Sejak 2015 Dicoding hadir untuk menjembatani kebutuhan industri dengan keahlian teknis para developer. Dicoding memberi kesempatan untuk para developer belajar, menantang dirinya sendiri, berjejaring dan menunjukkan hasil karyanya.
Kelas Picodiploma Dicoding itu Apa sih?
Lewat pilar Academy, Dicoding bercita-cita menumbuhkembangkan talenta digital Indonesia. Tercatat lebih dari 60,000 developer dari 420 kota di Indonesia mengikuti Academy.
Beberapa kelas yang ditawarkan mencakup materi Android mobile programming, Game, Blockchain, Chatbot dan Cognitive / Cloud. Semua kelas dikembangkan bersama pemilik platform masing-masing.
💻 Mulai Belajar Pemrograman
Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.
Daftar SekarangAndalan Academy adalah Kelas Picodiploma, yakni jenis kelas yang menawarkan pengalaman belajar yang paling komprehensif serta bersertifikasi, di antaranya:
- Membangun Progressive Web App
Mari membangun web rasa aplikasi native. Dilengkapi beragam fitur web modern, PWA menawarkan user experience yang beda. - Menjadi Android Developer Expert
Jadilah expert di dunia pemrograman Android. Materi disusun oleh Dicoding sebagai Google Authorized Training Partner. - Kotlin Android Developer Expert
Stay up-to-date dengan menguasai bahasa Kotlin, bahasa pemrograman yang telah didukung penuh oleh Google untuk pengembangan aplikasi Android. - Menjadi Game Developer Expert
Dapatkan hands-on experience membuat 8 jenis game menggunakan Unity. Lengkap dengan teori dan praktik
Ribuan developer telah lulus dari keempat kelas.
Survei Lulusan Picodiploma Dicoding
Kepada 382 lulusan (random sampling) di antaranya kami meluncurkan sebuah survei pada Oktober 2018 lalu. Total ada 51 pertanyaan pilihan dan deskriptif. Dengan mengerti respon kalian lalu take action, kami ingin meningkatkan kualitas layanan.
Salah satu pertanyaan dalam survei tersebut adalah
“Apakah fitur yang paling bermanfaat di Dicoding Academy?”
Berikut ini Top 5 jawaban responden:
#1 Project/Submission (33%)
Agar lulus, satu-satunya cara adalah peserta mengumpulkan project demi project hingga modul akhir. Metode ini dipilih agar peserta bisa langsung mempraktikkan teori dan membiasakan diri pada real-life scenario di lingkungan kerja.
Kelas MADE memiliki 5 x submission. Kelas KADE 5 x dan Kelas MGDE 3 x submission.
Apa manfaat fitur “project/submission” menurut para lulusan?
- Siswa jadi bisa benar-benar menerapkan ilmu yang didapat dari modul Academy. Plus dengan adanya deadline, siswa merasa seperti mengerjakan project sungguhan di dunia kerja.
- Siswa jadi “terpaksa” membuat projek sendiri, menggali materi lebih dalam dan langsung menerapkan pada aplikasi buatan. Efek ini membuat siswa lebih paham topik dan aplikasinya.
- Siswa merasa ini merupakan parameter hasil penilaian yang intuitif dan sarana mendapat feedback konstruktif.
- Siswa jadi bisa evaluasi diri apakah sudah kompeten / belum. Guna mempersiapkan diri dengan lebih baik demi bersaing di industri.
- Siswa jadi tambah jam terbang dan terasah logika berpikir dan kemampuan coding-nya, termasuk menangani eror dan mengeksplorasi sumber ilmu baru di luar materi.
#2 Code Review (19 %)
Expert reviewer Dicoding melakukan code review alias bedah kode, baris per baris untuk mengecek apakah pekerjaan siswa sudah memenuhi checklist standar yang dibutuhkan industri.
Apa manfaat fitur ”code review” menurut para lulusan?
- Siswa jadi paham setiap baris kode
- Sebelum ikut Academy, asal bisa coding saja. Dengan ikut Academy, siswa jadi tahu coding seperti apa yang best practice sesuai standar industri (baca: efektif, clean, proper, efisien, rapi , terstruktur dan mudah), dan sebaliknya. Ini mempersiapkan siswa agar siap masuk ke dunia kerja.
