Cerita Muh Arifandi yang Diterima Kerja di Anak Perusahaan BUMN setelah Lulus dari Program DTS PROA Android 2022 di Dicoding
“Sesuatu akan selalu terlihat tidak mungkin hingga ia benar-benar dilakukan.”
Nelson Mandela
Bisa tamatkan pendidikan tinggi dan bekerja mungkin bukan sesuatu yang mustahil diraih bagi banyak orang. Namun, ini tidak berlaku bagi Muh Arifandi (25) yang terlahir dengan tempaan hidup luar biasa.
Perjuangan Arif sungguh berat. Ia hanya tumbuh bersama sang nenek yang kemudian wafat saat usia Arif menginjak lima tahun. Sejak saat itu, Arif menjadi seorang anak pemungut barang bekas untuk bisa sekadar makan dan bersekolah. Oleh karenanya, dapat berkuliah dan bekerja dengan layak di masa depan terlihat bagai sesuatu yang tak mungkin bagi seorang Arif kecil. Namun, ia memilih untuk tak menyerah pada hidup. Arif giat belajar dan bekerja hingga hidupnya berubah 180 derajat saat beranjak dewasa.
💻 Mulai Belajar Pemrograman
Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.
Daftar SekarangPemulung Kecil Kumpulkan Serpihan Mimpi
Dalam hidup, ada anak yang cukup beruntung mendapatkan limpahan kasih sayang moral dan material dari kedua orang tuanya, ada pula anak yang lebih beruntung karena diberi anugerah pundak yang sangat kuat untuk memikul bebannya sendiri. Arif adalah anak yang lebih beruntung itu.
Sejak lahir, Arif sudah tidak tinggal dengan sang ayah. Ibunya wafat begitu Arif hadir di dunia. Keadaan ini membuat Arif hidup bersama sang nenek di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, yang kemudian berpulang saat usianya sudah menginjak lima tahun. Kepergian nenek membuat Arif menjadi seorang anak tanpa keluarga yang harus bertahan hidup dengan memungut barang bekas. Satu-satunya yang kemudian menjadi keluarga Arif saat itu adalah orang-orang pemilik tempatnya bekerja yang bersedia untuk menampungnya.
Saat banyak anak menghabiskan masa kecilnya dengan bermain, Arif harus berjuang mengumpulkan uang untuk bisa makan dan bersekolah. Ia menekuni pekerjaan serabutannya tersebut hingga duduk di bangku SMA. Di masa putih abu-abu, Arif bahkan harus bangun pukul dua pagi untuk memproduksi batu bata merah.
Hidup menempa Arif menjadi sosok yang tangguh dan asing dengan kata “lelah”. Meski perjuangannya begitu sulit, pendidikan tetap menjadi sesuatu yang Arif prioritaskan. Ia masih bersekolah meski jadi pekerja serabutan di bawahumur. Bahkan setelah lulus SMA, Arif berambisi untuk bisa lanjut ke perguruan tinggi.
Dicoding Hadiahkan Arif Hidup yang Lebih Baik
Lulus SMA, Arif bercita-cita untuk lanjutkan studi di perguruan tinggi. Ia memilih berkuliah di STMIK Catur Sakti Kendari, jurusan Sistem Komputer. Sembari merantau ke Sulawesi Tenggara untuk berkuliah, Arif menghidupi dirinya dengan berjualan barang elektronik bekas. Selain itu, ia pun jadi seorang teknisi ponsel dan laptop lepas. Dari hasil kerja sampingannya, Arif tak hanya berhasil biayai kuliah dan kehidupan sehari-hari, tetapi juga bisa membeli motor.
Saat menjalani studi sarjana, Arif merasa bekal yang diterimanya dari kampus belum cukup membuatnya siap jadi talenta teknologi selepas lulus nanti. Ia merasa harus melengkapi ilmu dengan belajar mandiri di luar kampus. Keinginan Arif terpenuhi saat ia masuk ke semester tiga. Salah seorang teman memperkenalkannya pada platform Dicoding.
