Kenali Constructive Feedback: Definisi, Contoh, dan Dampaknya

Kenali Constructive Feedback: Definisi, Contoh, dan Dampaknya

Apa itu Feedback?

Pernah mengomentari tindakan atau hasil pekerjaan yang dilakukan orang lain? Atau alih-alih mengomentari seseorang, kamulah yang dikomentari? 

Respons atau komentar yang diberikan tersebut adalah feedback. Dalam Bahasa Indonesia, feedback berarti umpan balik. Umpan balik ini bisa berisi testimoni, komentar, penilaian, atau ulasan atas tindakan atau hasil kerja seseorang. Contoh, di dunia kerja, seorang karyawan memberikan feedback terhadap kepemimpinan atasannya, atau di perdagangan, seorang pembeli me-review barang atau jasa yang dibelinya.

Apa itu Constructive Feedback dan Mengapa Itu Penting?

Feedback adalah umpan balik. Oleh karena itu, constructive feedback secara harfiah adalah umpan balik yang membangun. Tidak hanya sekadar komentar, constructive feedback berisi kritik, saran, atau masukan yang disampaikan secara positif, spesifik, dan actionable. Dia fokus menyorot kelebihan, lalu setelah itu mengidentifikasi hal-hal yang dapat ditingkatkan.

💻 Mulai Belajar Pemrograman

Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.

Daftar Sekarang

Mengapa ini penting? Bayangkan ilustrasi berikut. Kita baru saja selesai mempresentasikan suatu topik di kelas, lalu dosen atau guru kita memberikan komentar seperti ini.

“Slidenya sangat menarik karena banyak ide-ide menarik yang dimasukkan. Ini hal baru yang patut diapresiasi. Kamu pun sudah luwes dalam menyampaikan ide-ide tersebut. Sayangnya, banyak teman-teman yang tidak menangkap poin presentasimu. Mungkin urutan topik di slidenya perlu sedikit diatur agar lebih terstruktur. Kamu juga bisa lebih melantangkan suaramu untuk teman-teman yang duduk di belakang.”

Dengan feedback semacam ini, kita jadi berpikir, “Oh ternyata, presentasiku bisa dibikin lebih oke lagi.” Itulah pentingnya constructive feedback. Dengan constructive feedback, selain memunculkan aspirasi untuk perbaikan menjadi lebih baik, kita pun dapat masukan bagian-bagian mana yang perlu diperbaiki dan seperti apa perbaikannya.

Apa itu Destructive Feedback dan Mengapa Perlu Dihindari?

Berkebalikan dengan constructive feedback, ada yang disebut dengan destructive feedback. Apa itu destructive feedback? Destructive feedback adalah umpan balik yang merusak. Disebut merusak karena seringnya feedback ini tidak disampaikan dengan jelas, mengandung ujaran kebencian, serangan personal, pelabelan negatif, hingga menyinggung perasaan seseorang.

Menerima feedback yang destruktif dapat membuat kita merasa tidak nyaman, direndahkan, bingung, bahkan marah. Feedback semacam ini tidak akan membantu seseorang, melainkan akan menjatuhkannya. Inilah mengapa jangan sampai kita memberikan destructive feedback pada seseorang.

Feedback pada Platform Dicoding 

Kira-kira itulah gambaran betapa pentingnya memberikan feedback yang constructive. Dicoding sebagai perusahaan yang juga terbuka akan masukan selalu memberikan kesempatan untuk siswa memberikan feedback. Baik ketika lulus dari suatu kelas (course level feedback), ketika akan mencetak sertifikat, maupun ketika proses belajar di setiap akhir modul kelas (module level feedback). 

Semua feedback tersebut menjadi harta yang sangat berarti untuk kami sebagai curriculum developer. Feedback yang positif membuat kami menjadi semangat dan bahagia untuk terus berkontribusi. Feedback yang constructive pun juga tetap berharga untuk membuat kualitas kelas menjadi lebih baik lagi.

Antusias dari siswa dalam memberikan feedback pun cukup tinggi, loh. Tiap tahun, jumlah yang memberikan feedback ke Dicoding terus meningkat. Sampai saat ini, sudah ada 473.350+ feedback yang diberikan dengan rata-rata rating 4.86. Sebuah angka yang cukup tinggi untuk sebuah platform pembelajaran online.

Total Feedback Kelas Dicoding All Year

Feedback Pilihan 

Nah, sekarang mari kita simak feedback pilihan yang menarik. Feedback pertama datang dari Tri Emil Alim yang telah menyelesaikan kelas Belajar Membuat Aplikasi iOS untuk Pemula.

