Cerita Mutiara Bela Tista, Lulusan Program DTS FGA IT Support 2022, yang Menjadi Talenta Digital Andal Sebelum Lulus Kuliah
Kita tentu memendam cita-cita untuk bisa memulai jenjang karier dan meraih kesuksesan. Bagi yang beruntung mengenyam pendidikan tinggi, bayangan masa depan yang cerah pascakuliah, selalu terbayang. “Mau jadi apa?” dan “Ingin karier di bidang apa?” adalah pertanyaan yang kerap terlintas. Visi demikian membuat diri semakin giat menyiapkan kompetensi.
Termasuk untuk Mutiara Bela Tista (22) yang susah payah menempuh perjalanan belajar panjang hingga menjadi talenta digital seperti sekarang. Penasaran dengan kisahnya? Mari kita simak.
💻 Mulai Belajar Pemrograman
Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.
Daftar SekarangSempat Berpikir untuk Menyerah di Tengah Jalan
Mutiara Bela Tista atau biasa dipanggil Mutiara, berasal dari pinggiran kota Palembang. Ayah dan Ibunya menghidupi keluarga dengan menjadi seorang petani. Dengan latar belakang keluarga yang sederhana, sejak kecil Mutiara minim bersentuhan dengan sarana dan prasarana modern dalam belajar.
Meski ia kerap tertarik dengan komputer dan dunia digital, Mutiara kerap memendam rasa ingin tahunya. Ia sadar bahwa kondisi ekonomi keluarganya belum memberikannya jalan untuk belajar lebih jauh.
Memang tantangan yang harus Mutiara hadapi untuk mengembangkan diri tidaklah mudah. Mulanya, ia cukup optimistis untuk bisa diterima di universitas negeri yang biayanya lebih terjangkau. Ia berpikir bahwa berkuliah di universitas negeri merupakan satu-satunya jalan untuk bisa merealisasikan mimpinya. Namun, kenyataan berbanding terbalik dengan apa yang Mutiara impikan. Tak lolos seleksi masuk universitas negeri sempat membuatnya down beberapa lama.
Namun, cinta kedua orang tua Mutiara pada sang putri rupanya lebih besar dari apa pun. Berkeinginan agar Mutiara bisa mengenyam pendidikan tinggi, Ayah dan Ibunya menyemangatinya untuk bisa melanjutkan kuliah di mana pun itu, termasuk di universitas nonnegeri sekali pun. Berbekal dukungan keluarga, Mutiara bangkit dan memperjuangkan masa depannya di Institut Teknologi dan Bisnis PalComTech, jurusan Sistem Informasi.
Belajar Tanpa Laptop Semasa Kuliah
Uniknya, meskipun jurusan yang diambil Mutiara berkaitan dengan IT-Sistem Informasi- ia tak memiliki laptop. Dengan berbesar hati, ia cukup mengandalkan ponsel dalam mengerjakan tugas kuliah. Ia bahkan giat mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) programming berbekal telepon genggam andalan.
Menjelang ujian semester pertama, seorang dosen sangat menyarankan Mutiara untuk memiliki laptop agar bisa mengikuti kegiatan perkuliahan dengan baik. Dengan berat hati, ia menyampaikan pesan tersebut pada orang tuanya. Alih-alih merasa terbebani, mereka justru menyambut baik permintaan itu. Ayah Ibunya berusaha keras agar bisa membelikan gawai tersebut demi proses belajar Mutiara di kampus.
Mengikuti DTS FGA Dua Kali untuk Mengobarkan Semangat Pembuktian Diri
Saat mendapatkan perangkat tersebut dari orang tuanya, Mutiara bertekad untuk memanfaatkan gawai barunya dengan sebaik-baiknya. Cita-citanya yang sempat layu, kini hidup kembali. Ia ingin menjadi talenta digital andal dimulai saat ia kuliah. Ditunjang dengan kehadiran laptop, tekad tersebut kian membara. Apalagi, saat salah satu kerabatnya memberi tahu tentang pelatihan Digital Talent Scholarship Fresh Graduate Academy (DTS FGA) 2022, ia tak ragu untuk mendaftarkan diri.
