Dari 5 Beasiswa Belajar Pemrograman di Dicoding, Lahir Aplikasi Donor ASI: Cerita Ade Fajr Ariav-
“Mbuh Piye Carane Kudu Dadi. Mbuh Piye Carane Kudu Iso.”
(Entah bagaimana caranya, pokoknya harus jadi.
Entah bagaimana caranya, pokoknya harus bisa – Ade Fajr Ariav)
Kutipan di atas, pegangan hidup Ade Fajr Ariav (20 tahun), developer asli Ungaran, Jawa Tengah. Iav meraih 5 beasiswa belajar pemrograman di Dicoding Academy. Iav bersyukur. Berkat tekad kuat dan beasiswa, ia bisa luwes menimba ilmu. Kini Iav berbagi manfaat lewat mengajar. Juga menggarap aplikasi donor ASI untuk para Ibu dan buah hatinya.
Memulai dari Dasar: Paham Apa Passion-nya
Sejak SD Iav sudah jago mengoperasikan Ms Office. Beranjak SMP, ia belajar HTML. Naik tingkat ke SMA ia bisa membuat aplikasi desktop dengan Visual Basic dan mengulik Android. Singkat cerita, Iav paham, dunia IT adalah passion dan taman bermainnya.
💻 Mulai Belajar Pemrograman
Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.
Daftar SekarangTak perlu pikir panjang, ia memutuskan kuliah di jurusan Teknik informatika Universitas PGRI Semarang. Di kampus pula ia melihat seorang teman datang menenteng buku Menjadi Android Developer Expert (MADE). Penasaran, ia pun daftar Dicoding.
Meraih Beasiswa demi Beasiswa
Setelah jadi member Dicoding, jalan bagi Iav untuk mendapat beragam beasiswa belajar pemrograman, terbuka lebar.
#1 Seribu (1,000) Beasiswa Google 2018
Beasiswa pertama ia dapatkan dari program 1,000 Beasiwa dari Google untuk dosen dan mahasiswa 2018. Iav jadi bisa ikut kelas Menjadi Android Developer Expert tanpa mengeluarkan uang sepeser pun. Dalam 3 minggu, Iav menyelesaikan kelas dengan baik.
“Udah dikasih beasiswa, ya belajar harus sungguh-sungguh,” tuturnya.
Padahal tempo yang diberikan ke peserta kelas, 3 bulan.
“Tapi belajar saja nggak cukup. Saya ingin berbagi,” jelasnya.
Tak heran, ia mengikuti Semarang Android Developer Center (SANDEC). Organisasi dengan 2,500 member ini meraih gelar “Komunitas Terbaik” versi Dicoding Awards 2018. Niatnya tercapai. Awalnya peserta, kini Iav jadi salah seorang pelatih/trainer dan Hubungan Masyarakat di SANDEC. Sebagai pengajar, Iav mengaku awalnya grogi. “Tapi lama-lama ketagihan karena ingin berbagi,” ujarnya.
#2 Google Developer Kejar 2018
Selain melatih para developer di SANDEC, Iav juga mengajar di SMK loh. Lewat lokakarya, Iav berbagi materi “Kotlin for Android.” Pada saat itu memang ia lagi hot-hot-nya menyelesaikan Kotlin Android Developer Expert . Kelas gratis tersebut Iav dapatkan dari program Google Developer Kejar 2018.
“Meski belum selesai kelasnya, saya tetap mengajar. Sambil berbagi, saya jadi mengulang materi yang saya pelajari,” akunya.
Belakangan, ia lulus dari kelas MADE dalam waktu kurang dari 30 hari (dari tempo 50 hari yang diberikan).
#3 Beasiswa dari Bekraf
Di kesempatan lain berupa Dicoding Events “Bekraf Developer Day” di Yogya akhir tahun lalu, Iav ketiban rezeki berikutnya. Seluruh peserta acara, termasuk dirinya, mendapat kesempatan dari Badan Ekonomi Kreatif RI untuk belajar di kelas Membuat Aplikasi untuk Pemula atau Belajar Membuat Game untuk Pemula.
Di antara dua pilihan itu, Iav memilih yang kedua dan menyelesaikannya dalam waktu kurang dari 1 minggu. Wow!
#4 Beasiswa dari Dicoding
Rekam jejak Iav, member teladan. Dicoding mempercayakannya untuk jadi peserta perdana kelas Membangun Progressive Web Apps.” Menurutnya, ini kelas yang paling menantang.
