Teknologi AI masih terus menjadi perbincangan hangat dalam berbagai bidang, perkembangannya yang kini begitu cepat juga membuat AI telah menjadi salah satu inovasi paling berpengaruh dalam peradaban manusia di awal abad ke-21. Untuk itu, mari kita lihat potensi pemanfaatan dan dampaknya.
Teknologi AI telah merevolusi hampir setiap aspek kehidupan manusia, termasuk juga dalam bidang pendidikan. Penerapan AI dapat melibatkan penggunaan teknologi, seperti pembelajaran mesin (machine learning), chatbot, augmented reality (AR), virtual reality (VR), Generative AI, dan masih banyak lagi.
Menurut Ketua Prodi Magister Pendidikan Matematika, Pascasarjana Universitas Pasundan Prof. Dr. H. R. Poppy Yaniawati, M.Pd., dalam bidang pendidikan, AI menawarkan potensi yang menjanjikan, terutama untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran.
💻 Mulai Belajar Pemrograman
Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.
Daftar SekarangManfaat AI dalam Bidang Pendidikan
Berikut adalah beberapa contoh pemanfaatan AI dalam bidang pendidikan.
Pembelajaran Adaptif
Pembelajaran adaptif adalah teknik pembelajaran yang menggunakan data untuk menyesuaikan pengalaman belajar bagi setiap siswa. Dengan bantuan teknologi AI, data tentang cara belajar siswa dikumpulkan dan digunakan untuk merekomendasikan metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu.
Misalnya untuk lembaga pendidikan yang menggunakan Google Workspace for Education, ada fitur practice sets dalam Google Classroom. Fitur ini menciptakan alur pembelajaran (learning path) yang lebih personal antara pendidik dan siswa, memungkinkan pendidik untuk memberikan feedback yang lebih individual. Meskipun fitur ini belum tersedia di Indonesia, potensinya dalam meningkatkan kualitas pembelajaran cukup signifikan.
Penilaian Otomatis
Secara tradisional, penilaian tugas atau ujian yang dilakukan secara manual merupakan proses yang memakan waktu, serta rentan terhadap bias dan human error. Namun, dengan munculnya sistem penilaian otomatis yang didukung oleh kecerdasan buatan (AI), guru tidak perlu menghabiskan waktu untuk memeriksa hasil pekerjaan siswa. AI dapat mengevaluasi jawaban siswa secara cepat dan memberikan umpan balik dengan instan.
Sistem penilaian berbasis AI menggunakan natural language processing (NLP). NLP memungkinkan komputer memahami dan menafsirkan bahasa manusia. Sistem AI dapat menilai esai berdasarkan berbagai parameter, seperti kejelasan argumen, relevansi dengan topik, tata bahasa, tanda baca, dan ejaan. Contoh produk penilaian otomatis berbasis AI adalah GradeMe by Ingenta.
Aksesibilitas dan Inklusivitas
Keberadaan AI juga dapat membantu siswa dengan kebutuhan khusus. Contohnya adalah Parrotron, yang dapat membantu siswa dengan hambatan berbicara (speech disorder). Parrotron dapat memahami ucapan-ucapan yang tidak terdengar jelas akibat gangguan terhadap kemampuannya berbicara, dan mengucapkan kalimat itu kembali sehingga dapat didengarkan dan dipahami oleh orang lain.
Selain itu, melalui layanan transkripsi dan terjemahan otomatis, siswa penyandang disabilitas atau mereka yang berbicara dalam berbagai bahasa dapat mengakses konten pendidikan dengan mudah.
Asisten untuk Belajar
Beberapa orang mungkin harus belajar beberapa hal secara mandiri, tetapi ada pula orang yang lebih senang untuk belajar bersama dan berinteraksi. AI dapat menjadi solusi untuk hal ini. AI dapat menjadi teman yang bisa mencarikanmu informasi, meresume materi, memberikan soal soal latihan, dan banyak lainnya.
Implementasi AI sebagai asisten untuk pembelajaran juga sudah banyak dan menjadi produk komersial, misalnya saja ELSA Speak. Aplikasi ini menyediakan AI yang akan menjadi mentormu untuk belajar bahasa Inggris.
Teknologi speech recognition-nya dapat mengenali ucapan non-native speaker dengan akurasi lebih dari 95 persen. ELSA memberikan feedback secara rinci untuk pengucapan scripted text ataupun non-scripted, meliputi tekanan kata, pengucapan, kelancaran, intonasi suara, tata bahasa, dan analisis kosakata.
Dampak yang Perlu Diperhatikan dari Penggunaan AI
Penggunaan AI dalam pendidikan memang membawa banyak manfaat, tetapi juga dapat menimbulkan beberapa dampak yang perlu kita ketahui di antaranya berikut.
Privasi dan Keamanan Data
Penggunaan AI dan pengumpulan data adalah hal yang tidak dapat dipisahkan. Oleh karena itu, kita perlu memastikan bahwa data pribadi pengguna terlindungi dengan baik dari pelanggaran keamanan maupun penyalahgunaan oleh penyedia AI.
Kesenjangan Teknologi
Tidak semua orang atau lembaga memiliki akses yang sama terhadap teknologi. Terutama di negara seperti indonesia, penetrasi teknologi dan internet tidaklah merata. Penggunaan AI dapat memperbesar kesenjangan teknologi antara daerah yang memiliki sumber daya yang cukup dengan yang tidak.
Ketergantungan pada Teknologi
Ketergantungan yang berlebihan pada teknologi AI dapat mengurangi kemampuan siswa untuk mengembangkan keterampilan interpersonal dan keterampilan kritis dalam menyelesaikan masalah.
Misalnya saja ketika diberikan pertanyaan dalam bentuk uraian, siswa malah menggunakan platform, seperti ChatGPT atau Perplexity untuk men-generate jawabannya dan menyalin begitu saja untuk menyelesaikan tugasnya.
Kecurangan
Penggunaan AI oleh individu yang tidak bertanggung jawab dapat digunakan untuk melakukan kecurangan dalam ujian ataupun penyusunan karya. AI dapat menjadi mesin plagiasi yang baik dan dapat digunakan untuk menyalin karya orang lain tanpa ketahuan.
Ketidaksempurnaan Algoritma
Karena banyaknya data yang dipelajari algoritma AI, mungkin memiliki bias yang tidak disengaja yang dapat memengaruhi keadilan dalam penilaian terhadap siswa.
AI memang telah mentransformasi kehidupan umat manusia, hampir dalam semua bidang. Bagai pedang bermata dua, AI menyimpan sebuah anugerah sekaligus juga bahaya dan kekhawatiran bagi umat manusia.
Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk meningkatkan kesadaran akan penggunaan AI yang bijaksana, terutama dalam konteks pendidikan. Kita tidak boleh terbuai oleh kenyamanan penggunaan AI sehingga menjadi terlalu bergantung padanya dan melupakan bahwa hal itu dapat mengikis kemampuan sebagai manusia untuk berpikir kritis dan menggunakan akal.