Apakah kamu pernah merasakan betapa repotnya menyimpan file di komputer, flashdisk, atau harddisk? Ketika lupa membawanya, kamu pun jadi kerepotan untuk mencari file tersebut. Harus pulang lagi untuk mengambilnya, misal. Belum lagi kalau misalnya tempat menyimpan tersebut hilang atau rusak. Waduh, sangat bikin khawatir, kan?
Nah, kini tak perlu khawatir lagi ketika membutuhkan file, tapi malas ribet untuk membawa benda tersebut ke mana-mana. Salah satu kecanggihan yang bisa kita rasakan ketika menyimpan file adalah cloud storage. Apa itu? Baca artikel ini sampai selesai, ya.
Pengertian dan Contoh
Apakah kamu bertanya-tanya alasan dinamakan “cloud”? Sebenarnya cloud terinspirasi dari kemudahannya saat digambar ketika akan mengibaratkan “internet”.
💻 Mulai Belajar Pemrograman
Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.
Daftar SekarangNamun, cloud atau awan ternyata juga bisa dijadikan metafora bahwa dunia virtual adalah sesuatu yang abstrak untuk digambarkan. Ia mengibaratkan kalau internet tetap terlihat dan hidup meski banyak hal yang tidak bisa diprediksi.
Adapun cloud storage artinya penyimpanan awan. Berdasarkan analogi “awan” di atas, cloud storage adalah penyimpanan yang terletak secara virtual dan memerlukan internet untuk dapat diakses.
Adapun contoh cloud storage adalah berikut.
- Google Drive: Penyimpanan ini disediakan oleh Google. Umumnya, ini sangat memudahkan jika kita sering memakai produk Google lainnya, seperti Google Workspace dan Google Photos.
- iCloud: Ini adalah penyimpanan untuk lingkungan perangkat Apple. Karena lingkungan Apple yang sangat spesifik dengan keamanan ketat, ini memudahkan pengguna Apple, misalnya ketika harus backup file.
- Dropbox: Penyimpanan ini dikembangkan oleh perusahaan dengan nama yang sama di Amerika Serikat. Ada banyak fitur yang ditawarkan, tetapi salah satu unggulannya adalah mudahnya integrasi serta kolaborasi untuk meningkatkan produktivitas.
- Terabox: Ini adalah penyimpanan yang dikembangkan oleh Flextech Inc., perusahaan asal Jepang. Kapasitas penyimpanan yang teramat besar untuk akun gratis, bisa mencapai 1 TB, menjadi andalannya.
Layanan seperti Google Drive atau Dropbox memang terlihat sederhana dari sisi pengguna. Namun, di balik tampilannya yang user-friendly, ada sistem infrastruktur cloud yang kompleks. Supaya lebih paham, yuk, kita bahas cara kerjanya.
Cara Kerja
Sebenarnya, seluruh penyimpanan cloud tersebut juga terhubung dengan perangkat fisik yang bertindak sebagai server pada data center. Perangkat tersebut ada banyak dan tentunya dikelola setiap harinya.
Dalam pengelolaannya, penyedia layanan cloud memiliki data center yang bisa berisi ribuan server fisik. Untuk data berskala besar, pengelolaannya bisa menggunakan arsitektur sistem terdistribusi yang kompleks, seperti object storage atau distributed file systems.
Dalam arsitektur cloud, aplikasi dan layanan yang mengakses data sering kali dijalankan di atas server fisik menggunakan teknologi efisiensi seperti virtualisasi (virtual machine) dan kontainerisasi. Sementara itu, data itu sendiri disimpan dan dikelola oleh infrastruktur penyimpanan terdistribusi yang terpisah dari lapisan aplikasi.
Data direplikasi dan disalin ke beberapa server fisik atau perangkat penyimpanan yang berbeda, bahkan sering kali di beberapa lokasi geografis yang terpisah. Ini memastikan ketersediaan data yang tinggi serta peningkatan redundansi sehingga walau terjadi gangguan pada server atau data center, data tetap bisa diakses dari salinan tersebut.
Layanan yang kita kenal seperti Google Drive atau Dropbox pada dasarnya adalah aplikasi yang menggunakan model file storage. Namun, pada level infrastruktur, penyedia cloud menawarkan tiga jenis dasar penyimpanan yang bisa digunakan untuk membangun berbagai macam aplikasi.
Tiga jenis dasar cloud storage adalah (1) object storage (untuk foto, video, dan backup besar) dengan contoh Amazon S3; (2) file storage (mirip folder di komputer), misalnya Azure Files; dan (3) block storage (biasa dipakai untuk database karena cepat dan stabil), contohnya Google Persistent Disk.
Sebagaimana yang sudah disebutkan sebelumnya, pengguna dapat mengakses penyimpanan cloud dengan menggunakan internet. Penyimpanan cloud dapat diimplementasikan dalam beberapa model deployment cloud sebagai berikut.
- Public Cloud: Ini adalah layanan komputasi yang sumber dayanya, seperti server dan penyimpanan, dimiliki oleh penyedia layanan dan digunakan bersama oleh banyak organisasi melalui internet. Layanannya fleksibel dan skalanya bisa disesuaikan dengan kebutuhan.
- Private Cloud: Lingkungan komputasi ini terbatas digunakan hanya oleh satu organisasi dengan memanfaatkan server dan pusat data sendiri. Bahkan, organisasi juga bisa meminta penyedia layanan cloud untuk memberikan infrastruktur serta memfasilitasi penggunaan koneksi pribadi untuk akses penyimpanannya.
- Hybrid Cloud: Ini adalah arsitektur atau lingkungan komputasi yang menggabungkan antara layanan public dengan private. Umumnya, beberapa data yang harus mematuhi peraturan privasi dan keamanan ketat ditempatkan pada penyimpanan pribadi, sedangkan data lainnya dengan aturan lebih longgar dapat disimpan secara publik.
Kelebihan dan Kelemahan
Sampai dengan kalimat ini, kita sudah membahas penyimpanan cloud, mulai dari pengertian hingga jenis-jenisnya. Adapun kelebihan dan kelemahan cloud storage adalah berikut.
Kelebihan
- Tidak bergantung pada perangkat fisik. Jadi kita bisa lebih fleksibel mengakses data dari mana pun dan kapan pun.
- Cocok untuk data berskala besar karena tidak perlu membeli banyak perangkat untuk menyimpan data.
- Secara biaya bisa lebih efisien apalagi jika kapasitas penyimpanan yang digunakan sangat besar.
Kelemahan
- Bergantung pada koneksi internet. Jadi semisal ada gangguan internet, penyimpanan cloud menjadi sulit diakses.
- Adanya keterbatasan fitur jika menggunakan layanan gratis sehingga harus berlangganan pada beberapa penyedia tertentu.
- Masalah privasi dan keamanan data bisa terjadi apabila ada kebocoran atau kerentanan akses serta ketentuan otoritas dari negara tertentu.
Itulah artikel mengenai cloud storage. Sudahkah kamu memakainya untuk kebutuhan sehari-hari? Tetap perhatikan keamanan datamu, ya, ketika menggunakannya.
Sampai jumpa dalam artikel lainnya!