Sebagai penggiat IT, membuat aplikasi adalah hal yang menantang untuk dilakukan. Terlebih jika kamu belum familier dengan cara membuat aplikasi atau bahkan belum pernah membuat sama sekali. Kini, tak perlu khawatir karena dalam blog ini, kamu akan mampu mewujudkan ide dalam bentuk aplikasi. Yuk, langsung saja simak detailnya dalam blog ini.
Pengertian Aplikasi
Jika kamu awam dengan istilah Aplikasi, mari kita mulai dengan pengertian aplikasi terlebih dahulu ya. Aplikasi adalah sebuah program komputer atau perangkat lunak yang didesain untuk mengerjakan tugas tertentu [KBBI]. Ketika mempunyai masalah, kamu bisa menyelesaikannya secara manual maupun dalam bentuk aplikasi.
đź’» Mulai Belajar Pemrograman
Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.
Daftar SekarangDi dunia yang modern saat ini, banyak aplikasi yang dapat menyelesaikan masalah sehari-hari. Contohnya, dulu kamu perlu datang ke ojek pengkolan untuk memesan ojek, tetapi kini sudah banyak aplikasi yang membantu pemesanan secara online. Tak hanya bidang transportasi, banyak bidang yang sudah terbantu dengan adanya aplikasi, seperti perbankan, marketplace, komunikasi, dan lain sebagainya.
Bahkan, banyak aplikasi yang kini digunakan sebagai mata pencaharian. Banyak pengguna yang bergantung dengan aplikasi untuk menyambung hidup. Oleh karena itu, banyak yang tidak bisa lepas dari penggunaan aplikasi karena kebermanfaatannya. Selain bisa diakses di mana saja, ia juga bisa digunakan sesuai kebutuhan.Â
Nah, sebagai penggiat IT, kamu pasti tertarik untuk membuat aplikasi juga, bukan? Terlebih dengan adanya aplikasi, berbagai masalah yang kamu alami berpeluang tinggi untuk diselesaikan. Namun, sebelum kita langsung membuatnya menjadi aplikasi, kamu perlu melakukan beberapa hal. Kira-kira apa saja ya?
Cara Memilih Ide Aplikasi
Kamu bisa mengangkat berbagai masalah sehari-hari untuk dituangkan menjadi sebuah aplikasi karena keresahan yang kamu rasakan bisa jadi dirasakan oleh orang lain juga. Dengan adanya aplikasi, tentu orang lain juga akan terbantu dari kebermanfaatan dari aplikasi tersebut.
Cara termudah untuk memvalidasi masalah yang ingin kamu angkat adalah dengan melakukan survei atau bertanya kepada audiens. Tentu kamu tidak ingin aplikasi hanya digunakan secara pribadi, bukan? Oleh karena itu, memahami audiens adalah hal wajib sebelum kamu memulai membuat aplikasi.
Setelah memiliki masalah yang akan diangkat, kamu tidak harus langsung mewujudkannya secara langsung menjadi aplikasi. Namun, kamu bisa membuat MVP terlebih dahulu. (MVP) adalah versi produk yang paling sederhana dengan fitur-fitur minimum yang cukup untuk digunakan oleh pengguna awal dan mendapatkan feedback untuk pengembangan produk selanjutnya. Banyak kisah sukses aplikasi tidak langsung membuat aplikasi yang besar, melainkan membangun fitur satu per satu secara bertahap.
Contoh aplikasi yang menerapkannya adalah aplikasi Gojek. Awalnya, Gojek beroperasi secara manual menggunakan call center untuk memesan ojek online. Seiring bertambahnya pengguna, Gojek mulai mewujudkan aplikasi mereka pertama kali untuk pemesanan ojek secara online. Setelah sukses dengan proses perilisannya, mereka mencoba menambahkan berbagai fitur dalam aplikasi, seperti GoCar, GoFood, GoPay, dan sebagainya. Bahkan, mereka sampai melebarkan sayapnya sampai ke luar negeri, seperti Vietnam dan Thailand. Mantap, bukan?
Nah, jika kamu masih kesulitan menentukan masalah yang ingin diangkat, kamu bisa menanyakan orang-orang terdekat atau melihat hasil survei yang sudah dipublikasi. Selain itu, kamu juga bisa mengikuti channel Y Combinator di YouTube berikut sebagai inspirasi dalam menentukan ide. Banyak informasi menarik terkait kisah sukses startup yang disampaikan dalam channel YouTube tersebut.
