Maya Sopiah Lubis, Lulusan DBS Foundation Coding Camp dengan mimpi menjadi Data Scientist

Jangan Kubur Mimpimu Hanya karena Kondisi Sulit, Percaya pada Spark dalam Diri dan terus Berjuang

Cerita Maya Sopiah Lubis, Lulusan DBS Foundation Coding Camp yang sempat menunda mimpi untuk menjadi seorang Data Scientist.

“Enggak semua orang bisa langsung dapat pekerjaan impian setelah lulus. Ada yang memulai karier semata untuk bertahan dan hidupi keluarga, salah satunya adalah aku.”

Maya Sopiah Lubis (29) adalah seorang perempuan luar biasa asal Batam. Sebagai sulung, Maya tumbuh dalam kondisi tak biasa, terlebih saat sang ayah berpulang memasuki tahun keduanya berkuliah. Sejak saat itu, pundaknya harus lebih kuat dari anggota keluarga lainnya di rumah untuk menopang kehidupan sang ibu dan kedua adiknya.

Sama seperti kita semua, Maya punya minat dan cita-cita yang ingin diraih. Namun, keberlangsungan hidup keluarga adalah prioritasnya. Alih-alih mengejar karier yang sesuai dengan minatnya pasca lulus, Maya menyabet kesempatan kerja apa saja yang tersaji di hadapannya, meski tak sesuai dengan kata hati.

💻 Mulai Belajar Pemrograman

Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.

Daftar Sekarang

“Yang penting bisa hidupi keluarga. Urusan minat nanti saja,” ungkapnya.

Memahami bahwa tak ada ujian yang tak mampu seorang manusia lewati, Maya bertahan dari hari ke hari, mencoba mencintai apa yang tengah ia jalani. Namun, saat tiba waktunya peran tulang punggung keluarga tersebut bisa dibagi dengan kedua adiknya yang sudah mulai bekerja, Maya mulai bisa mengejar mimpinya lagi.

Pada bidang data dan machine learning, hati Maya tertambat. Ia pun berhenti dari karier yang tengah dijalaninya untuk mendalami bidang yang sudah lama ia minati. Itulah yang membuat Maya akhirnya bertemu dengan DBS Foundation Coding Camp.

Sosok Mandiri yang Senang dengan Pelajaran Eksak

Lahir dari seorang ayah yang bekerja sebagai karyawan swasta dan seorang ibu yang berperan sebagai ibu rumah tangga, hidup Maya mulanya berkecukupan. Sama seperti sulung pada umumnya, kedua orang tua Maya menanamkan nilai padanya untuk menjadi perempuan yang mandiri. “Tidak ada yang bisa lebih kita andalkan dibanding diri kita sendiri,” katanya.

Selain tumbuh dengan nilai-nilai kemandirian, Maya adalah seseorang yang juga senang dengan pelajaran di bidang eksak. Berhitung dan mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan fakta adalah minatnya.

Lulus SMA, Maya melanjutkan studi ke Universitas Andalas dan mengambil jurusan Sistem Informasi (SI). Mulanya, pilihan tersebut dibuat karena jurusan SI memiliki passing grade yang bisa Maya capai. Namun, saat kehidupan kuliahnya dimulai, Maya tak kesulitan untuk menyesuaikan diri karena bidang eksak memang kesukaannya.

Sayangnya, hidup Maya berubah saat memasuki semester ketiga. Saat itu, sang ayah berpulang, meninggalkannya dengan sejumlah tabungan untuk bertahan hidup bersama keluarga.

Kondisi Sulit Menempa Diri Maya

Saat sang ayah wafat, keluarga Maya hanya mengandalkan sejumlah tabungan dari Almarhum untuk bertahan hidup. Maya harus berhemat, hingga akhirnya lulus.

Bersamaan dengan lulusnya Maya, tabungan tersebut habis. Mau tidak mau, Maya harus mengambil peran sebagai tulang punggung keluarga. Proses pencarian kerja Maya diwarnai dengan kecemasan. Takut ia tak dapat kerja dan tidak bisa memenuhi kebutuhan keluarganya sehari-hari.

Ketika lulusan baru lain berhasil memulai pekerjaan yang mereka minati, Maya menerima saja kesempatan apa pun yang tersaji asalkan bisa menghidupi keluarga. Saat itu, ia sempat menjadi seorang Web Developer dengan penghasilan di bawah upah minimum regional (UMR).

“Aku kerja sampai Sabtu, bahkan sampai jam 6 sore. Selain itu, sering banget over time dengan penghasilan yang nggak sesuai. Kadang, aku jadi mikir, apakah mencari nafkah memang harus sesulit ini?”

Namun, Maya memilih untuk bertahan agar tetap bisa membiayai pendidikan adik-adiknya. Lima tahun bekerja, akhirnya, kedua adik Maya berhasil menamatkan studi dan memulai karier. Ada yang bekerja sebagai iOS Developer di salah satu perusahaan perbankan di Jakarta, ada pula yang menjadi perawat di salah satu rumah sakit di Batam.

