Cerita Adam Arnap, Lulusan SIB Dicoding Cycle 2 yang Menjadikan Kepercayaan Dirinya sebagai Kunci Sukses dalam Berkarier
“Jika kamu tidak percaya diri, kamu akan dikalahkan dua kali dalam kompetisi kehidupan. (Namun,) Dengan kepercayaan diri, kamu bahkan sudah memenangkan (kompetisi tersebut) sejak sebelum dimulai.”
Cicero, Negarawan Romawi
Kutipan dari seorang tokoh Romawi di atas menunjukkan bahwa kepercayaan diri adalah modal awal bagi setiap orang untuk bisa melangkah menuju keberhasilannya. Hal ini juga nampaknya diyakini oleh Adam Arnap, seorang Lulusan Universitas Amikom Yogyakarta dari program studi Sistem Informasi. Pemuda asal Magelang ini takkan sukses meraih karier impiannya tanpa kemauan untuk terus menuntut ilmu dan kepercayaan diri yang ia pupuk.
Untuk bisa menumbuhkan kepercayaan dirinya, Adam mempersiapkan diri sebagai seorang talenta digital dengan ikut serta dalam program Studi Independen Bersertifikat (SIB) Dicoding Cycle 2. Bagaimana perjalanan Adam selama belajar pada program pelatihan ini? Mari kita ikuti kisah lengkapnya!
💻 Mulai Belajar Pemrograman
Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.
Daftar SekarangMulanya Tidak Pernah Berencana Menjadi Talenta Teknologi
Mulanya, putra sulung dari dua bersaudara ini tak pernah punya rencana untuk berkarier di dunia teknologi. Ibu Adam merupakan seorang ibu rumah tangga dan ayahnya bekerja sebagai pedagang sayur di pasar. Kedua orang tua Adam tidak memiliki harapan khusus pada sang putra agar berkarier di bidang tertentu. Tak ada yang lebih penting bagi mereka selain melihat Adam unggul di bidang yang ia pilih dan bertanggung jawab atas keputusannya.
“Di SMA, saya belajar di jurusan IPS. Oleh karenanya, begitu lulus, saya mendaftar ke program studi Hukum dan Psikologi di sebuah universitas. Sayangnya, saya tidak berhasil diterima. Kebetulan saya pun kurang suka materi pelajaran yang sifatnya hafalan,” ceritanya.
Menyadari bahwa ilmu humaniora bukanlah bidangnya, Adam mencoba untuk “menyeberang”. Jika banyak siswa-siswi SMA berjurusan IPA yang beralih ke program studi IPS saat berkuliah, Adam mencoba melawan arus dengan menjadi lulusan IPS yang memilih program studi IPA.
Akhirnya, Adam memutuskan untuk melanjutkan studi ke Universitas Amikom Yogyakarta. Tanpa mempertimbangkan banyak hal, ia memilih program studi Sistem Informasi karena peminatnya yang sangat banyak. Bahkan sampai ia berhasil diterima sebagai mahasiswa di jurusan tersebut, Adam masih belum tahu masa depannya akan seperti apa.
Sukses Menyesuaikan Diri dengan Cara Belajar di Perguruan Tinggi
Saat hari-hari Adam sebagai seorang mahasiswa IT dimulai, ia menemukan sesuatu yang selama ini ia cari, yakni kecocokan cara belajar. Merasa bahwa belajar di program studi Sistem Informasi tidak menuntutnya untuk menghafal, Adam merasa betah. Ia hanya perlu mengasah logika berpikirnya. Akhirnya, Adam menyadari bahwa ia sudah mengambil jalan yang tepat menuju masa depannya.
Kecocokan cara belajar ini sukses menumbuhkan rasa percaya diri Adam untuk bersungguh-sungguh mempersiapkan diri menjadi seorang talenta digital. Selain itu, di kampus, Adam punya banyak kesempatan untuk mengimplementasikan ilmunya. Banyaknya kegiatan praktek di bidang teknologi membuat Adam semakin betah.
Adam yang senang dengan metode belajar learning by doing akhirnya berkenalan dengan SIB Dicoding setelah mendengar cerita temannya yang menjadi peserta pada siklus pertama program tersebut. Dari temannya, ia jadi tahu bahwa belajar dalam salah satu program Kampus Merdeka ini tidak hanya mengandalkan teori, tetapi juga berbasis pada praktek.
“Saya juga mencari tahu dan menemukan bahwa program SIB Dicoding menawarkan kesempatan belajar Front-End Web dan Back-End hingga ke tingkat mahir. Melihat bahwa program ini juga berada di bawah naungan Kampus Merdeka, saya semakin tertarik untuk mendaftar. Ini karena mahasiswa tidak perlu membayar biaya sepeserpun untuk ikut serta,” ujarnya.
