Seperti apa sih lika-liku membuat game dari kaca mata seorang ilustrator? Simak ya
Saya suka menggambar tanaman, kelopak bunga, monster aneh, dan karakter dongeng imajinatif
(Brigitta Rena, Art Director Game “She and the Light Bearer)
Baca juga: “She and the Light Bearer,” Game Juara Dicoding Challenge yang Mendunia
💻 Mulai Belajar Pemrograman
Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.
Daftar SekarangRena kecil suka menggambar, menari, dan mendongeng. Mengaku paling jatuh cinta pada desain karakter, ia serius menekuni profesi 2D Artist, illustrator, dan game developer.
Membuat Game “She and the Light Bearer”
Belakangan Rena banyak menggambar monster dan karakter terinspirasi tanaman. Sebabnya, tiga tahun terakhir ia membuat game “She and the Light Bearer,” sebuah permainan fairy tale dengan palet warna yang segar dan lembut.
“Semua yang datang dari hati, akan sampai ke hati juga”
Ungkapan di atas mewakili apa yang mungkin kamu rasakan saat memainkan game She. Kamu akan jadi seekor kunang-kunang kecil yang mencari “Mother.”
Masuk ke dalam hutan rimbun warna-warni dan temukan karakter-karakter yang deep. Ada nenek rambut putih dan pohon beringin yang bijak. Alang-alang air dengan nasihat-nasihatnya. Bunga raflesia yang gloomy hingga anggrek yang nakal dan penuh rahasia. Mereka memberimu kepingan petunjuk untuk merasuk ke jantung hutan gelap demi menemukan Ibu.
Membuat Game yang Menyatu dengan Soundtrack-nya
Diiringi soundtrack akustik folklore dengan sentuhan ritme musik tradisional Jawa, mata,hati, dan pikiranmu akan menyatu ke dalam gameplay yang sederhana tapi sulit.
Lahir dari Mojiken Camp, game She adalah game petualangan point-and-click yang masih hangat dirilis bulan lalu di Steam.
Desainnya sepenuhnya hand-drawn kemudian melalui digital inking. Suguhan dialog, puitis dalam Bahasa Inggris.
Dari Mana Inspirasi Membuat Game ini?
“Saya suka menggambar tanaman, kelopak bunga, monster aneh, dan karakter dongeng imajinatif,” cerita Rena menyeringai.
Dari visual, storyboard hingga Original Sound Track-nya, Game She pun “Banyak terinspirasi dari Indonesia dan dibungkus lagi dengan taste global,” ujar Rena.
Ceritanya terinspirasi lagu Ibu Pertiwi karya Ismail Marzuki. Tokoh “Mother” merupakan personifikasi “sosok” ibu pertiwi tersebut. Hutan yang jadi setting game, serupa hutan hujan tropis yang rimbun ditumbuhi paku-pakuan dan sulur beringin. Musiknya natural dan memang “sebisa mungkin menggunakan instrumen musik dari kayu,” tambahnya.
Pecandu kopi yang mengaku fangirl ini mengatakan bahwa She adalah proyek yang membawa banyak pengalaman untuknya. Termasuk dalam hal eksposur ke pasar global. She mendapat 9 honorable mentions di dalam dan luar negeri. Awalnya, purwarupa She memenangkan Dicoding Challenge: Indiesche Partij x Bekraf di tahun 2016.
Dari semua pencapaian She, yang paling berkesan adalah Indie Prize Asia 2017, kali pertama She showcase di luar negeri. Tanpa ekspektasi apapun, ternyata banyak pengunjung yang mengapresiasi, hingga berhasil membawa pulang award “Best Kids and Family Game.” Showcase di tingkat global juga “Membuka mata soal kekurangan dan kelebihan apa yang saya pribadi miliki,” kenangnya.
Dari pameran ke pameran, terakhir Toge Productions membawa She ke Taipei Game Show 2018 (foto).
Membuat Game, perlu Ilustrator
“Dari kecil itu, saya suka banget bikin komik dan ikut lomba. Apa aja saya ikutin,” kata jebolan jurusan Desain Komunikasi Visual ini. Di waktu luang ia suka main game dan nonton film untuk dapat ide segar. Tak perlu jauh-jauh. “Aktivitas sederhana seperti beres-beres rumah aja bisa mendatangkan inspirasi”, ungkapnya.
Perempuan arek Suroboyo ini sebelumnya pernah menggarap “Raven Monologue” yang rilis 2018, game yang juga kental dengan aura dongeng dan fantasi. Lima tahun menjadi ilustrator game, ia mengaku profesi ini cukup menjanjikan. Dengan catatan, “Dari segi bisnis, game lokal perlu merambah pasar internasional,” tegasnya.
Ia menambahkan seorang ilustrator game perlu memegang pedoman “serving the purpose,” alias mengkomunikasikan tujuan game melalui gambar yang relevan. Supaya bisa bikin game yang bagus, ilustrator game juga harus paham bahwa dirinya bagian dari tim produksi yang ngerti tujuan tim, dan praktekkin kerja sama yang baik dalam tim,” jelasnya.
Menurutnya, menjalani pilihan profesi sebagai ilustrator game itu “Menyenangkan banget. Dengan media game, ilustrasi kita bisa ngasih dampak ke orang lain! Namun, tentu tak selamanya fun. Sedih, letih, atau down, sudah biasa. Prinsipnya, “Jujur saja pada diri sendiri. Nggak apa-apa istirahat sejenak, tandanya kita sedang hidup.”
Tertarik jadi seorang game illustrator atau terpukau dengan “She”?
Simak kanal online Rena berikut ini.
Game She
Steam: https://bit.ly/she-steam
Akun media sosial
Facebook : https://www.facebook.com/crystalnyam/
Instagram : @crystalnyam
Twitter : @crystalnyam
Tumblr: http://crystalnyam.tumblr.com/
-end-
Cerita lainnya tentang sosok game maker dan lulusan Menjadi Game Developer Expert:
- Agil Julio (Bandung), “Mimpi Seorang Game Developer untuk Memberangkatkan Orang Tua ke Tanah Suci“
- Wahyu M. Rizki (Garut), “Putra Daerah yang Bercita-cita Membangum Komunitas Game Developer Tasikmalaya“
Mau jago membuat game, dari level pemula? Coba dulu aja salah satu dari pilihan game berikut:
- Belajar Membuat Game dengan Construct 2 https://www.dicoding.com/academies/65
- Belajar Membuat Game untuk Pemula https://www.dicoding.com/academies/58
Lalu lanjut ke level Expert
- Menjadi Game Developer Expert https://www.dicoding.com/academies/47
Ada pertanyaan tentang artikel ini atau salah satu kelas di atas? Tinggalkan komentar ya