Berhasil mengantarkan kedua adiknya ke gerbang kesuksesan, Maya merasa waktunya untuk kembali mengejar mimpi sudah tiba. Pernah bekerja di perusahaan yang bergerak di bidang AI selama empat tahun membuat Maya tertarik pada data science. Ia sempat ingin mengambil kelas data science di Dicoding, tetapi tidak bisa karena kekurangan biaya dan waktu.

DBS Foundation Coding Camp Jembatani Maya dengan Machine Learning dan Data

Melihat kedua adiknya sudah bekerja dan bisa bergiliran menafkahi keluarga, keputusan Maya untuk mengambil jeda karier semakin bulat. Akhirnya, ia keluar dari pekerjaannya demi bisa mendalami data dan machine learning.

Maya ingin membangun portofolio agar bisa berkarier di bidang yang diinginkannya ini. Sebagai seseorang yang sudah tak lagi memiliki profesi, tabungan Maya terbatas. Mau tidak mau, ia harus memanfaatkan kesempatan belajar yang tak mengeluarkan biaya.

Suatu hari, salah seorang teman merekomendasikan Maya untuk mengikuti program DBS Foundation Coding Camp. Kebetulan, program ini menawarkan alur belajar Machine Learning Developer di dalamnya, sejalan dengan visi yang ingin Maya capai. Tanpa berpikir lebih lama, Maya pun mendaftarkan diri.

“Sebagai seorang pemula di bidang machine learning, tidak semua hal yang baru aku pelajari langsung seketika aku pahami. Namun, pembelajaran yang diberikan di DBS Foundation Coding Camp membuat aku punya banyak ‘aha moment.’ Yang sebelumnya enggak tahu, akhirnya jadi tahu,” ujar Maya.

Maya pun mengaku bahwa belajar di DBS Foundation Coding Camp membuatnya tidak hanya bisa lebih mendalami machine learning, tetapi juga dapat meningkatkan kemampuannya di bidang data science.

“Sebelum belajar di DBS Foundation Coding Camp, aku yang sempat kerja di perusahaan berbasis AI memang tahu sekilas tentang cara kerja dan konsep AI. Hanya tau konteksnya aja. Begitu belajar di program ini, aku jadi tau coding-nya seperti apa,” tambah Maya.

Belajar di DBS Foundation Coding Camp Bantu Maya Bangun Portofolio

DBS Foundation Coding Camp Jembatani Mimpi Maya

Meski mempelajari coding dari machine learning adalah sesuatu yang menantang bagi Maya selama belajar di DBS Foundation Coding Camp, Maya merasa pengalamannya di program ini sangat berharga karena materi yang diajarkan bisa memberikannya jawaban dari berbagai pertanyaan terkait machine learning yang selama ini tak terjawab.

Belajar di DBS Foundation Coding Camp juga memberikan banyak ide terhadap portofolio profesional yang saat ini sedang Maya bangun. Kini, Maya memang tengah menyusun portofolionya di bidang data agar bisa berkarier selambatnya tahun 2025.

Pasca lulus dari program DBS Foundation Coding Camp, Maya merasa ilmu machine learning yang diperolehnya meningkatkan rasa percaya dirinya. Selain itu, ia pun bersyukur karena keinginannya untuk mempelajari data di platform Dicoding melalui program DBS Foundation Coding Camp dapat terwujud.

“Dari dulu, aku emang pengen banget bisa belajar data, cuma, belum ada biaya. Alhamdulillah, ikut DBS Foundation Coding Camp bikin aku kesampaian buat ikut kelas data,” ungkap Maya.

“Kita Akan Mekar di Waktu yang Tepat”

Meski Maya masih dalam perjalanan menuju karier impiannya di bidang data atau machine learning, ia mengaku bahwa belajar di DBS Foundation Coding Camp mendekatkannya dengan tujuannya tersebut. Ia merasa beruntung bisa mempelajari berbagai pengetahuan machine learning yang relevan dengan kondisi masa kini.

“Segelap dan sesulit apapun hidup yang sedang kamu jalani sekaran, jangan pernah mengubur mimpimu,” kenang Maya ketika diminta untuk memberikan motivasi pada para calon talenta digital perempuan yang bernasib sama seperti dirinya.

“Sesulit apa pun jalan yang kita lalui menuju cita-cita kita, jika kita percaya pada diri kita sendiri dan mau memberikan usaha yang maksimal, kesempatan itu pasti akan datang. Meski kita harus bersabar dengan proses kita yang cenderung ‘lambat’ hari ini, pada waktu yang tepat nanti, kita akan ‘mekar’ dengan sendirinya,” tutup Maya.

Tak ada yang lebih Maya harapkan dibandingkan segera berkarier di bidang impiannya, bahu-membahu dengan kedua adiknya, dan berbakti pada ibunya. Maya percaya, belajar di DBS Foundation Coding Camp dapat mempersiapkannya untuk menjemput masa depan barunya tersebut.


Belajar Pemrograman Gratis
Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.