Mempersiapkan Diri untuk Berkarier di Industri dengan Belajar di SIB Dicoding Cycle 2
Setelah mendaftarkan diri ke program SIB Dicoding Cycle 2 dan memilih alur belajar Front-End Web dan Back-End, Adam berhasil diterima. Menjadi peserta program ini membuat Adam memperoleh berbagai wawasan baru. Salah satu yang didapatkannya adalah ilmu mengenai bahasa pemrograman JavaScript yang belum pernah ia pelajari.
Bagi Adam, belajar di Dicoding adalah salah satu usaha terbaik yang ia bisa lakukan untuk memperkuat kepercayaan dirinya agar lebih siap memasuki dunia kerja selepas lulus. Selain dibekali dengan ilmu-ilmu teknologi dan soft skills, Adam merasa senang bisa mendapatkan kesempatan untuk mempraktekkan langsung ilmu yang ia peroleh melalui sebuah proyek akhir yang disebut sebagai capstone project.
Pada capstone project tersebut, Adam mengembangkan sebuah aplikasi penyedia jasa jual-beli barang dengan sistem barter yang bernama Barterify. Siapa sangka jika produk yang Adam kembangkan bersama tim akhirnya menyandang predikat sebagai salah satu proyek terbaik.
“Lulus dari SIB Dicoding, saya merasa memperoleh ilmu yang bermanfaat untuk saya mempersiapkan diri dalam menghadapi dunia kerja. Saya juga menjadi pribadi yang lebih disiplin karena terbiasa belajar mandiri. Sukses belajar di SIB Dicoding membuat saya kemudian berani mengisi posisi magang di sebuah perusahaan,” ungkapnya.
Lulus Studi, Adam Sukses Berkarier sebagai Talenta Teknologi
Sebagaimana cerita Adam sebelumnya, selepas lulus dari SIB Dicoding Cycle 2, ia percaya diri untuk melamar posisi magang di sebuah perusahaan. Saat itu, Gama Multi Group, sebuah perusahaan pengelola aset strategis Universitas Gadjah Mada (UGM), membuka posisi Full-Stack Developer Intern.
Memperoleh sertifikat keikutsertaan program SIB Dicoding Cycle 2 memperkuat kepercayaan diri Adam untuk melamar posisi tersebut. Saat proses rekrutmen berlangsung, ia sempat ditanyai rekruternya mengenai apa saja yang sudah ia pelajari di SIB Dicoding. Predikat kelompok terbaik yang Adam peroleh saat menyelesaikan capstone project di SIB pun disebutnya saat menjalani sesi wawancara. Hasilnya, Adam berhasil diterima sebagai salah satu tenaga magang yang bertugas untuk mengelola website perusahaan.
Kini, setelah menamatkan studi di Universitas Amikom Yogyakarta, Adam mendapatkan kesempatan untuk berkarier secara purnawaktu di PT Time Excelindo. Perusahaan ini merupakan penyedia kebutuhan teknologi informasi yang berbasis di Yogyakarta. Di perusahaan tersebut, ia berperan sebagai Software Developer & BDC yang bertugas untuk membangun dan mengelola website klien-klien perusahaannya.
“Pengalaman belajar di SIB Dicoding amat membantu saya dalam melaksanakan pekerjaan di kantor, salah satunya adalah dari segi materi bahasa pemrograman,” katanya.
“SIB Dicoding untuk Mahasiswa yang Mau Berkembang”
Sukses berkarier setelah belajar di SIB Dicoding membuat Adam memutuskan untuk berkontribusi dalam program tersebut sebagai seorang Mentor. Di SIB Dicoding Cycle 4, Adam dipercaya sebagai Mentor Non-Class yang bertugas untuk mengadakan berbagai sesi sharing mingguan bersama para peserta.
Kepada para mahasiswa yang saat ini tengah belajar di SIB Dicoding atau sedang mempertimbangkan untuk mendaftar program tersebut, Adam ingin menyampaikan suatu pesan. Ia berkata bahwa kegagalan adalah ketika kita tidak pernah mencoba atau menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Oleh karenanya, Adam berharap kesempatan belajar gratis di Dicoding melalui program SIB dari Kampus Merdeka ini dapat dimanfaatkan dengan baik untuk mempersiapkan karier di masa depan.
“SIB Dicoding cocok untuk teman-teman mahasiswa, baik dari jurusan IT maupun non-IT, yang punya kemauan untuk belajar dan ingin terus berkembang. Ilmu dari SIB Dicoding bisa menguatkan kepercayaan diri kalian untuk memulai dan sukses berkarier sebagai talenta teknologi,” tutupnya.