Cerita Manfred Michael, Lulusan Bangkit 2022 dari Teknik Informatika, Universitas Gunadarma, yang Telah Memulai Karier di Bidang AI
Menjadi seorang talenta digital dengan kemampuan yang relevan di masa kini membutuhkan lebih dari sekadar belajar pada lembaga formal. Manfred Michael (22) mengetahui hal itu dan ia jadi termotivasi untuk belajar dalam program Bangkit 2022.
Memiliki minat pada machine learning sejak menjadi mahasiswa baru membuat Manfred giat menambah wawasan dari luar kelas. Bersemangat untuk menginvestasikan waktu belajar yang cukup banyak akhirnya membuat Manfred berhasil meraih cita-citanya, yakni menjadi seorang AI engineer.
💻 Mulai Belajar Pemrograman
Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.
Daftar SekarangBagaimana perjalanan Manfred untuk menempa diri selama di Bangkit 2022? Mari kita baca cerita lengkapnya!
Karier Impian dalam Bidang Machine Learning yang Menuntun Manfred pada Bangkit
Berasal dari Cilegon, Manfred adalah mahasiswa Teknik Informatika di Universitas Gunadarma. Pilihannya untuk berkuliah pada bidang teknologi dilatarbelakangi oleh alasan yang cukup unik.
Ia melihat sang ayah yang begitu mencintai teknologi dan gemar bermain game hingga akhirnya menyandang gelar top global. Hal itu mendorong Manfred untuk memiliki minat yang sama seperti sang ayah.
Selain memiliki minat terhadap game, Manfred juga tertarik pada machine learning. Ia bercita-cita untuk bisa berkarier dalam bidang ini. Oleh karenanya, Manfred rajin mempelajari machine learning secara autodidak melalui berbagai video di YouTube.
Tak ingin hanya mempertajam kemampuan, tetapi juga berencana untuk memperluas jejaring profesional, Manfred bergabung dalam Google Developer Student Clubs (GDSC) di kampusnya. Pada komunitas inilah, ia bertemu dengan salah satu temannya, salah satu alumni kampus, yang telah mendapatkan pekerjaan yang menjanjikan.
Ingin mengikuti jejak sang senior, Manfred pun bertanya mengenai karier yang sudah diraih oleh rekannya tersebut. Berikut adalah jawaban yang didapatkan Manfred.
“Agar bisa menjadi talenta digital andalan pada industri yang sarat akan perkembangan cepat dan kompetisi yang ketat, kita harus mau belajar di luar kelas. Salah satu program belajar di luar kampus yang bisa dipilih adalah Bangkit.”
Tanpa pertimbangan lebih jauh, Manfred akhirnya mendaftarkan diri ke program Bangkit dan memilih alur belajar Machine Learning. Melihat Bangkit bisa mempersiapkannya menuju sertifikasi global yang ia dambakan, yaitu TensorFlow Developer, motivasi belajarnya semakin kuat saat ia berhasil diterima sebagai peserta.
Menjadi Tim Terbaik pada Company-Based Capstone Project
Saat ditanya mengenai pengalaman belajarnya di Bangkit, Manfred bercerita bahwa tantangan terbesarnya adalah manajemen waktu. Baginya, menyelesaikan kelas yang perlu ia pelajari bukanlah sesuatu yang mudah.
Meski begitu, Manfred segera mengatasinya dengan mengaplikasikan ilmu manajemen waktu yang didapatkan dari kelas soft skills. Ia memanfaatkan Google Calendar untuk menjadwalkan kegiatan hariannya.
Tidak hanya memperoleh ilmu manajemen waktu yang mempermudah aktivitasnya, di Bangkit, Manfred pun mendapatkan pelatihan komunikasi. Wawasan ini membantunya saat ia harus berkomunikasi dengan sesama peserta dan mentornya di Discord. Pada kesempatan tersebut, Manfred bisa saling berbagi ilmu dan mendukung teman-temannya satu sama lain.
Setelah tiga bulan mendapatkan pembekalan teori dan praktek di Bangkit, Manfred memasuki periode proyek akhir, yaitu capstone project. Ia memutuskan untuk ikut company-based capstone project dan mendapatkan kesempatan untuk mengimplementasikan ilmunya di Traveloka. Pada salah satu founding partners Bangkit tersebut, Manfred dan tim mengerjakan proyek Price Engine Optimization.
Kerja baik Manfred dan kawan-kawannya di Traveloka membuat tim capstone-nya berhasil untuk menjadi tim terbaik pada kategori Price Engine Optimization. Keberhasilan ini merupakan buah dari kegigihan Manfred dan tim dalam bekerja sama.
Memulai Karier sebagai Seorang AI Engineer
Setelah melewati lebih dari 900 jam belajar di Bangkit, mengimplementasikan ilmunya pada company-based capstone project di Traveloka, dan berhasil lulus, tiba saatnya bagi Manfred untuk menghadapi tantangan baru, yakni ujian sertifikasi TensorFlow Developer.
Namun, kesungguhan Manfred selama belajar di Bangkit berhasil membawanya lulus ujian tersebut. Setelah lulus ujian sertifikasi global, Manfred pun mendapatkan kesempatan untuk menjadi seorang AI Engineer Intern di Nodeflux.
“Saya bangga bisa menjadi talenta yang terpilih dari kurang lebih 8.000 pelamar pada perusahaan tersebut. Wawasan problem-solving dan materi fundamental machine learning yang saya peroleh dari Bangkit meningkatkan kompetensi diri saya saat wawancara kerja,” ujarnya.
Kurang lebih enam bulan lamanya Manfred menjadi pemagang di Nodeflux. Di sana, ia tidak hanya memperkaya pengalaman profesionalnya, tetapi juga mendapatkan gambaran mengenai rencana karier ke depannya. Ia ingin menjadi seorang AI engineer dengan kemampuan machine learning yang kuat.
Selesai magang di Nodeflux, Manfred memulai karier purnawaktunya sebagai AI engineer di Jatis Mobile. Itu merupakan kabar baik baginya yang saat itu tengah mengerjakan skripsi.
Bagi para calon talenta digital yang tertarik untuk mengikuti jejaknya, Manfred berpesan agar mereka memiliki motivasi tinggi saat belajar di Bangkit. Selain itu, jika kita merasa kesulitan dan butuh bantuan dalam memahami materi, kita tidak boleh takut bertanya pada sesama rekan peserta atau mentor dalam platform yang disediakan.
Tertarik untuk menjadi AI engineer seperti Manfred? Pelajari materi AI yang akan hadir di Bangkit 2024 mendatang! Daftar Bangkit sekarang hanya di g.co/bangkit!