Sertifikasi, Bekal Utama Raih Karir Developer
“Perempuan kok jadi programmer? Emang bisa?” Pertanyaan ini kerap menghantui Vellyna Angelicha Sitorus. Hanya segelintir perempuan di antara teman seangkatan di kampus, termasuk dirinya, yang serius niat meniti karir developer. Masalahnya, ia mengaku “CV saya biasa saja.” Tak ada prestasi atau pengalaman ekskul sama sekali. Lalu apa bekal utama yang ia andalkan untuk raih karir developer? Berhasilkah perempuan programmer ini meraih karir idamannya? Kita simak
Keputusan Menjadi Android Programmer
“Nanti kami kerja cantik-cantik, kamu masih pusing di depan komputer”
Begitu gurauan klasik teman-teman Vellyna saat mereka tahu “Velly” -begitu sapaannya- memutuskan ingin jadi programmer saja. Mayoritas teman perempuan sejurusan ilmu komputernya di USU, lebih pilih karir yang konon lebih “feminim” di luar ngoding. Namun sebaliknya dengan Velly.
💻 Mulai Belajar Pemrograman
Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.
Daftar SekarangVelly memang out of the box. Buat sebagian besar mahasiswa/i teknik informatika di Indonesia, tugas ngoding punya nuansa angker dan njelimet tersendiri. Tapi buatnya, justru ngoding itu seru dan menantang. “Paling suka cari bug dan eror. Berhari-hari cari, seneng banget saat ketemu” serunya. Ia mulai ngoding tepatnya sejak semester 1.
Memang jauh sebelum kuliah, Velly sudah hobi ngulik Ms. Office sejak SMP. Lanjut ke html dan css semasa SMK di jurusan teknik komputer dan jaringan.
Bedanya, di bangku kuliah Velly mulai belajar pemrograman mobile yang sangat digemarinya. Untuk mempelajari bidang ini dengan sungguh-sungguh, kakak kelas beri rekomendasi agar Velly join Dicoding. She did it!
Lulusan Google Developer Kejar 2019
Jadi member Dicoding membuka jalannya daftar Google Developer Kejar tahun lalu. Bekerja sama dengan Dicoding, Google menyelenggarakan program ini hingga medio 2019. Tujuannya memberi kesempatan pada ribuan developer Indonesia untuk belajar Android hingga ke level expert.
Velly beruntung jadi salah satu yang terpilih mendapat beasiswa kelas belajar Membuat Aplikasi Android untuk Pemula dan kelas Menjadi Android Developer Expert. Meski harus berjibaku bagi waktu dengan pengerjaan skripsi S1-nya, tak masalah. Pendidikan formal dan non formal tersebut saling melengkapi. Velly lulus dengan baik di keduanya.
GDK 2019 jadi momentum buat gadis asli Medan ini mengasah diri di bidang mobile android development. Ia telah mengantongi 3 sertifikasi (Android Pemula, Android Expert, dan Kotlin Pemula) dari Google Authorized Training Partner. Hasil belajarnya di Dicoding tersebut kelak bernilai saat ia memulai karir developer. Seperti apa? kita simak.
Pengalaman Belajar dan Sertifikasi dari Dicoding
Apa yang paling disuka saat belajar di Dicoding?
“Favorit saya fitur submission! Waktu itu pekerjaan kita di-review sama reviewer Dicoding. Di situ saya jadi tahu tentang pentingnya codingan yang baik, bersih, bahwa APK key itu harus dipindahkan ke dalam berkas build.gradle tersendiri, dan banyak lagi. Saran-saran reviewer itu sangat bermanfaat buat saya. ” (Vellyna)
Dicoding menemani aktivitas sehari-hari favoritnya: menelisik bug dan eror. Kian lengket dengan komputer dan Android Studio-nya, ia bertekad jadi “Android Programmer” setelah kuliah.
Menurutnya, profesi tersebut sangat luas dibutuhkan saat ini. “Ada banyak Android programmer di luar sana yang hebat ilmunya. Saya harus terus belajar,” ucapnya optimis.
Sertifikasi Dicoding Mengantar Velly ke Karir Developer
Lulus kuliah, perjuangan Velly berlanjut saat melamar kerja sana sini. Awalnya Velly sempat ragu, mungkinkah dirinya yang nir prestasi, nilai akademis dan pengalaman berorganisasi, bisa raih karir developer idaman? “Jujur.. CV saya biasa aja sebenarnya” ujar gadis berkacamata ini.
Rasa ragunya hilang setelah lamarannya dilirik sebuah bank bergengsi di Jakarta. Posisi yang ia lamar adalah IT Trainee, entry point sebagai karyawan tetap di sana. Sejak Desember 2019 ia telah lolos seleksi portfolio dan kini tersisa tahap terakhir yakni wawancara di Medan. Apa pendapatnya?
“Sertifikasi dari Dicoding ini telah meyakinkan perusahaan bahwa saya punya skill.
Saya bisa dan teruji mampu bikin produk digital.” (Vellyna)
Motivasi untuk Perempuan Programmer Lainnya
Velly telah buktikan, perempuan menyelami karir developer, BISA! Beberapa hal menarik yang bisa teman-teman perempuan programmer perhatikan darinya:
- Miliki mindset bahwa perempuan bisa berkarir sesuai jurusan
Bicara relevansi jurusan ilmu komputer / teknik informatika, sejatinya lulusan perempuan dari jurusan ini pun tak kalah saing dengan lulusan pria. Perempuan bisa kok, punya kualifikasi yang unggul. “Buktikan kita bisa berkarir sesuai dengan jurusan,” ujarnya memotivasi.
- Jangan cepat menyerah
Mau perempuan atau laki-laki, kadang programmer suka cepat angkat tangan kala ketemu eror, padahal ini ujian penting. Kita harus penasaran cari solusi sampai selesai. Tanyalah teman atau orang yang kita anggap bisa. Atau extra browsing saja. Pasti bisa!
- Miliki keinginan yang kuat
Kadang perempuan programmer suka goyah saat dibilang “Masa sih, mau capek-capek programming? Eh, perempuan kok ngoding? Padahal ini salah. Kalau kita serius, kita bisa buang jauh rasa ragu dan tak hiraukan omongan seperti ini.
- Perlu saling menguatkan
Girls support girls! Kalau kita punya passion yang kuat, pasti bisa. Supaya makin semangat, kita perlu diskusi sesama perempuan programmer. “Agar tak sendirian dan punya support system.” tambahnya.
Dalam 5 tahun Velly memproyeksikan dirinya ada di posisi Senior IT Analyst. Ia berencana akan lebih banyak buka diri untuk belajar Android dan bidang pemrograman lainnya yang berkembang di masa depan. Kita doakan ya teman-teman!
Kalau kamu masih penasaran kisah-kisah developer lainnya kala belajar programming, simak tulisan berikut:
- Justin Ananda Kusnadi: Wujudkan Cita-cita Programmer Sejak Usia 14 tahun
- Digital Talents Scholarships Buka Peluang Karirku Di Unicorn
Sertifikasi, Bekal Utama Raih Karir Developer – end