Seorang developer aplikasi wajib hukumnya mengenal apa itu database server. Mengapa begitu? Tentu saja karena apa pun aplikasinya, baik aplikasi web, Android app, iOS app; maupun aplikasi desktop; butuh yang namanya database.
Database, atau yang dalam bahasa Indonesia kita kenal dengan “Basis Data”, adalah jantung dari suatu aplikasi. Tanpanya, aplikasi akan memiliki informasi yang itu-itu saja. Pun jika dipaksakan, kode pada aplikasi akan tercampur dengan data. Ini akan membuat data sulit diubah.
💻 Mulai Belajar Pemrograman
Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.
Daftar SekarangPengertian Database Server
Database merupakan suatu koleksi data yang terorganisir dalam format tertentu dan disimpan secara elektronik. Tujuan penggunaan database yaitu agar proses penyimpanan, pengambilan, dan manipulasi data dapat dilakukan dengan lebih efisien.
Suatu basis data biasanya dioperasikan oleh database management system (DBMS), suatu program perangkat lunak yang mengatur pengguna agar dapat membuat, mengakses, dan memanipulasi data di dalamnya. Selain mengatur pengelolaan data, DBMS juga berfungsi menjaga keamanan, integritas, serta pencadangan (backup) dan pemulihan (recovery) data.
Setelah mengenal database itu sendiri, mari kita cari tahu pengertian database server. Database server adalah basis data yang diletakkan pada suatu jaringan komputer, baik lokal maupun interlokal, sehingga dapat diakses dari mana pun melalui jaringan tersebut. Dengan pemanfaatan jaringan komputer ini, manfaat database dapat diperluas karena selain dapat diakses di mana pun, juga dapat dibuat suatu klaster database (database cluster) sehingga database dapat menampung permintaan pengolahan data secara lebih masif.
Keuntungan Menggunakan Database Server
Berikut adalah beberapa keuntungan ketika kita menggunakan server basis data.
Accessibility
Database server dapat menerima permintaan data dari beberapa client sekaligus secara simultan. Ini berarti bahwa pengguna maupun aplikasi berbeda dapat mengakses data yang sama dalam waktu bersamaan dari berbagai jaringan. Selain itu, perubahan yang dilakukan oleh satu orang akan dapat langsung terlihat oleh pengguna lain. Menggunakan database server juga mempermudah kita melakukan pencarian ataupun penelusuran data.
Scalability
Database server dapat menampung data dengan volume yang sangat besar serta dapat menangani banyak pengguna yang mengakses data secara bersamaan. Kita juga dapat menambahkan server baru dengan mudah tanpa downtime ketika cluster server saat ini mengalami kelebihan beban. Ini akan memudahkan bisnis untuk tumbuh seiring dengan bertambahnya pengguna-pengguna baru pada aplikasi.
Security
Database server menyediakan mekanisme ketat untuk menjaga keamanan dan privasi, seperti mekanisme autentikasi pengguna dan mekanisme kontrol akses. Database juga dapat menangani urusan pencadangan (backup) dan pemulihan (recovery) sehingga dapat mencegah kehilangan data.
Integrity
Database server memiliki aturan yang kokoh dalam menjaga integritas data, misalnya dengan menerapkan kunci unik (uniqueness key) maupun kunci asing (foreign key) pada suatu relasi data. Aturan ini dapat menjamin data yang diakses dari database server selalu konsisten dan akurat.
Ease of Use and Manage
Database server menyediakan beberapa utilitas alat dan serangkaian antarmuka (interfaces) yang dapat memudahkan untuk mengakses dan memanipulasi data, sekaligus mengatur organisasi data agar selalu terkini (up to date). Ini jelas sangat menghemat waktu dan tenaga daripada menulis kode sendiri untuk mengakses dan mengatur data.
Jenis-jenis Database Server
Ada beberapa jenis basis data yang saat ini umum dikenal, di antaranya Relational database, NoSQL database, Object-oriented database, Time-series database, dan sebagainya. Untuk lebih mengenalnya, mari kita bahas satu per satu.
Relational Database Server
Ini merupakan jenis basis data yang paling umum digunakan. Untuk menyimpan data, jenis ini menggunakan format tabel terstruktur dan relasi antar tabel. Jika data yang dikelola dapat diorganisir dalam bentuk tabel dengan baris dan kolom, basis data ini adalah pilihan yang sangat cocok digunakan.
Database server ini juga menyediakan fitur query data yang sangat berguna. Kueri ini sangat cocok digunakan untuk aplikasi yang membutuhkan fitur pencarian data yang kompleks, meliputi penggabungan beberapa tabel (join), penyaringan data (filtering), pengurutan data (sorting), serta pengelompokan data (grouping).
Beberapa contoh populer dari basis data ini ialah MySQL, MariaDB, Oracle, PostgreSQL, dan Microsoft SQL Server.
