Cerita Ivan Wahyu Nugroho, Lulusan DBS Foundation Coding Camp yang memiliki passion di bidang IT
“Ibuku lulusan S2, yaitu SD dan SMP, sedangkan ayahku lulusan S3, yaitu SD, SMP, dan SMA,” ucap Ivan Wahyu Nugroho (20) dengan penuh canda.
Ivan—begitu ia dipanggil—adalah seorang pemuda asal Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Benar apa yang dikatakan Ivan. Ibunya adalah seorang tamatan SMP, sedangkan ayahnya adalah seorang tamatan SMA. Keduanya berprofesi sebagai petani.
Keterbatasan ekonomi yang keluarga Ivan miliki membuat Ivan menjadi orang pertama di keluarga yang berhasil menempuh pendidikan tinggi. Namun, kendala ini tak mematikan semangat Ivan untuk menjemput masa depan yang lebih baik.
💻 Mulai Belajar Pemrograman
Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.
Daftar SekarangPassion-nya ada pada bidang IT. Oleh karenanya, Ivan belajar sungguh-sungguh di kampus dan menyempatkan diri untuk ikut DBS Foundation Coding Camp. Ia optimis bahwa usaha yang dilakukannya hari ini akan mengantarnya pada masa depan yang lebih baik.
Minat terhadap Teknologi yang Dimulai dari Sebuah Laptop Jadul
Sejak kecil, Ivan sudah memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Minat Ivan terhadap teknologi tumbuh saat ia penasaran pada cara kerja remote TV. Selain itu, melihat logo “kopi panas” yang terpampang pada salah satu aplikasi di ponsel kakaknya, Ivan jadi ingin tahu soal bahasa pemrograman Java.
Melihat si bungsu begitu ingin mengenal komputer, ayah Ivan bekerja keras agar bisa membelikannya sebuah laptop. Akhirnya, sebuah laptop bekas ada di pangkuan Ivan. Sang ayah membelinya dari tetangga.
“Keyboard laptop pertamaku rusak. Mau enggak mau, aku harus pakai keyboard eksternal jadul. Walaupun laptopku begini, dia adalah saksi bisu pertamaku saat aku belajar Microsoft Office dan aplikasi sejenisnya. Dari situ, aku mulai ngerti caranya muterin lagu, video, dan ngetik di laptop,” ungkap Ivan.
Hal yang membuat Ivan mantap untuk berkuliah dalam bidang teknologi adalah minatnya terhadap matematika sejak SD. Saat masa pendaftaran kuliah tiba, Ivan merasa bahwa coding itu keren dan ia ingin berkuliah dalam bidang yang membuatnya bisa tetap terlibat dengan matematika. Akhirnya, pilihannya jatuh pada jurusan Informatika.
“Yang Penting Hasil Coding-annya, Bukan Laptopnya”
Di Universitas Sebelas Maret, Ivan memulai perjalanannya sebagai seorang mahasiswa Informatika. Saat belajar, ia menyadari bahwa laptopnya tidak secanggih laptop teman-temannya. Meski begitu, Ivan tak berkecil hati karena ia menjadi mahasiswa yang paling diandalkan dalam hal pemrograman.
“Yang penting itu program hasil coding-annya, bukan laptopnya,” kenang Ivan saat harus mengingat masa-masa awal perkuliahannya.
Bersenjatakan laptop dengan spesifikasi terbatas, Ivan mencari berbagai sumber belajar tambahan mengenai teknologi. Menyasar program-program pembelajaran teknologi yang bersifat gratis, Ivan sempat ikut berbagai kelas gratis di Dicoding untuk dalami Android dan cloud computing.
Sudah menjadi bagian dari ekosistem Dicoding membuat Ivan mengenal program DBS Foundation Coding Camp. Tertarik untuk mempelajari front-end web, Ivan mendaftarkan diri ke program tersebut.
Semangat Dalami Learning Path Front-End Web di DBS Foundation Coding Camp
Berhasil diterima di DBS Foundation Coding Camp, Ivan memulai proses belajarnya secara perlahan, tetapi pasti. Kemajuan belajar Ivan memang tak secepat peserta lain, tetapi ia mencerna dengan baik setiap konsep yang diberikan di kelas-kelas pada learning path Front-End Web.
“Aku selalu berusaha mengerjakan submission sebaik-baiknya yang sesuai dengan ketentuan proyek supaya bisa dapat bintang lima. Karena memahami materi dengan baik, aku berhasil dapat bintang lima pada dua proyek yang aku kerjakan,” ucap Ivan dengan senang.
Meski berhasil mendapatkan bintang lima, Ivan merasa belajar di DBS Foundation Coding Camp cukup menantang. Ia tak akan bisa memperoleh nilai sangat baik pada tugas yang dikerjakannya jika tidak memahami materi fundamental sebaik-baiknya.
Selain itu, pada submission yang ia kerjakan, Ivan tak hanya memperoleh lima bintang yang membuatnya bangga, tetapi juga masukan dari reviewer tentang cara agar ia bisa mengembangkan proyeknya menjadi lebih baik lagi.
Kerja keras Ivan berbuah manis saat ia berhasil menyelesaikan seluruh kelas dasar dan pemula di learning path Front-End Web. Selain itu, performa baik yang Ivan tunjukkan membuatnya memperoleh kelas pada level menengah.
Pada tingkat intermediate tersebut, Ivan berkesempatan untuk mematangkan berbagai materi yang belum ia mengerti, salah satunya adalah fetching data dari API.
Optimis Mencetak Lebih Banyak Prestasi Pasca DBS Foundation Coding Camp
Saat ditanya mengenai apa yang ia peroleh dari DBS Foundation Coding Camp, Ivan mengungkapkan bahwa pengalaman belajar berbasis praktik menguatkan fundamental yang telah dimiliki. Pasca belajar dalam program ini, Ivan optimis untuk mencapai banyak hal, mulai dari ikut lomba pengembangan web di kampus, hingga mendaftar program magang.
“Di DBS Foundation Coding Camp, aku terbiasa mengerjakan real project. Jadi, aku optimis kalau sertifikat yang aku peroleh dari program ini pasti powerful untuk aku daftar magang,” ujar Ivan.
Melihat bahwa ia sudah berjalan sejauh ini dalam perjalanan belajarnya sebagai seorang talenta teknologi, Ivan bersyukur dengan kondisi apa pun yang dialami oleh keluarganya. Ia menyadari bahwa keterbatasan pada keluarganyalah yang mencambuk dirinya untuk semangat mengasah diri agar bisa lampaui batas dan selangkah lebih dekat dengan cita-citanya.
“Saat kita sedang mengusahakan cita-cita kita, jangan terlalu banyak memikirkan keterbatasan yang kita punya. Dari mana pun kita berasal, jika kita sudah menggenggam tekad kita dengan kuat dan berani menghadapi tantangan apa pun itu, kita pasti bisa melewatinya. Menurutku, tantangan ada supaya kita mau berusaha lebih dan bisa tumbuh dengan lebih hebat,” tutup Ivan.
Meski sudah menyelesaikan kelas tingkat menengah di DBS Foundation Coding Camp, Ivan tak ingin proses belajarnya selesai. Ia senantiasa membuka diri untuk ilmu-ilmu baru yang bisa dipelajari karena ia masih dalam perjalanan untuk mencapai tujuannya, yakni memberikan hidup lebih baik untuk keluarganya. Selamat melanjutkan perjalanan, Ivan!