Artificial Intelligence (AI), yang dulu hanya ada di film fiksi ilmiah, kini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita sehari-hari. Mulai dari asisten virtual, rekomendasi produk, dan filter email spam, sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita. Dari hiburan, hingga gawai yang kita gunakan. Hal ini menunjukkan betapa keterampilan AI sangat dibutuhkan saat ini. Tapi, apakah kita, sebagai individu dan sebagai bangsa, benar-benar siap menghadapi revolusi AI?
Selama ini, masyarakat mengenal bahwa berbagai sistem AI telah meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Diantaranya terkait otomatisasi tugas, analisis data, dan pengambilan keputusan. Munculnya berbagai sistem AI juga mendorong lahirnya berbagai inovasi produk, layanan, dan model bisnis baru. Contoh yang dapat kita lihat di sekitar kita, misal pengembangan kendaraan otonom, diagnosa medis berbasis AI, dan personalisasi pengalaman pelanggan.
Sehingga tidak mengherankan, dalam daftar pekerjaan teknis dengan gaji tertinggi di tahun 2024 yang dirilis Nexford University, posisi Machine Learning Engineer menempati peringkat pertama dan AI Engineer menempati peringkat kedua. Kedua pekerjaan ini berhubungan dengan AI serta memiliki prospek karir yang cerah dan gaji yang tinggi karena kebutuhan yang meningkat akan berbagai solusi berbasis AI di berbagai industri.
💻 Mulai Belajar Pemrograman
Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.
Daftar SekarangLaporan e-conomy SEA dari Google, Temasek, dan Bain & Co menyebutkan bahwa Bisnis di Asia Tenggara merupakan salah satu pengguna awal Generative AI. Hal ini menunjukkan kebutuhan yang tinggi untuk kebutuhan tenaga kerja terampil di bidang AI. Salah satu use case yang paling sering muncul di Indonesia antara lain, perusahaan e-commerce memanfaatkan AI untuk mempersonalisasi pengalaman belanja dan mengoptimalkan logistik.
Kita tidak bisa mengelak dari meningkatnya penggunaan AI dan perlu terus beradaptasi dengan perubahan pasar kerja. Salah satunya dengan memahami bahwa penguasaan teknologi AI adalah syarat survival di era digital. Keahlian mengolah data dan pemanfaatan AI akan menjadi syarat minimal untuk memiliki daya saing di pasar global. Bahkan sangat mungkin akan berpengaruh terhadap kemajuan pribadi dan karier, di masa sekarang maupun di masa depan. Permintaan pasar akan ahli AI akan terus meningkat, dengan diadakannya peran baru, lapangan pekerjaan baru, serta mengubah peran kerja yang ada.
Meskipun Indonesia memiliki potensi besar untuk memanfaatkan AI, ada tantangan yang perlu diatasi. Ketersediaan data yang berkualitas dan infrastruktur teknologi yang memadai masih menjadi kendala. Selain itu, kesenjangan keterampilan digital di Indonesia bisa menghambat adopsi dan pengembangan AI secara optimal. Namun, terdapat peluang besar bagi mahasiswa, wirausahawan muda, dan profesional untuk terlibat dalam pengembangan teknologi AI dan mengisi peran-peran baru ini.
Mengingat keterampilan AI sangat dibutuhkan saat ini di Indonesia, pelatihan AI Engineer menjadi krusial untuk menjembatani kesenjangan antara kebutuhan industri dan ketersediaan tenaga kerja terampil. Pelatihan yang komprehensif dan berorientasi industri. Pelatihan yang berfokus pada praktik langsung dan studi kasus terkini, akan membekali peserta dengan keahlian yang dibutuhkan untuk mengembangkan solusi AI, mengisi peran-peran baru di berbagai sektor, dan pada akhirnya, mendorong inovasi dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.