Dari dulu lulus kuliah ingin sekali bisa bikin aplikasi di iOS. Namun, di tempat saya bekerja hanya memerlukan aplikasi berbasis web jadinya hanya bisa PHP, JavaScript, Python, dan SQL. Berkat kelas ini, saya berhasil membuat aplikasi iOS pertama saya, dan saya akan terus membuat aplikasi lagi sampai bisa diterima App Store. Terima kasih Dicoding atas kelasnya yang bermanfaat, tutorial step by step nya sangat detail walaupun kalau bisa ditambah video akan lebih memudahkan. Proses pemeriksaan submission juga secepat kilat, membuat kita memiliki waktu untuk memperbaiki lagi sebelum deadline datang.

Nah, sekarang mari kita simak feedback yang merupakan contoh feedback yang constructive. Feedback ini datang dari Amril Hakim Sihotang yang telah berhasil menuntaskan kelas Belajar Strategi Pengembangan Diri. Berikut feedback yang dia sampaikan.

Feedback Amril Hakim Sihotang kelas Strategi Pengembangan Diri

Tak hanya memberikan feedback yang positif dari sisi feedback secara keseluruhan, beliau juga memberikan feedback pada bagian evaluasi pembelajaran seperti berikut. 

“Cuma sedikit saja yang mau disampaikan. Submission saya tertolak 2x dikarenakan limit karakter yang berlebih. Saya mengerjakannya di docs milik Google,setelah saya periksa semua kriteria yang ada, termasuk total karakter pada paper sudah saya pastikan menjadi 4000 karakter(termasuk spasi) dan 3900-an (tidak termasuk spasi). Kemudian, saya download berbentuk pdf dan mengirimkannya, tapi sistem menolaknya karena melebihi limit (pertama 4095 dan 4033). Saya tidak tahu apakah ada perbedaan perhitungan karakter yang menggunakan docs milik Google dengan sistem auto grader. Itu saja penyampaiannya. Makasih.”

Bisa dilihat, feedback yang diberikan sangat komprehensif. Tak hanya menunjukkan sisi positif kelas, tetapi juga memberikan saran yang membangun untuk standar evaluasi yang lebih baik. Dengan adanya feedback ini, siswa bisa menyampaikan keluhannya melalui cara yang tepat. Tak hanya itu, penerima feedback juga mendapatkan insight yang bisa dijadikan sebagai action item untuk membuat kelas lebih baik lagi.

Tindak Lanjut dari Feedback

Berdasarkan feedback yang diberikan Amril, kami segera memastikan kembali sistem penilaian yang ada di kelas tersebut. Ternyata kami menemukan anomali yang sama dirasakan oleh beberapa siswa lainnya.

Berangkat dari situ, kami melakukan dua hal:

  1. Mendetailkan ketentuan terkait jumlah karakter di submission.
  2. Menyesuaikan kembali threshold terkait jumlah karakter pada sistem penilaian.

Akibatnya, jumlah submission yang ditolak menurun sehingga jumlah siswa yang lulus pun meningkat. Wow! Hanya bermula dari sebuah feedback, keren banget nggak sih? Untuk itu, kami sangat berterima kasih atas feedback yang diberikan Amril.

Nah, dari fenomena tersebut, sudah tahu ‘kan seperti apa dampak dari constructive feedback, baik bagi yang menerima, maupun yang memberikannya? 

Secara umum, constructive feedback dapat membangun kultur belajar tanpa henti (continuous learning) bagi kedua belah pihak. Namun, secara lebih spesifik, bagi pihak yang mendapatkannya, feedback tersebut membantu mereka mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan, serta meningkatkan kualitas dan rasa percaya diri. Sementara bagi pihak yang memberikannya, mereka dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, berkomunikasi secara positif, dan secara tidak langsung membawa manfaat bagi orang lain.

Kabar baiknya, kita akan memilih feedback terbaik setiap bulannya. Feedback terbaik akan mendapatkan reward spesial dari Dicoding berupa akses kelas secara gratis. Tak hanya itu, feedback Anda juga akan kami highlight di blog dan sosial media Dicoding. Jadi, tunggu apa lagi? Berikan constructive feedback terbaikmu setelah belajar di kelas Dicoding, ya! Siapa tahu, feedback-mu nanti jadi feedback of the month.


Belajar Pemrograman Gratis
Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.