Dari beberapa alur belajar yang tersedia, pilihan Mutiara jatuh pada IT Support. Ia menuturkan bahwa meningkatkan sistem keamanan di bidang teknologi seperti pada pembuatan aplikasi dan jaringan internet perkantoran adalah sesuatu yang seru nan menyenangkan.
Selama menjalani pelatihan DTS FGA, Mutiara melakukan manajemen waktu yang baik, sehingga ia tidak ketetaran dalam menyelesaikan semua tugas yang diberikan. Hasilnya? Ia berhasil menyelesaikan semua sesi di DTS FGA lebih cepat dua minggu.
Belum puas sampai di situ, Mutiara mengikuti DTS FGA kembali di tahun yang sama, dengan tetap mengambil alur belajar IT Support. Pada kesempatan kali ini pengalamannya berkutat dengan studi kasus pada jaringan internet perkantoran, sangatlah berkesan. Ia makin memompa semangatnya dalam membuktikan kemampuan diri. Belum lagi, salah satu mentor di sana mengatakan bahwa seseorang yang sama sekali tidak mempunyai bekal sama sekali di bidang teknologi pun bisa sukses selama tidak pernah berhenti belajar.
Menjadi Seorang Junior Application Developer Sebelum Lulus Kuliah
Jenjang karier yang awalnya terasa mustahil, ternyata kini terwujud nyata. Putri petani ini menemukan pekerjaan pertamanya sebagai seorang pengembang aplikasi android muda. Ia tidak menampik bahwa DTS FGA 2022 memberikan pengaruh signifikan terhadap hal tersebut.
“Materi-materi DTS FGA melengkapi apa yang saya terima dari bangku kuliah. Apalagi program ini memberikan suntikan semangat tersendiri buat saya. Pelajaran soft skill berupa critical thinking secara tidak langsung meningkatkan kepercayaan diri saya”. (Mutiara)
Bermula dari kepercayaan diri yang mulai tumbuh, Mutiara mencoba peruntungannya dalam mendapatkan pekerjaan melalui job fair. Ia yang sekarang sudah siap bersaing di dunia profesional, bukan lagi gadis nirtalenta dari pinggiran kota. Ia sangat bahagia bisa diterima sebagai Junior Application Developer di PT Mitra Integrasi Informatika.
Menjadi Junior Application Developer bahkan sebelum merampungkan perkuliahan, sangatlah disyukuri oleh Mutiara dan keluarga. Ia menuturkan bahwa tugasnya sangatlah menantang, yakni mengembangkan aplikasi sesuai dengan kebutuhan pelanggan dan menguji kode-kode pemrograman agar terhindar dari permasalahan penggunaan. Mutiara mengutarakan bahwa tanggung jawab ini membuatnya menemukan kembali nilai diri yang sempat hilang.
Pembuktian Diri Masih Berlanjut
Diterima bekerja, untuk sesaat memang membuat Mutiara bangga. Namun, itu tidak lantas membuatnya berhenti begitu saja. Ia tetap ingin membuktikan diri bahwa dia adalah seseorang yang bertalenta dan tentu saja menjadi sumber kebahagiaan orang tua.
Saat ini, ia sedang tertarik untuk mempelajari analisis kelas data di Dicoding. Namun, sebelum benar-benar mewujudkannya, ia ingin memberikan performa terbaik di tempat kerjanya. Apakah itu?
“Saya ingin mengembangkan sistem keamanan yang lebih kompleks dalam sebuah aplikasi yang nanti saya kerjakan bersama tim,” paparnya.
Mutiara telah membuktikan bahwa tidak apa-apa memulai langkah besar dari keinginan untuk berbenah diri. Berbekal ketekunan, hasil yang didapatkan akan mengikutinya. Selain itu, tetaplah membuat pergerakan meskipun ada hambatan di sana. Ketika berhasil melaluinya, maka seseorang akan menjadi versi diri yang lebih tangguh dan percaya diri.
“Momen berharga dalam hidup bukan tentang menang atau kalah, tetapi tentang berusaha untuk meningkatkan diri menjadi versi manusia yang lebih baik,” tutup Mutiara.