Halo kawan! Pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang pseudocode. Mungkin pseudocode adalah istilah yang sudah familier untuk para pengembang perangkat lunak. Jika kamu merasa kesulitan dalam belajar menulis kode program, kamu bisa memulainya dengan menggunakan pseudocode. Meskipun memiliki kata “code” di dalamnya akan tetapi ia bukanlah sebuah bahasa pemrograman. Penasaran kan? Simak artikel ini dengan baik ya!
Pengertian pseudocode
Istilah pseudocode terdiri dari dua gabungan kata, yaitu kata pseudo yang berarti semu dan kata code yang berarti kode. Pseudocode atau kode semu dapat diartikan sebagai deskripsi dari algoritma pemrograman yang dituliskan secara sederhana dibandingkan dengan sintaksis bahasa pemrograman. Tujuannya, agar lebih mudah dibaca dan dipahami manusia.
Ia bukanlah sebuah bahasa pemrograman, karena sebuah bahasa pemrograman harus memiliki aturan dalam penulisan kodenya. Sementara pseudocode sendiri tidak memiliki aturan yang spesifik atau baku dalam penulisannya, karena itu ia tidak dikategorikan sebagai bahasa pemrograman.
💻 Mulai Belajar Pemrograman
Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.
Daftar SekarangKamu dapat membuat pseudocode ini sebelum mulai menulis sintaks dengan bahasa pemrograman. Hal tersebut bertujuan agar kamu mendapatkan gambaran bagaimana alur dari program yang akan dibuat.
Fungsi
Selain agar lebih mudah untuk dipahami oleh manusia khususnya oleh programmer, pseudocode juga memiliki fungsi yang lain. Berikut adalah fungsinya:
- Dapat digunakan sebagai alat untuk dokumentasi.
- Untuk mempermudah proses penerjemahan menjadi suatu bahasa pemrograman.
- Dapat digunakan untuk proses mencari sebuah ide tanpa harus memikirkan implementasi dari suatu bahasa pemrograman khusus.
- Lebih mudah mengembangkan aplikasi yang dibuat.
Notasi pseudocode
Setelah mengetahui pengertian dan fungsi dari pseudocode, kamu juga harus mengetahui notasi apa saja yang digunakan untuk mengetahui proses yang terjadi. Berikut ini adalah beberapa notasinya.
-
INPUT
Digunakan untuk menunjukan proses memasukan suatu isi variabel. -
OUTPUT
Digunakan untuk menunjukan proses keluaran yang terjadi. -
WHILE
Digunakan untuk sebuah perulangan yang memiliki iterasi awal. -
FOR
Digunakan untuk sebuah perulangan perhitungan iterasi. -
REPEAT – UNTIL
Digunakan untuk sebuah perulangan yang memiliki kondisi akhir. -
IF – THEN – ELSE
Digunakan untuk mengambil sebuah keputusan dari beberapa kondisi.
Saran untuk menulis kode semu
Dalam penulisan pseudocode memang tidak ada aturan yang pasti akan tetapi penulisannya harus jelas dan logis. Berikut adalah beberapa saran untuk kamu yang ingin menulis kode semu:
-
Tulis secara spesifik dan konsisten
Tulislah pseudocode kamu secara spesifik dan juga konsisten. Konsisten disini terletak pada penggunaan huruf kapital dan kecil. Kamu dapat menggunakan huruf kapital untuk kode perintah, misalnya IF, ELSE, dan THEN. Hal ini dapat membantu kamu saat nanti menulis kode program agar kamu tidak kebingungan untuk membedakan notasi dan komponen yang dinotasikan. -
Gunakan indentasi
Walaupun penggunaan indentasi dalam pseudocode tidak diharuskan tetapi gunakanlah indentasi untuk memudahkan kamu dalam membaca notasi seperti if, for, dan while. Perlu kamu ketahui juga, indentasi ini sangat berpengaruh dalam beberapa bahasa pemrograman seperti bahasa pemrograman Python. -
Buat dengan sederhana
Usahakan, buatlah kode semu kamu tetap sederhana hal itu untuk memudahkan kamu untuk menerjemahkannya menjadi kode program.
Struktur
Pada umumnya sebuah pseudocode memiliki tiga bagian penyusun. Bagian-bagian itu terdiri dari:
-
Judul
Sesuai dengan namanya, bagian ini digunakan untuk menunjukan judul dari algoritma yang akan ditulis oleh programmer. -
Deklarasi
Deklarasi ini berisi keterangan seperti variabel atau konstanta yang digunakan dalam penulisan algoritma. -
Algoritma
Algoritma ini berisikan proses atau perintah atau langkah dari algoritma. Ia dapat diartikan sebagai inti dari pseudocode. Kamu dapat menuliskan segala proses pada bagian ini, seperti proses kondisional (if/else), perulangan (for), atau operasional (penjumlahan, pengurangan, dan sebagainya).
Sudah tau kan bagaimana struktur dan bagian-bagian dari pseudocode? Nah, sekarang kami akan memberikan sebuah contoh agar kamu memiliki gambaran bagaimana kode semu itu. Berikut adalah contoh kode semu program menentukan ganjil genap.
Kesimpulan
Jadi, itulah pembahasan tentang kode semu. Apakah kamu tertarik untuk mulai membuat sendiri? Ingat selalu saran-saran yang diberikan untuk menulis kode semu. Jangan sampai kamu mempersulit dirimu sendiri dalam proses penulisan kode program. Tunggu artikel selanjutnya ya, tetap semangat dan teruslah belajar.
Kenali Pseudocode Untuk Developer Pemula – end
Baca juga beberapa artikel pilihan berikut.