Kisah Putra Buruh Tani Sawit yang Kini jadi Mentor Google Cloud Arcade

Kisah Putra Buruh Tani Sawit yang Kini jadi Mentor Google Cloud Arcade

Cerita Andre Gregori Sangari, Anak Petani Sawit yang Kini jadi Mentor Google Cloud Arcade 2024

Andre Gregori Sangari (24), mahasiswa semester akhir di Universitas Gunadarma, percaya bahwa tantangan adalah peluang untuk bertumbuh. Berasal dari keluarga petani di Kalimantan, Andre merantau ke Depok untuk mengejar mimpi di dunia teknologi. Di tengah perjalanannya, ia terlibat aktif dalam berbagai program seperti Bangkit dan Dicoding.

Salah satu capaian terbesar Andre adalah terpilih sebagai fasilitator di Google Cloud Arcade 2024. Tak hanya membantu lebih dari 500 peserta dalam memahami cloud computing dan AI/ML, ia juga menjadi inspirasi bagi mereka yang ingin mengejar impian di dunia teknologi terlepas dari apa pun latar belakangnya.

💻 Mulai Belajar Pemrograman

Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.

Daftar Sekarang

Melalui cerita Andre, kita dapat melihat pentingnya semangat belajar, dukungan keluarga, dan kesempatan dalam mengubah tantangan menjadi pintu kesuksesan bagi setiap individu.

Anak Buruh Tani Sawit yang Harus Mengambil Jeda Selama Tiga Tahun untuk Berkuliah

Anak Buruh Tani Sawit yang Harus Mengambil Jeda Selama Tiga Tahun untuk Berkuliah

Andre adalah anak bungsu dari dua bersaudara. Ayahnya bekerja sebagai buruh petani sawit di Palangkaraya, Kalimantan, sementara ibunya adalah ibu rumah tangga. Lahir dan menghabiskan masa kecil di Manado, Andre tumbuh di tanah rantau bersama keluarganya.

Keterbatasan ekonomi yang dimiliki oleh orang tua Andre membuatnya harus menunda kuliahnya selama tiga tahun. Alasannya, saat itu kakak Andre baru menyelesaikan studinya dan orang tuanya belum bisa membiayai kuliah Andre. Mau tidak mau, Andre harus menunggu giliran sampai kondisi keuangan keluarganya membaik. 

“Saat itu, ekonomi keluarga kami cukup sulit, jadi kami harus gotong royong. Saya baru bisa kuliah setelah kakak lulus dan mulai bekerja.”

Tantangan tidak hanya datang dari segi ekonomi. Pindah dari Palangkaraya ke Depok untuk melanjutkan pendidikan di Universitas Gunadarma juga menghadirkan tantangan tersendiri. Andre harus menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, jauh dari keluarganya yang akhirnya kembali ke Manado. Namun, semangat dan tekad Andre tidak pernah goyah. 

“Saya ingin membuktikan bahwa dengan kerja keras dan dukungan keluarga, saya bisa mencapai impian saya,” ujarnya.

Sempat Meningkatkan Skill di Bangkit

Sempat Meningkatkan Skill di Bangkit

Sebagai mahasiswa Informatika di Universitas Gunadarma, Andre bercerita bagaimana awalnya ia bisa tertarik dengan dunia teknologi. Semua berawal dari hobinya semasa SMP, yaitu bermain gim komputer. Dari situ, tumbuh benih-benih cinta terhadap komputer dan teknologi.

“Dulu bisa sampai seharian main gim di depan komputer. Jadi, saya berpikir ‘Kenapa tidak sekalian saja meneruskan ke jurusan informatika?’,” kata Andre.

Keputusannya untuk mendalami informatika semakin mantap ketika Andre mengenal program-program yang ditawarkan oleh Google. Salah satunya adalah Bangkit, sebuah program kesiapan karier bagi mahasiswa yang diinisiasi oleh Google, GoTo, dan Traveloka, serta didukung oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. 

“Saya tahu tentang Bangkit dari Instagram. Waktu itu, saya sedang mencari kursus gratis dan melihat Instagram Dicoding, lalu menemukan program Bangkit,” ungkapnya.

