Cerita Dwi Candra Permana, Lulusan Terbaik Alur Belajar Android di SIB Dicoding Batch 1
Setiap orang punya caranya sendiri dalam menemukan passion-nya masing-masing. Ada yang mengetahui minatnya secara tiba-tiba, ada juga yang menumbuhkan kegemarannya karena keterbiasaan. Dwi Candra Permana (22) termasuk dalam golongan yang kedua. Ia terbiasa menjaga warnet milik keluarganya sejak kelas 5 SD. Berteman baik dengan software billing yang diandalkannya untuk mendata durasi pemakaian internet para pelanggan, rasa penasaran Dwi akan dunia teknologi tumbuh sejak saat itu.
Dwi kecil punya rasa ingin tahu yang cukup tinggi. Ia kerap bertanya-tanya sendiri tentang bagaimana cara kerja software billing yang digunakannya, bagaimana cara membuat aplikasi, dan masih banyak lagi.
đź’» Mulai Belajar Pemrograman
Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.
Daftar SekarangAkhirnya, Dwi memutuskan untuk benar-benar belajar tentang pemrograman dengan mengandalkan CD pembelajaran yang ia pinjam dari sang ayah yang merupakan seorang guru sekolah dasar. Materi pertama yang ia peroleh adalah Dasar Komputer untuk kelas 5 SD, yang kemudian menguatkan minatnya untuk mempelajari materi pemrograman di dalam CD pembelajaran untuk kelas 6 SD.
Belajar Pemrograman Sejak SD, Mulai Praktek Saat SMP
Bersama keluarganya yang beranggotakan 5 orang, Dwi tinggal di Banjar, Ciamis. Ia merupakan putra kedua dari tiga bersaudara. Ibunya adalah seorang ibu rumah tangga, sedangkan ayahnya merupakan pensiunan PNS. Saat masih bekerja sebagai Guru SD, ayah Dwi adalah seseorang yang paling Dwi andalkan dalam memupuk minatnya di dunia teknologi.
“Pak, pinjam CD pembelajarannya lagi, Pak,” adalah kalimat yang selalu Dwi lontarkan setiap sudah selesai melahap ilmu pemrograman dari CD milik sekolah tempat ayahnya mengajar dulu. Kebiasaan ini terus berlangsung sampai Dwi duduk di kelas 7 SMP.
Saat sudah berseragam putih-biru, Dwi mencoba untuk mempraktekkan ilmunya dengan melakukan kegiatan coding dasar, yakni memunculkan namanya sendiri di layar komputer. Keberhasilannya memacu Dwi untuk menciptakan karya lain seperti kalkulator untuk operasi hitung sederhana. Setelah membuat kalkulator sederhana, Dwi mencoba mengembangkan kalkulator berat badan ideal. Lagi-lagi, ia berhasil.
Praktek coding yang dilakukannya sendiri selama ini menguatkan semangat belajar Dwi untuk terus mencoba berbagai hal. Rasa penasarannya merambah pada perangkat lunak yang biasa ia andalkan untuk merekam durasi pemakaian internet pelanggan di warnetnya. Suatu ketika, perangkat lunak tersebut berhenti beroperasi dan mengecewakan para pengusaha warnet seperti keluarga Dwi.
Berbekal pengalamannya mengotak-atik coding sederhana, Dwi mencoba membuat aplikasi crack untuk billing warnet tersebut. Eksperimennya ini memakan waktu selama kurang lebih satu bulan. Setelah selesai, Dwi yang pada saat itu aktif menulis blog segera mengepos hasil karya siap pakainya dan membagikannya pada komunitas pengusaha warnet. Dari percobaannya ini, Dwi sadar bahwa passion-nya memang ada di dunia pemrograman.
Kenal Dicoding sebelum Program Studi Independen Bersertifikat (SIB)
Pada tahun 2018, Dwi memutuskan untuk menghidupkan mimpinya di dunia teknologi dengan berkuliah di jurusan Informatika Universitas AMIKOM Purwokerto. Sebagai seorang calon talenta digital, pada saat itu, Dwi merasa perlu melengkapi ilmu pemrograman yang ia peroleh. Baginya, belajar dari kampus saja tidaklah cukup.
Oleh karenanya, pada tahun 2019, Dwi mendapatkan masukkan dari seniornya untuk ikut kegiatan BDD Dicoding yang digelar di Purwokerto. Karena BDD digelar di kota yang sama dengan kampusnya, Dwi pun memutuskan jadi peserta dan mulai kenal dengan Dicoding.
Perjalanan Dwi dengan Dicoding tak hanya sampai di sana. Pada tahun 2020, ia sempat memperoleh beasiswa dari IDCamp untuk belajar di Dicoding lagi secara gratis.
“Yang saya suka dari belajar di Dicoding adalah materinya yang sesuai dengan apa yang saya cari. Selain itu, materi bacaannya juga memudahkan proses belajar saya, karena saya orangnya suka membaca.”