NoSQL Database Server
Merupakan basis data yang didesain untuk menangani data terstruktur, semi-terstruktur, atau tidak terstruktur dalam jumlah yang besar. Tidak seperti relational database yang menggunakan tabel, baris, dan kolom; NoSQL Database memiliki berbagai macam data model, seperti pasangan key-value, dokumen JSON, dan grafik.
Basis data ini sering digunakan untuk menangani data dengan jumlah banyak, tidak memiliki struktur tetap, dan berubah-ubah dengan cepat. Jika Anda tidak memiliki skema data yang tetap, atau tidak memungkinkan menggunakan struktur data relasional, mungkin database ini cocok digunakan.
Aplikasi yang sering menggunakan database ini biasanya adalah aplikasi yang memiliki kebutuhan tinggi dan cepat untuk menulis dan membaca data, seperti pemrosesan real-time analisis lalu lintas, internet of things (IoT), monitoring platform, dan platform sosial media.
Contoh NoSQL database di antaranya MongoDB, Cassandra, Couchbase, dan Firebase DB.
Object-oriented Database Server
Alih-alih menggunakan tabel, basis data ini menyimpan data menggunakan format object. Ia menggabungkan konsep orientasi objek pada bahasa pemrograman dengan prinsip-prinsip relasi database.
Pada database ini, data dikelola dalam bentuk kelas dan objek. Suatu kelas merepresentasikan sebuah template atau cetak biru suatu objek, sedangkan objek merupakan bentuk konkret dari suatu kelas. Setiap objek memiliki struktur data dan metode sendiri. Metode ini dapat dioperasikan untuk mengelola data pada objek tersebut. Setiap objek yang dibuat dari kelas yang sama akan berbagi metode yang sama pula.
Salah satu keuntungan menggunakan basis data ini ialah ia dapat menyimpan struktur data dan relasi yang kompleks secara lebih mudah daripada menggunakan basis data relasional. Ia juga dapat mempermudah pengelolaan dan manipulasi data karena metode yang terkait dengan setiap objek dapat digunakan untuk melakukan operasi pada data tersebut.
Database ini sering digunakan pada aplikasi yang mengandalkan bahasa pemrograman berorientasi objek, seperti Java, Kotlin, C#, dan Swift. Salah satu contoh object-oriented database adalah Realm.
Graph Database Server
Konsep dari basis data ini adalah grafik (atau sisi atau relasi). Ini merupakan jenis database yang didesain khusus untuk mengelola data yang saling terhubung dengan suatu relasi (data grafik).
Data grafik mengandung beberapa item, seperti titik (node), sisi (edge), dan properti. Titik merupakan representasi dari suatu entitas, seperti orang, akun, website, pedagang, penyuplai barang, atau item apa pun yang ingin dipantau. Sisi merepresentasikan suatu relasi yang menghubungkan antar titik. Properti merupakan informasi yang dimiliki oleh suatu titik.
Basis data ini sering digunakan pada aplikasi yang membutuhkan proses query yang sangat cepat pada struktur data kompleks, seperti jejaring sosial atau sistem rekomendasi. Contohnya meliputi No4j dan JanusGraph.
Time-series Database Server
Ini adalah basis data yang dioptimalkan untuk penyimpanan data bersifat rangkaian waktu (time-series) serta diatur berdasarkan catatan waktu (timestamp). Data time-series adalah data yang dikumpulkan dan direkam selama sekian periode serta dilakukan secara berkala. Beberapa aplikasi yang sering menggunakan data time-series, misalnya aplikasi pemantauan data harga komoditas/saham, data denyut jantung per menit, data pelanggan bulanan, data penjualan tahunan, data suhu ruangan per jam, data jumlah pengunjung website per detik, dan sebagainya.
Time-series database didesain untuk menyimpan dan mengelola data time-series dalam jumlah besar secara efisien, memudahkan pengguna untuk menjalankan query yang kompleks untuk mendapatkan sebagian data pada periode tertentu, serta melakukan agregasi, kalkulasi, dan visualisasi data berdasarkan waktu.
Basis data ini biasanya memiliki fitur khusus, seperti aturan penyimpanan data, kadaluarsa data, dan downsampling. Fitur tersebut diterapkan guna meningkatkan efisiensi penyimpanan data, mendukung penyimpanan data secara real-time, menyediakan proses query dan analisis secara cepat, serta layanan kompresi data untuk mengurangi jumlah penyimpanan yang diperlukan.
Contoh dari basis data ini, yaitu InfluxDB, Kdb+, Graphite, TimescaleDB, dan Prometheus.
Demikian sekilas pengenalan basis data. Sebenarnya, masih ada beberapa jenis database yang belum tertulis. Jika Anda menemukan salah satunya, silakan tambahkan pada kolom komentar.
Namun, hal yang terpenting adalah ketika Anda sedang mengembangkan suatu aplikasi, pastikan memilih jenis database yang tepat. Penggunaan basis data yang tepat selain akan mempermudah pengelolaannya, akan berpengaruh juga terhadap performa/kinerja aplikasi yang sedang dibangun.