Cara Memilih Platform dan Tools
Setelah memahami pentingnya ide, masalah, dan pendekatan implementasinya secara MVP, kita bisa masuk ke tahap selanjutnya. Walaupun mungkin masalah yang dipilih bisa diatasi dengan cara manual, kamu bisa mengoptimalkan dengan bantuan Aplikasi. Pada bagian ini, kamu perlu menentukan platform mana yang akan kamu gunakan.
Saat ini, banyak platform yang bisa digunakan untuk mewujudkan aplikasi kamu, contohnya ada aplikasi mobile, desktop, maupun website. Dalam implementasi di mobile pun, perlu disesuaikan dengan masing-masing vendor operating system, seperti Android, iOS, atau HarmonyOS. Begitu juga untuk versi desktop, ada versi Windows, Linux, dan MacOS.
Platform menentukan jumlah orang yang akan menggunakan aplikasi tersebut. Sebab, jika kamu menggunakan platform yang kurang familier, ini akan berdampak dengan jumlah pengguna yang akan menggunakan aplikasi kamu. Jika kita kembali ke cerita aplikasi Gojek, mereka tidak langsung menerapkan aplikasi Gojek dalam aplikasi Android. Jawabannya karena penggunanya belum siap dan perangkat Android juga masih belum sebanyak saat ini. Oleh karena itu, ia membangun aplikasinya secara bertahap.
Selain menentukan platform, kamu juga perlu menentukan tools yang akan digunakan. Sebagai gambaran, saya akan bantu paparkan kebutuhan tools yang digunakan.Â
- Android Studio: IDE resmi untuk pengembangan Android.
- Xcode: IDE resmi untuk pengembangan iOS.
- Visual Studio: IDE populer untuk pengembangan Windows, web, dan cloud dengan dukungan berbagai bahasa pemrograman, seperti C++, C#, Visual Basic, dan F#.
- IntelliJ IDEA: IDE populer untuk pengembangan Java, Kotlin, dan bahasa pemrograman lain dengan banyak fitur dan plugin.
- PyCharm: IDE populer untuk pengembangan Python dengan banyak fitur dan plugin untuk berbagai framework dan library.
- WebStorm: IDE populer untuk pengembangan JavaScript, TypeScript, dan Node.js dengan banyak fitur dan plugin untuk framework dan library populer.
- Jupyter Notebook: IDE online untuk pengembangan ilmiah dan komputasi data dengan Python.
Tentunya masih banyak teknologi yang bisa digunakan untuk mewujudkan ide kamu menjadi sebuah aplikasi. Pertanyaannya, bagaimana cara memilih tools yang tepat? Terutama jika kamu ingin membangunnya secara mandiri. Tak perlu khawatir, yang perlu kamu lakukan adalah mendetailkan fitur yang akan diangkat dalam aplikasi tersebut. Contoh, jika kamu ingin membuat aplikasi yang dapat menentukan lokasi pengguna secara tepat dan bisa tetap akurat walaupun dalam perjalanan, platform mobile adalah pilihan yang paling cocok. Oleh karena itu, mempelajari berbagai platform akan membantu kamu dalam memutuskan yang cocok dengan ide kamu.Â
Menuangkan IDE dalam Bentuk Design
Jika berbicara tentang ide yang tertulis, kita akan kesulitan dalam membangun aplikasi tersebut. Oleh karena itu, cara termudah untuk menuangnya adalah dengan desain. Untuk pertama kalinya mendesain, kamu tidak harus langsung jadi sempurna. Sebab, akan ada beberapa tahapan agar memiliki tampilan aplikasi yang sesuai keinginan.
- Tentukan alur dari aplikasi.
Sebelum kamu benar-benar menerapkannya menjadi sebuah aplikasi, kamu perlu menuangkan ide yang kamu buat dalam bentuk alur diagram. Di sini, kita akan memiliki gambaran tentang alur sebenarnya dari aplikasi yang akan dibangun.
- Buat dalam bentuk lo-fi design atau low fidelity.
Pada tahap ini, kamu cukup menggambar tampilan aplikasi dengan tangan langsung atau dengan tools sekasar mungkin. Biasanya bentuknya masih berantakan. Tujuannya adalah memaparkan fitur yang akan dibangun.
- Tingkatkan dalam bentuk hi-fi design atau high fidelity.
Setelah berhasil membangun lo-fi design, kamu bisa mengembangkannya dengan menambahkan detail menggunakan pendekatan hi-fi design. Biasanya, pada tahap ini aplikasi akan memiliki konten layaknya aplikasi sungguhan, seperti teks, gambar, warna, dan tata letaknya.
