Cerita Kori Isabella Hutabarat, Lulusan SIB Dicoding Cycle 1 yang Kerja Keras untuk Menjadi Talenta Digital yang Sukses
Keinginan untuk sukses berkarier di dunia teknologi boleh dimiliki oleh siapa saja, termasuk perempuan, meski bidang ini didominasi oleh talenta laki-laki. Kori Isabella Hutabarat adalah salah satu perempuan yang dulu memimpikan hal yang sama; ia ingin menjadi seorang talenta digital perempuan yang sukses.
Demi menggapai mimpi tersebut, pemilik nama panggilan Ica ini membekali dirinya dengan ilmu-ilmu teknologi yang relevan dengan kebutuhan industri. Ia sempat belajar secara autodidak sebelumnya hingga akhirnya memutuskan untuk berpartisipasi pada program Studi Independen Bersertifikat (SIB) Dicoding Cycle 1. Keikutsertaannya pada program ini memperluas peluang kariernya.
💻 Mulai Belajar Pemrograman
Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.
Daftar SekarangApakah Ica berhasil menjemput impiannya di dunia teknologi? Mari kita baca cerita lengkapnya!
Sempat Tidak Tahu Cara Mengoperasikan Komputer
Gadis asal Sumatera Utara ini memiliki perjalanan yang cukup unik sebelum akhirnya memiliki minat terhadap teknologi. Saat duduk di bangku SMP, Ica sama sekali tidak tahu cara mengoperasikan komputer, baik menyalakan maupun mematikannya. Saat dulu ia ditugaskan untuk mengetik namanya sendiri di komputer sekolah, ia kesulitan.
Tantangan yang dihadapinya ini mendorongnya untuk kemudian belajar komputer secara mandiri. Kesulitan itu tak membuat Ica menyerah. Ia bekerja keras agar bisa mengenal berbagai perangkat komputer. Siapa sangka bahwa pemahamannya mengenai komputer menumbuhkan minatnya terhadap teknologi.
Minat tersebut Ica pupuk perlahan-lahan hingga akhirnya ia lulus dari SMA. Ingin bisa berkarier sebagai talenta digital di masa depan, akhirnya, Ica memutuskan untuk berkuliah di Universitas Medan Area, jurusan Teknik Informatika, dengan dukungan penuh dari kedua orang tuanya.
Memulai Kerja Keras sebagai Calon Talenta Digital di SIB Dicoding Cycle 1
Saat sudah menjadi mahasiswi Teknik Informatika dan memasuki semester keempat, Ica memiliki ketertarikan secara spesifik pada teknologi kecerdasan buatan yang biasa disebut dengan AI. Ia berminat untuk memperluas wawasannya mengenai hal-hal yang berkaitan dengan Machine Learning. Minat tersebut menuntunnya untuk mencari ilmu tambahan di luar kelas. Perjalanannya untuk belajar Machine Learning secara mandiri pun dimulai.
Kemudian pada semester ketujuh, program Kampus Merdeka hadir. Ica menemukan salah satu program yang dipersembahkan oleh Dicoding, yaitu SIB Dicoding Cycle 1. Program pelatihan tersebut memiliki Machine Learning & Front-End Development sebagai salah satu alur belajarnya. Ketertarikan Ica terhadap Machine Learning yang begitu besar membuatnya bersemangat untuk ikut serta.
Akhirnya, Ica resmi menjadi salah satu peserta SIB Dicoding Cycle 1. Ia mengakui bahwa pengalaman belajarnya sangat menyenangkan dan ada tiga hal yang menarik perhatiannya di sana, yaitu kurikulum, metode pembelajaran, dan mentorship yang ia terima.
Pribadi yang Haus Akan Ilmu
Sebagai peserta, Ica merasa kurikulum yang SIB Dicoding Cycle 1 tawarkan mengenai Machine Learning & Front-End Development sangat terstruktur. Silabus yang komprehensif ini membuat Ica bisa memiliki pemahaman yang kuat pada bidang yang ia pilih. Selain itu, ia juga memiliki kesempatan untuk mempraktikkan ilmunya secara langsung pada proses belajar.
