tetapi juga melibatkan Universitas Airlangga Banyuwangi dan Universitas Pattimura.
Ilmu yang Aji peroleh semasa belajar di Coding Camp powered by DBS Foundation memainkan peran yang sangat penting di sini. Karena sudah mendalami learning path Front-End Web, Aji bisa menyempurnakan inovasinya tidak hanya dari sisi pengembangan mobile, tetapi juga dari segi pengembangan web. Hal ini membuat Aji menjadi Project Manager yang dapat diandalkan saat harus terjun langsung ke lapangan dan bekerja sama dengan tim.
“Alhamdulillah, karena Puspa Daya berkembang dengan sangat baik, kami dibantu oleh Knowledge Partnership Platform Australia – Indonesia atau Koneksi untuk bisa bekerja sama dari segi penelitian dengan The University of Sydney. Selain itu, inovasi ini juga mendapatkan pendanaan dari Kemendikbudristek untuk pengembangan lebih lanjut.”
Berharap Inovasi Teknologi yang Dikembangkan Dapat Berkontribusi pada Kemajuan Gizi Balita di Indonesia
Meski sukses mengembangkan berbagai karya dan bahkan mendapatkan dukungan dari pemerintah, Aji merasa bahwa seorang talenta digital tidak boleh cepat puas dengan hasil belajarnya. Teknologi terus berkembang, oleh karenanya, talenta digital harus mau terus belajar.
“Aji tidak mau perjalanan belajar Aji berhenti sampai di sini. Kalau ada kesempatan untuk Aji belajar lagi di Coding Camp powered by DBS Foundation, Aji tentu mau. Aji ingin mencetak prestasi lebih banyak lagi untuk membuktikan bahwa seorang putra buruh pabrik tepung ikan seperti Aji pun bisa maju.”
Selain berharap bisa mencetak prestasi lebih banyak demi banggakan sang ayah, Aji pun memiliki harapan tentang aplikasi Puspa Daya yang tengah ia kembangkan.
“Aji juga berharap aplikasi Puspa Daya yang Aji kembangkan bersama rekan-rekan satu tim dan berbagai kampus bisa berkontribusi pada kemajuan gizi balita di Indonesia melalui sistem informasi pelaporan status gizi dan stunting yang bersifat satu pintu. Inovasi yang Aji buat ini takkan sempurna tanpa ilmu yang Aji peroleh dari Coding Camp powered by DBS Foundation.”
Berbekal pengalamannya dalam mengembangkan berbagai aplikasi mobile yang berdampak pada masyarakat serta ilmu learning path Front-End Web dari Coding Camp powered by DBS Foundation, Aji berharap dapat berkontribusi dalam mewujudkan misi Indonesia Emas tahun 2045.