Melihat Dicoding menyediakan kesempatan belajar gratis lewat salah satu programnya, Arif tidak ingin menyia-nyiakan peluang tersebut. Ia segera daftar dan belajar di Dicoding tanpa biaya. Selepas lulus dari program tersebut, Arif mengalami perubahan hidup.
“Setelah belajar di Dicoding, saya jadi seorang Freelance Developer yang mendapatkan berbagai proyek pembuatan mobile app atau software. Penghasilan dari kerja lepas itu tidak hanya bisa biayai kehidupan saya sehari-hari, tetapi juga berikan modal untuk saya menikah dan menafkahi keluarga kecil saya setelah lulus kuliah.”
Lulus kuliah, menikah, lalu punya pekerjaan lepas yang berikan penghasilan lebih dari cukup tak membuat semangat belajar Arif meredup. Kerja keras Arif membuatnya masih diberikan rejeki untuk lanjutan studi S2 dengan penghasilan freelance-nya. Saat itu, Arif mengambil studi Teknologi Informasi di Universitas Teknologi Yogyakarta.
Seolah belajar formal saja tidak cukup, Arif dipertemukan dengan program Digital Talent Scholarship Professional Academy (DTS PROA) 2022 yang kemudian menarik minatnya. Ia merasa perjalanan belajarnya harus terus berlanjut.
Dapat Banyak Tawaran Kerja setelah Ikut DTS PROA 2022 di Dicoding
Dari Dicoding, Arif mendapatkan informasi tentang program DTS PROA 2022 yang diinisiasi oleh Kominfo dan Google. Ingin memperkaya ilmunya agar bisa lebih unggul lagi sebagai seorang talenta digital, Arif mendaftarkan diri dan memilih alur belajar Android. Akhirnya, ia berhasil diterima dan dapat kesempatan untuk belajar pemrograman dengan Kotlin serta ilmu fundamental aplikasi Android di program ini.
Setelah lewati 200 jam belajar di DTS PROA 2022, Arif berhasil lulus. Ia mulai melamar pekerjaan tetap berbekal sertifikat keikutsertaannya di DTS PROA 2022. Selagi memasukkan banyak lamaran, Arif tengah sibuk menulis tesis tentang image processing yang ilmunya ia dapatkan juga dari Dicoding.
“Setelah coba lamar-lamar, saya nggak nyangka ada lima tawaran kerja yang datang bersamaan pada saya. Ada yang dari agency, unicorn, bank milik negara, hingga anak perusahaan BUMN. Rasanya seperti mimpi dan saya sampai bingung ingin pilih pekerjaan yang mana.”
Akhirnya, setelah berdiskusi dengan sang istri dan menimbang manfaat yang bisa Arif terima sebagai karyawan, Arif memilih untuk menerima tawaran kerja dari PT Indonesia Comnets Plus (ICON+) sebagai Android Engineer. Perusahaan tempat Arif bekerja ini adalah entitas anak PT PLN (Persero) yang berfokus untuk melayani kebutuhan jaringan telekomunikasi PT PLN.
Ilmu yang Arif peroleh dari DTS PROA 2022 amat membantunya dalam bekerja, khususnya saat menerapkan konsep clean code. Wawasan luas yang Arif miliki bahkan membuatnya bisa membantu rekan-rekan kerjanya yang belum terlalu paham tentang membangun struktur kode yang sesuai.
“Saya bisa ada di posisi sekarang karena dapat ilmu gratis dari Dicoding. Oleh karenanya, saya ingin bisa sebermanfaat Dicoding dengan menjadi seorang pengajar suatu hari nanti dan menyebarkan ilmu yang saya punya. Ini salah satu motivasi saya lanjutkan studi S2.”
Telah merasakan banyak manfaat dari belajar di Dicoding, khususnya DTS PROA 2022, Arif mengajak para profesional yang ingin dalami ilmu teknologi untuk ikut program satu ini. Terlebih, DTS tawarkan kesempatan belajar gratis sehingga siapa pun yang ingin melakukan perubahan karier atau meraih kehidupan yang lebih baik, DTS PROA dapat jadi kuncinya.