“Metode flipped learning yang diaplikasikan pada program SIB Dicoding sangat menarik. Cara ini mendorong saya untuk bisa belajar secara mandiri terlebih dahulu sebelum akhirnya hasil belajar tersebut saya implementasikan pada sesi-sesi yang dipimpin oleh instruktur. Pendekatan inovatif ini membuat pengalaman belajar di SIB Dicoding sangat interaktif.”
Hal terakhir yang menarik bagi Ica pada SIB Dicoding adalah aspek mentorship-nya. Merupakan pengalaman berharga bagi Ica untuk dapat dibimbing secara langsung oleh para mentor yang berpengalaman di bidangnya. Wawasan yang ia dapatkan dari sesi mentorship yang ia ikuti memberikannya pemahaman soal dinamika yang terjadi di industri.
Meski belajar di SIB Dicoding menuntutnya untuk bisa melakukan manajemen waktu dengan baik, Ica merasa senang bisa terlibat dalam lingkungan yang suportif dan kolaboratif. Teman-teman sesama peserta yang ia temui di program ini memiliki semangat yang sama seperti dirinya. Tak jarang, mereka saling berdiskusi untuk bisa memahami bagaimana teknologi dapat menyelesaikan permasalahan kompleks di masyarakat.
Kerja keras dan proses belajar Ica selama di SIB Dicoding Cycle 1 akhirnya mengantarkannya untuk menjadi salah satu lulusan terbaik. Rekognisi tersebut tidak hanya memotivasinya untuk belajar lebih banyak soal Machine Learning agar bisa menjadi seorang ahli, tetapi juga menyuntikkan kepercayaan dirinya untuk memulai karier sebagai talenta digital.
Kerja Keras Ica yang Berbuah Manis
Lulus dari SIB Dicoding Cycle 1, Ica sempat bekerja sebagai Data Analyst Intern di Gojek. Setelahnya, ia menemukan lowongan kerja di Tiket.com untuk posisi Associate Business Intelligence Analyst. Kebetulan posisi tersebut memerlukan talenta dengan kemampuan yang relevan dengan yang Ica miliki sebagai seseorang yang pernah bekerja di bidang data. Pengalaman kerja dan pengalaman belajarnya di SIB Dicoding Cycle 1 membuat Ica percaya diri untuk melamar posisi tersebut.
Saat proses rekrutmen, Ica menunjukkan portofolio yang dibangunnya dari proyek-proyek selama mengikuti SIB Dicoding Cycle 1. Pengalaman tersebut membuat resumenya menonjol. Ia pun berhasil diterima di perusahaan tempatnya bekerja kini.
Sebagai seorang Associate Business Intelligence Analyst, Ica bertugas untuk melakukan analisis proses bisnis dan data untuk bisa memperoleh input yang dapat mendukung tujuan strategis perusahaan. Ia banyak berkolaborasi dengan berbagai tim untuk mengimplementasikan solusi berbasis data yang dapat mendorong pertumbuhan perusahaan.
“Wawasan mengenai analisis data, visualisasi data, dan penggunaan algoritma Machine Learning dari SIB Dicoding Cycle 1 membantu saya saat melakukan tugas saya di kantor.”
Sukses memulai karier di salah satu perusahaan teknologi yang bergerak di bidang transportasi dan akomodasi, Ica berharap para calon talenta digital perempuan dapat berhasil menggapai mimpinya seperti dirinya. Bagi Ica, kunci keberhasilannya adalah terus memiliki keinginan untuk belajar karena teknologi merupakan bidang yang akan selalu berkembang.
“Kerja keras yang harus kalian lakukan lebih dari sekedar giat belajar. Kalian harus aktif berpartisipasi pada berbagai diskusi grup dan mau mengikuti program yang menawarkan sesi mentorship seperti SIB Dicoding. Punya karier menjanjikan di bidang teknologi? Perempuan bisa.”