Sudah familiar dengan Dicoding membuat Dwi tidak perlu berpikir dua kali ketika melihat program SIB yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi hadir di platform ini. Manfaat konversi SKS di kampus yang diberikan oleh SIB Dicoding membuat Dwi terdorong untuk mendaftar.
Belajar di SIB Dicoding dengan Ditemani Laptop Tua
Ada banyak hal yang melatarbelakangi semangat Dwi ikut serta di SIB Dicoding, salah satunya adalah ingin mempelajari hal baru setelah sempat mengenal Cloud Computing di program Bangkit. Selain itu, Dwi pun ingin mengasah skill, memperbaiki nilai di kampus dan cara ngoding, serta ingin cepat lulus agar bisa langsung bekerja untuk bantu perekonomian keluarga.
Dwi merasa pengalaman belajarnya selama di SIB Dicoding cukup menyenangkan. Ini karena ia tidak hanya memperoleh ilmu baru, tetapi juga mendapatkan kesempatan untuk menjalin relasi baru. Ia mengaku materi teknologi yang diperolehnya dari Dicoding kebanyakan baru dan sama sekali belum diajarkan di kampus.
Meski begitu, perjalanan belajar Dwi di SIB Dicoding tidak tanpa hambatan. Selama berproses, perangkat yang Dwi gunakan bisa dibilang “seadanya”. Ia mengandalkan laptop tua yang sudah dioperasikannya sejak SMK.
“Harus sabar waktu pakai laptop ini. Dia sempat mati satu tahun karena terendam banjir. Selain itu, port charging-nya juga mati dengan keadaan baterai drop. Kadang butuh waktu satu jam lebih untuk tes aplikasi. Namun Alhamdulillah, saya ada rejeki untuk upgrade harddisk ke SSD.”
Hal lain yang menurut Dwi berkesan selama berproses di SIB Dicoding adalah kegiatan capstone project-nya. Saat itu, Dwi dan teman-teman mengembangkan aplikasi pencari informasi gempa. Ini merupakan kali pertama bagi Dwi bekerja secara kelompok dalam menciptakan sebuah aplikasi yang membutuhkan perencanaan matang, strategi, dan keterlibatan timeline kerja di dalamnya. Kerjasama Dwi dan rekan-rekannya membuat mereka berhasil menyelesaikan capstone tepat sebelum waktunya.
Sandang Predikat Lulusan Terbaik, Lalu Jadi Pengembang Android
Saat program SIB Dicoding selesai, Dwi berhasil mendapatkan predikat lulusan terbaik. Ia mengaku memperoleh banyak manfaat dari program ini, baik dari sisi tech skill maupun soft skill. Siapa sangka bahwa kedua kemampuan ini mengantarkan Dwi memperoleh pekerjaan pertamanya.
Selepas lulus, Dwi melamar posisi Android Developer di PT Woolu Aksara Maya yang berbasis di Purwokerto Timur. Ketika lolos wawancara tahap pertama dan harus berhadapan dengan soal tes seleksi kerja, Dwi merasa familiar dengan tujuh butir permasalahan yang mesti diselesaikannya. Ia merasa materi yang diujikan saat itu sudah pernah ia kupas habis selama belajar di Dicoding.
Alhasil, Dwi sukses menyelesaikan soal tersebut lebih cepat dari waktu yang ditentukan, kemudian masuk ke tahap wawancara kedua dengan pihak rekruter. Tak lama setelah proses rekrutmen tersebut, Dwi diterima sebagai pengembang Android di kantornya yang sekarang.
Selama bekerja di PT Woolu Aksara Maya, Dwi mengaku bahwa semua materi yang Dwi peroleh dari Dicoding amat terpakai. Tidak hanya itu, materi time management yang disuguhkan di SIB Dicoding juga sedikit demi sedikit membentuknya menjadi pribadi yang pandai mengatur waktu.
Ingin agar teman-temannya yang menjadi calon talenta teknologi mengadopsi semangat yang sama, Dwi membagikan motto hidup yang selama ini dipegangnya.
“Terus belajar, mencoba, dan jangan takut untuk gagal. Kegagalan yang terjadi dalam hidupmu tidak berlangsung selamanya. Justru, ia adalah langkah menuju kesuksesan. Terkadang, kesuksesan dibentuk dari ribuan kegagalan.”
Dwi yang bercita-cita untuk memiliki karier yang gemilang di dunia teknologi kini sudah berhasil membuat salah satu aplikasi yang telah tayang di Playstore, yakni sebuah aplikasi untuk berzikir. Ke depannya, Dwi berencana untuk membuat sebuah aplikasi yang dapat membantu UMKM.
Seperti dirinya dulu, Dwi ingin teman-teman mahasiswa yang bercita-cita punya karier di dunia teknologi ikut merasakan manfaat belajar di SIB Dicoding. Menurutnya, materi yang Dicoding ajarkan amat sangat menunjang karier dan bersifat up to date. Selain itu, apa yang Dwi peroleh di Dicoding pun melebihi ekspektasinya.