Cerita Aditya Davin Pradana, Lulusan Bangkit 2021 dengan Usaha Luar Biasa untuk Menjadi Software Engineer di Gojek
Mimpi yang besar dapat terwujud melalui usaha luar biasa dan Aditya Davin Pradana memahami hal itu. Besar dan lahir di Muara Enim, Sumatera Selatan, Aditya belajar di Bangkit 2021 agar bisa mewujudkan mimpinya. Melalui program yang didukung oleh Google, GoTo, dan Traveloka ini, ia mentransformasi dirinya menjadi seorang talenta digital berkaliber tinggi.
Akhirnya, perjalanan dan usaha yang ia lakukan di Bangkit membawanya pada tujuan yang telah dinantikannya, yaitu berkarier di salah satu perusahaan teknologi ternama. Bagaimana proses yang dilalui oleh Aditya hingga akhirnya bisa bekerja di tempat yang ia inginkan? Mari kita baca selengkapnya!
💻 Mulai Belajar Pemrograman
Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.
Daftar SekarangPenyuka Game yang Juga Tertarik pada Dunia Software Engineering
Aditya adalah sulung dari dua bersaudara dengan seorang ayah yang berkarier sebagai karyawan swasta dan seorang ibu yang berperan sebagai ibu rumah tangga. Kedua orang tua Aditya berharap agar putra sulungnya selalu menjadi anak yang berbakti dan dapat menggapai cita-citanya.
Berbicara mengenai cita-cita, mimpi Aditya ada pada bidang teknologi. Minat tersebut tumbuh saat ia masih bersekolah dan sering mengisi waktu dengan bermain game online. Dari kesukaannya terhadap game tersebut, ia jadi tertarik pada software engineering demi mencari tahu cara sebuah game dapat bekerja.
Dituntut oleh minatnya terhadap teknologi, Aditya memutuskan untuk terbang dari Sumatera Selatan ke Yogyakarta. Di sana, ia melanjutkan studi di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, program studi Teknik Informatika. Saat memulai masa perkuliahan, minatnya terhadap teknologi semakin menguat, khususnya mengenai kompleksitas cara kerja perangkat lunak yang menurutnya menarik.
Untuk memperdalam ilmunya mengenai pemrograman, Aditya sempat belajar pada berbagai program beasiswa di Dicoding. Uniknya, ia mendalami berbagai hal yang berkaitan dengan pengembangan Android saat itu. Dari proses belajarnya di Dicoding-lah, ia akhirnya bertemu dengan Bangkit.
Capstone Project: Penuh Usaha, tetapi Bagian Favorit Aditya
Bertemu dan mencari tahu lebih lanjut mengenai Bangkit, akhirnya Aditya tahu bahwa program ini menawarkan banyak manfaat untuknya. Salah satu manfaat yang paling Aditya sukai adalah rekomendasi konversi SKS hingga 20 SKS.
Akhirnya, Aditya mengutarakan keinginannya untuk belajar di Bangkit kepada pihak kampus dan berharap keikutsertaannya dapat dikonversi menjadi SKS. Kampus Aditya pun mendukung keputusannya tersebut.
Setelah mendapatkan dukungan dari kampus, Aditya mendaftar Bangkit 2021 dan memilih alur belajar Mobile Development (Android). Ia pun berhasil diterima dan perjalanannya di Bangkit dimulai.
Hal menantang bagi Aditya untuk memahami materi pembelajaran Bangkit yang menggunakan bahasa Inggris. Selain itu, jadwal belajar di Bangkit yang begitu padat juga mendorongnya untuk bisa menyeimbangkan waktu kuliah.
Hal lain yang tak kalah menantang bagi Aditya adalah pengerjaan proyek akhir bernama capstone project. Bersama rekan-rekannya dari alur belajar berbeda, Aditya mengembangkan Buangin, sebuah aplikasi yang didukung oleh teknologi IoT untuk mengoptimasi waktu pengangkutan sampah.
Meski proses yang dilewati oleh tim Aditya untuk mengembangkan Buangin tak mudah, akhirnya, mereka berhasil masuk dalam jajaran Top 15 Capstone Projects di Bangkit 2021. Hal itu membuat tim Aditya berhak mendapatkan dana inkubasi dari Google dan Dikti.
“Meski menantang, capstone project tetap menjadi sesuatu yang paling saya sukai dari Bangkit. Melalui pengerjaan proyek akhir ini, saya bisa belajar mengubah ide menjadi sebuah karya nyata, berkolaborasi dengan sesama developer, dan merasakan atmosfir kerja di industri teknologi,” ucap Aditya.
Saat Usaha Aditya Berbuah Manis
Setelah mendedikasikan waktunya selama lebih dari 900 jam belajar di Bangkit, Aditya mendapatkan banyak hal. Ia tidak hanya memperoleh wawasan yang bersifat teknis, tetapi juga berhasil mengasah kemampuan soft skills dan bahasa Inggrisnya. Selain itu, Aditya juga sukses mendapatkan sertifikasi Associate Android Developer (AAD). Pengakuan yang bersifat global ini membuat resumenya menjadi lebih bernilai.
Berbekal sertifikasi global dan pengalaman belajarnya di Bangkit, Aditya percaya diri untuk melamar posisi Software Engineer di Gojek. Kemampuan problem solving yang terasah dengan baik selama belajar di Bangkit membantu Aditya saat menjalani tes coding dan wawancara teknis. Proyek capstone yang Aditya kerjakan juga memberikan nilai plus bagi dirinya di mata rekruter. Akhirnya, Aditya berhasil diterima sebagai bagian dari perusahaan.
Di kantor, Aditya bertanggung jawab untuk menangani server-side changes, memonitor adanya bug pada pekerjaan yang ia produksi, dan menangani komplain dari pengguna. Meski di Bangkit ia belajar lebih banyak soal Mobile Development (Android), pondasi ilmu yang kuat membuatnya bisa beradaptasi dengan baik pada pekerjaannya saat ini.
“Kemampuan soft skills dan bahasa Inggris yang saya dapatkan di Bangkit membantu saya secara profesional, khususnya saat saya harus berkolaborasi dengan rekan kerja berlatar belakang internasional di kantor. Saya dapat berkomunikasi dengan percaya diri menggunakan bahasa Inggris karena terbiasa di Bangkit,” ungkapnya.
Kepada para talenta digital yang ingin mengikuti jejaknya, Aditya menekankan pentingnya persiapan dan pengembangan kemampuan yang relevan.
“Bekerja di Gojek adalah impian saya dan untuk mewujudkan mimpi tersebut, butuh usaha yang sepadan. Saat kita siap, kita akan bisa menaklukkan kesempatan apa pun,” Aditya menutup sesi wawancara.