- Membangun prototype dari Aplikasi.
Apa Itu Prototype? Kenapa Itu Penting? Prototype atau prototipe adalah sebuah metode dalam pengembangan produk dengan cara membuat rancangan, sampel, atau model dengan tujuan pengujian konsep atau proses kerja dari produk. Tujuannya adalah untuk memvalidasi terlebih dahulu sebelum aplikasi benar-benar dibuat. Kamu bisa memanfaatkan berbagai tools yang ada untuk membuat sebuah aplikasi tiruan yang memanfaatkan setiap gambar dari hi-fi design. Ada banyak tools yang bisa digunakan, seperti Figma, Marvel, dan Invision.
Cara Membuat Aplikasi
Lalu, langkah apa yang bisa dilakukan setelah desainnya jadi? Jawabannya adalah membangun aplikasi tersebut. Balik lagi dengan platform dan tools yang kamu gunakan ya. Jika kamu bingung bagaimana cara membangunnya, kamu bisa mencoba untuk mengulik roadmap-nya terlebih dahulu. Salah satu referensi yang bisa digunakan adalah roadmap.sh.
Dalam halaman tersebut, kamu bisa menguasai berbagai skill yang dibutuhkan untuk membangun aplikasi. Contohnya, jika kamu ingin platform yang digunakan adalah Android, pilihlah roadmap Android Developer. Website tersebut akan memaparkan berbagai skill dan komponen yang perlu kamu kuasai untuk membangun aplikasi Android.
Jika kamu kesulitan karena penggunaan bahasa Inggris yang kurang familier, tidak ada salahnya mengunjungi website Dicoding untuk belajar. Sebab, Dicoding menyediakan berbagai alur belajar yang bisa dipelajari untuk membangun aplikasi di berbagai platform, seperti Android, iOS, Multiplatform, bahkan Website. Kamu akan dipandu dari awal hingga dapat membangun aplikasi sendiri sesuai keinginan.
Tips dan Trik Cara Membuat Aplikasi
Untuk membangun aplikasi, tidak hanya fokus tentang tampilan antarmukanya saja. Namun, kamu juga perlu mempertimbangkan terkait pengalaman pengguna atau UX. Mengapa demikian? Katakanlah kita membangun sebuah jalan pedestrian pada sebuah taman, tetapi ternyata banyak orang yang memilih jalan pintas agar sampai tujuan dengan lebih cepat. Inilah pentingnya memahami kebiasaan pengguna agar produk yang kita bangun bisa digunakan dengan lebih baik dan tepat guna.
Begitu juga dalam membangun aplikasi, kamu perlu menentukan agar pengalaman pengguna dapat meningkat. Contohnya adalah cara pengguna berpindah antar halaman dan menemukan informasi yang ingin mereka cari; formulir yang mudah diisi; tombol yang jelas dan responsif; Pesan error yang informatif; tata letak yang intuitif; serta masih banyak lagi. Oleh karena itu, kelas Belajar Dasar UX Design di Dicoding adalah salah satu rekomendasi untuk kamu.Â
Kesimpulan
Kini, kamu sudah memahami cara membuat aplikasi, bukan? Tidak ada masalah untuk membangun aplikasi di berbagai platform selama kamu berkeinginan untuk mempelajarinya. Selain itu, kamu juga perlu mendalami masalah yang akan diangkat sebagai fokus utama dalam membangun sebuah aplikasi. Sebab, sebagus apa pun aplikasi, ia akan sia-sia jika tidak menyelesaikan masalah. Banyak aplikasi yang tumbang padahal memiliki segudang fitur dan tampilan menarik. Jawabannya adalah karena aplikasi tersebut tidak menyelesaikan masalah penggunanya.Â
Semoga dengan ini, kamu memiliki keberanian untuk menuangkan ide dalam sebuah aplikasi. Mintalah feedback selama proses membangun aplikasi dari orang-orang sekitar agar membantu kamu bertumbuh ke arah yang lebih baik. Dengan banyaknya sumber belajar saat ini, tentunya akan mempercepat kamu dalam menguasai berbagai skill yang dibutuhkan. Jika masih ragu, silakan sampaikan ide terbaik kamu di kolom komentar. Siapa tahu, pembaca lain tertarik dan ingin mengajak kamu berkolaborasi.Â
Tidak ada hal yang bisa membatasi kamu untuk berkembang. Hanya pikiran negatif kamu sajalah yang menghambatnya. Jadi, ayo berkarya dan bangun aplikasi terbaik untuk menyelesaikan masalah yang ada.