Sebelum ikut Bangkit, Andre terlebih dahulu mengenal Dicoding, sebuah platform bagi developer Indonesia untuk belajar coding. Saat itu, ia merasa bahwa pembelajaran di kampus masih harus dilengkapi dengan pengetahuan yang lebih terkini. Melalui Dicoding, Andre menemukan kesempatan untuk membuka pintu lebih luas di bidang teknologi.

Di Bangkit, Andre memilih jalur cloud computing. Pilihan ini bukan tanpa alasan. Ia memilih cloud computing karena mulanya merasa kurang mahir dalam coding. Menurut Andre, jalur lain seperti machine learning dan mobile development memerlukan keahlian coding yang lebih intensif. 

“Saya minta saran dari teman yang sudah ikut Bangkit sebelumnya dan dia menyarankan cloud computing karena lebih cocok untuk pemula seperti saya,” tambahnya.

Program Bangkit tidak hanya memberi Andre keterampilan teknis, tetapi juga menawarkan rencana pembelajaran yang terstruktur dan dukungan yang komprehensif. Mulai dari dasar-dasar cloud, implementasinya dalam proyek nyata, hingga sertifikasi profesional. Program ini juga menyediakan mentor yang berpengalaman dan komunitas yang mendukung.

Mentor yang Rela Bangun Dini Hari untuk Bantu Peserta

Mentor yang Rela Bangun Dini Hari untuk Bantu Peserta

Setelah menyelesaikan program Bangkit, Andre merasakan perubahan signifikan dalam dirinya. Kepercayaan dirinya meningkat dan ia memiliki keterampilan yang lebih solid di bidang cloud computing. Kesuksesan Andre di Bangkit juga membuka pintu kesempatan baru. Ia kini menjadi bagian dari ekosistem Dicoding, di mana ia terus belajar dan mengembangkan diri. 

Kesempatan baru muncul ketika Andre menerima newsletter dari Dicoding yang menawarkan peran sebagai fasilitator di Google Cloud Arcade 2024. 

“Saya sering cek email dan kebetulan ada email dari Dicoding yang mengajak saya untuk daftar sebagai fasilitator,” jelas Andre.

Mengambil tantangan baru, Andre mendaftar sebagai fasilitator di Google Arcade meski sebelumnya belum pernah memiliki pengalaman menjadi fasilitator. Ia hanya tahu bahwa perannya mirip seperti mentor. Akhirnya, ia diterima dan mulai membimbing ratusan peserta dalam program tersebut.

“Tugas saya sebagai fasilitator adalah membantu peserta yang mengalami kendala di laboratorium atau masalah lain terkait Google Cloud. Saya juga sering memberikan konsultasi dan jawaban di grup jika ada pertanyaan.”

Meski awalnya merasa kaget dengan jumlah peserta yang besar, Andre menemukan kebahagiaan dalam membantu mereka karena antusiasme yang dimiliki. Peran ini memberikan dampak positif bagi Andre, baik secara pribadi maupun profesional. 

Salah satu pengalaman yang paling berkesan bagi Andre adalah ketika ia harus bangun dini hari untuk membantu peserta yang menghadapi masalah teknis. 

“Kadang ada peserta yang bertanya saat subuh dan saya langsung membantu mereka meskipun harus bangun jam 3 atau 4 pagi,” kenangnya.

“Teruslah Berbuat Baik Meskipun Bukan yang Terbaik”

Teruslah Berbuat Baik Meskipun Bukan yang Terbaik

Perjalanan Andre sebagai fasilitator di Google Arcade diwarnai dengan banyak harapan untuk masa depan. Sebagai seseorang yang pernah merasakan sulitnya belajar di tengah keterbatasan, Andre memiliki pesan khusus untuk para peserta yang dibimbingnya. 

“Harapan saya semoga yang mereka pelajari di Google Cloud Arcade bisa berguna, apalagi mereka mempelajari tentang cloud computing dan AI/ML yang sedang hype sekarang,” katanya.

Menjadi fasilitator di Google Cloud Arcade tidak hanya memberi Andre pengalaman baru, tetapi juga memperkuat prinsip-prinsip yang ia pegang sejak kecil. Ia kembali mengingat pesan yang telah menjadi pegangannya dalam menjalani berbagai tantangan hidup. Motto tersebut, seperti yang diceritakan Andre, didapatkan dari orang tuanya.

“Teruslah berbuat baik meskipun bukan yang terbaik,” tutupnya.


Belajar Pemrograman Gratis
Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.