- Siswa jadi tahu kelebihan/kekurangan dan cara memperbaiki kualitas code demi pengembangan aplikasi yang lebih baik.
- Siswa dapat ilmu dan pengalaman baru yang belum pernah didapatkan sebelumnya. Terutama untuk siswa non-IT (seperti OOP, coding convention, dll)
#3 Feedback dari Reviewer (19 %)
Setelah memeriksa kode, berikutnya expert kami akan memberikan respon: project diterima atau ditolak. Jika ditolak, apa alasannya dan apa poin perbaikannya.
Apa manfaat fitur “feedback dari reviewer” menurut para lulusan?
- Siswa jadi punya sudut pandang baru. Perspektif pengujian antara reviewer dengan siswa memang jauh berbeda.
- Siswa memperoleh masukan yang meningkatkan kualitas menulis kode, seperti improvisasi kode, styling code dan best practice.
- Buat siswa, reviewer adalah guru alias mentor berpengalaman. Siswa jadi dapat tips penambah wawasan yang langsung bisa dipraktikkan, termasuk hal-hal di luar materi. Untuk siswa otodidak, feedback dari reviewer sangatlah penting
- Siswa jadi tahu apakah proyek yang dibuat sudah sesuai dengan pasar atau siap/layak go public (atau belum).
#4 Latihan dan Bedah Kode (16 %)
Ada beragam latihan dan bedah kode di setiap modul untuk melatih kalian menulis kode dengan baik.
Apa manfaat fitur “Latihan dan Bedah Kode” ini menurut para lulusan?
- Bedah kode adalah model pembelajaran yang paling mudah dipahami.
- Siswa jadi memahami coding karena penjelasan cukup detail, step by step, dan banyak mengambil contoh dengan kasus yang berbeda.
- Siswa jadi mampu membuat proyek baru dengan fitur yang lebih beragam. Ini membuat siswa jadi lebih familiar dengan proyek android studio. Siswa pun jadi lebih paham maksud, alur proses kode dan standar kode.
- Siswa jadi paham tentang arti dan penggunaan fungsi dll pada kode.
- Siswa jadi tahu secara teknis tentang implementasi logika pemrograman (learning by doing).
- Siswa jadi paham kode yang ditulis. Jadi jelas apa kegunaan dari tiap baris kode secara mendetail. Ini utamanya penting bagi pemula dalam pengembangan aplikasi. Siswa jadi bisa belajar menerapkan kode secara langsung (praktik).
#5 Materi Teori dan Tutorial (12 %)
Untuk memastikan materi yang valid dan relevan, kami menyusun kelas bersama dengan platform owner-nya masing-masing, seperti:
- Kelas MADE : Google
- Kelas MGDE: Asosiasi Game Indonesia, Agate Studio
- Kelas KADE: Google
- Kelas PWA: Codepolitan
Saat materi sudah live/published, kami melakukan update berkala pada konten materi teori dan tutorial untuk memastikan user experience yang lebih.
Apa kata para lulusan tentang fitur ini?
- Dengan paham teori, ngoding jadi “nggak asal jadi” dan implementasi pun jadi lebih mudah.
- Siswa jadi terbantu mengerjakan submission. Materi mudah dipahami, jelas, lengkap, dan terstruktur
- Siswa jadi bisa mengeksplorasi banyak hal dengan basic knowledge yang didapat
- Siswa jadi bisa mencoba kode dan bisa menerapkan ke project / masalah lain yang sejenis
- Siswa dapat ilmu baru yang tidak pernah didapat pada tutorial online biasa. Siswa juga dapat mempraktekkan ilmu tersebut pada tutorial-tutorial yang disediakan.
Itulah dia 5 fitur utama kelas Picodiploma Dicoding. Mana fitur favoritmu? Kalau belum ambil kelas Dicoding, kelas mana yang kamu minat dan kenapa?
Kami tunggu di Dicoding Academy ya.