“Susah. Di Semarang bener-bener nggak ada yang ngajarin. Kalau mau nanya, lalu nanya ke siapa? Eh tapi sayang kalau nggak lulus. Bisa-bisa saya nggak dapat beasiswa lagi,” pikirnya waktu itu
Meski sulit, Iav tetap menargetkan lulus baik dan cepat dari kelas ini.
Resepnya cuma satu: saat kuliah selesai, ia langsung fokus belajar.
“Otak itu ditekan, diperas. Tekadku, harus lulus. Kalau nggak lulus, eman-eman (sayang) banget. Saya harus berjuang keras.”
Sekali lagi, ia membuktikan komitmennya. Iav pun lulus dalam waktu 2 minggu (dari 7 minggu tempo belajar).
#5 Beasiswa dari Microsoft Azure
Beasiswa dari Microsoft Azure ini, terakhir yang ia dapatkan. Melengkapi rekor sebelumnya, di kelas Azure ini dia lulus dalam 2 hari, meski tak punya background cloud sebelumnya. “Azure modulnya itu lengkap. Alhamdulillah. Belajar hari Sabtu dan Minggu, cukup kok.”
Tertarik mengambil salah satu kelas yang diceritakan Iav di atas? cek https://dicoding.com/academies
Aplikasinya Memenangkan Google Developer Challenge 2018
Dari semua minatnya, bakat menonjol cah Ungaran ini adalah Android mobile programming. Bersama teman-temannya dari SANDEC, Iav mantap mengikuti Google Developer Challenge 2018. Aplikasi buatan mereka, DigiTiket, menjadi pemenang Challenge kategori “Sustainable Tourism.”
Tautan unduh: https://play.google.com/store/apps/details?id=com.digitiket.customer
Tersedia juga versi web cantiknya di https://digitiket.com/
DigiTiket.com menawarkan cara praktis memesan tiket wahana rekreasi. Solusi praktis untuk pengguna yang ingin menikmati keseruan pusat rekreasi tanpa antri beli tiket.
Berkah Beasiswa Belajar Pemrograman
Dari kompetisi itu, Iav memperoleh hadiah Google Home dan 20,000 Dicoding Points. Ia bahagia beasiswa belajar pemrograman jadi jembatan untuknya dapat hadiah. Belum lagi “hadiah” lain berupa pemasukan dari freelance ngoding di Pertamina dan Telkom. “Lumayan buat bantu biaya kuliah,” ujarnya.
Namun demikian, berkah utama dari beasiswa belajar pemrograman untuknya, bukanlah materi. Apa itu?
“Dengan beasiswa, belajar ngoding telah mengubah hidup saya. Saya jadi bisa berbagi manfaat untuk orang lain.”
Manfaat itu hadir untuk orang lain, lewat ia mengajar, serta aplikasi buatannya.
Di samping mengajar, kini Iav tengah meriset sebuah aplikasi baru yang cukup unik, yakni aplikasi terkait donor Air Susu Ibu (ASI). Detail proyeknya, masih rahasia. Lewat karyanya, ia bercita-cita membantu para Ibu di wilayah Semarang untuk mendapat donor ASI dengan mudah. Mulia bukan, niatnya? “Mohon dukungan,” ujarnya tersenyum.
Ke depan, ia juga ingin mengembangkan aplikasi pengelolaan sampah yang melibatkan UMKM. “Mengubah sampah jadi duit. Lingkungan jadi bersih,” pungkas mahasiswa semester 6 ini sambil menerawang.
Menutup pembicaraan kami, pria penghobi badminton ini berucap “Rugi kalau masa muda hanya dipakai untuk main-main. Gimana nanti masa tuanya?” Hayo, gimana?
Terima kasih, Iav!
Dari 5 Beasiswa Belajar Pemrograman di Dicoding, Lahir Aplikasi Donor ASI: Cerita Ade Fajr Ariav- end
Nantikan artikel berikutnya: Rahasia Mendapat Beasiswa Belajar Pemrograman dari Ade Fajr Ariav.
Artikel tentang lulusan lain yang belajar di Dicoding modal beasiswa:
- Junia Firdaus: dulu Loper Koran kini Android Engineer
- Ade Julita: Dulu Terpaksa, Kini Malah Jatuh Cinta
- Pemuda SMK 17 tahun Lulusan Kelas MADE – KADE dan Mimpinya
Ingin menikmati kelas Dicoding?
Kini lewat program “Berbagi Beasiswa Berbagi Berkah,” kamu bisa loh, belajar sembari berbagi beasiswa. Satu kelas pembelianmu akan berbonus satu kelas beasiswa untuk Generasi Muda Indonesia. Klik https://www.dicoding.com/blog/berbagi-beasiswa-berbagi-berkah/