Cerita Sulastri, Lulusan Coding Camp powered by DBS Foundation 2023 dari Alur Belajar Front-End Developer
“Walaupun Bapak cuma petani, anakku harus lebih sukses dari Bapak, ya.”
Itulah yang Sulastri (21) dengar dari sang ayah saat ia kecewa tak lolos ujian Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan sempat berpikir untuk tak mau lanjutkan kuliah. Sang ayah yang belum pernah merasakan bangku kuliah mendorong Sulastri untuk tak patah semangat meski saat itu dihadapkan dengan kegagalan.
Menjadikan dukungan dari kedua orang tuanya sebagai motivasi, akhirnya, Sulastri memutuskan untuk lanjut kuliah. Perjalanan akademisnya akhirnya tidak hanya ia lakukan di kampus, tetapi juga di luar kampus, tepatnya dalam program Coding Camp powered by DBS Foundation 2023.
💻 Mulai Belajar Pemrograman
Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.
Daftar SekarangGiat di kampus dan dalam Coding Camp powered by DBS Foundation 2023 Sulastri lakukan demi bisa menyongsong masa depan yang lebih baik dan membuat kedua orang tuanya bangga. Berikut perjalanan Sulastri, seorang putri petani dengan semangat belajar yang menginspirasi.
Sempat Menyerah untuk Lanjutkan Kuliah
Di Kecamatan Cariu, Kabupaten Bogor, Sulastri lahir dan besar bersama kedua adiknya yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan masih berusia empat tahun. Ia tumbuh di keluarga sederhana, di mana sang ayah bekerja sebagai buruh tani dan sang ibu berperan sebagai ibu rumah tangga.
Meski sang ayah sebagai tulang punggung keluarga memiliki pendapatan yang tak menentu, Sulastri tetap mensyukurinya karena ia dikaruniai sepasang orang tua yang sangat suportif. Ayah dan ibunya memang tidak sempat mengenyam pendidikan tinggi, tetapi mereka senantiasa mendukung Sulastri untuk bisa bersekolah tinggi.
Sayangnya, semangat Sulastri sempat redup saat ia gagal mengikuti SNMPTN, membuatnya tak jadi berkuliah di perguruan tinggi negeri yang diinginkannya. Ia sempat berpikir untuk tak lanjut kuliah dan memilih untuk bekerja agar bisa membantu perekonomian keluarga.
“Kegagalan jangan dihadapi dengan kesedihan dan kekecewaan. Jadikan kegagalan sebagai ombak besar yang berani untuk kita hadapi. Biar Bapak petani, anak Bapak harus lebih sukses dari Bapak, ya,” bujuk ayah Sulastri saat mendengar putrinya tak mau lanjut kuliah.
Semangat dari sang ayah membuat Sulastri bangkit lagi. Akhirnya, restu tersebut mengantarkan Sulastri untuk melanjutkan studi ke STT Terpadu Nurul Fikri, jurusan Teknik Informatika, dengan dibiayai secara penuh oleh Kartu Indonesia Pintar.
Bersinar di Dalam dan di Luar Kampus
Semangat Sulastri mempelajari teknologi di kampus dilatarbelakangi oleh dukungan kedua orang tuanya. Meski tak sempat berkuliah, ayah Sulastri sangat mendukung putrinya belajar teknologi karena beliau sadar bahwa bidang ini membuka kesempatan kerja yang luas bagi sulungnya.
Di kampus, Sulastri sangat berprestasi dan sempat menyabet IPK 4.00. Hal itu membuatnya mendapatkan kesempatan untuk menjadi Asisten Dosen di mata kuliah Cloud Computing dan Kewarganegaraan. Selain di kampus, Sulastri juga aktif berkegiatan di luar kampus dengan mengajarkan literasi pada anak-anak di sebuah yayasan yang berada di bawah naungan Universitas Indonesia.
Aktif di berbagai kegiatan kampus dan luar kampus sangat menggambarkan diri Sulastri yang menyukai peluang. Oleh karenanya, ketika Sulastri mengetahui program Coding Camp powered by DBS Foundation dari salah satu temannya, Sulastri ingin menyabet kesempatan tersebut.
Walau kegiatan kampus dan keorganisasiannya cukup padat, ditambah terkadang Sulastri berjualan makanan ringan seperti cilok atau pisang goreng demi bisa menambah uang jajan, ia tetap semangat mendaftarkan diri ke program Coding Camp powered by DBS Foundation 2023, lalu memilih alur belajar front-end developer yang sesuai dengan minatnya.
Belajar di Coding Camp powered by DBS Foundation dan Berhasil Dapatkan Kelas Intermediate
Alasan Sulastri sangat bersemangat untuk belajar di program Coding Camp powered by DBS Foundation adalah karena ia tertarik dengan mata kuliah Pengembangan Aplikasi. Ia ingin bisa belajar lebih dalam, tetapi masih belum memiliki dasar dan logikanya belum terbentuk. Oleh karena itu, saat Coding Camp powered by DBS Foundation hadir, Sulastri mendaftarkan diri dan berhasil diterima.
“Materi yang diajarkan di Coding Camp powered by DBS Foundation sangat mudah dipahami. Saya ingin belajar dengan sebaik-baiknya di program ini supaya bisa mendapatkan kelas sampai tingkat expert.”
Menjalani proses belajar di Coding Camp powered by DBS Foundation sembari berkuliah, menjadi Asisten Dosen, dan ikut keorganisasian adalah hal yang tak mudah bagi Sulastri. Namun, ia berhasil menaklukkannya dengan manajemen waktu yang baik. Pagi sampai siang, Sulastri akan fokus dengan studinya. Lalu, siang sampai malam, ia dedikasikan waktunya untuk ngoding.
“Bagian yang paling saya suka dari Coding Camp powered by DBS Foundation adalah saat saya berhasil mendapatkan kelas intermediate. Di tingkat ini, saya bisa belajar langsung dari ahlinya. Belajar dengan instructor jauh lebih ‘mengena’ dan materi sulit jadi lebih bisa dicerna.”
Pasca Belajar di Coding Camp powered by DBS Foundation Nanti, Sulastri Optimis Segera Lulus Studi
Sembari menjalani kelas intermediate di Coding Camp powered by DBS Foundation, Sulastri menulis skripsinya sebagai syarat lulus. Ia ingin bisa menyelesaikan kuliahnya di semester ketujuh.
Sulastri merasa bersyukur bisa menjadi bagian dari ekosistem belajar Coding Camp powered by DBS Foundation. Ia merasa bahwa target yang dipasang untuknya bisa menyelesaikan kelas tepat waktu mendorongnya agar senantiasa disiplin. Selain itu, pembelajaran dalam Coding Camp powered by DBS Foundation yang berbasis praktik juga sangat membantu studinya di kampus dan dalam proses penggarapan skripsi.
“Semoga ilmu yang saya peroleh dari Coding Camp powered by DBS Foundation bisa menjadi bekal untuk saya segera menyelesaikan studi. Saya ingin segera lulus supaya bisa mendapatkan pekerjaan yang layak.”
Tak ada yang lebih Sulastri inginkan selain menunjukkan pada kedua orang tuanya bahwa putri sulung mereka bisa segera lulus, sebuah impian yang dulu kedua orang tua Sulastri belum sempat capai. Semoga kita bisa mengadopsi semangat belajar Sulastri, terlepas apa pun kesulitan dan tantangan yang kita hadapi dalam hidup.