Cerita Bapak I Putu Hariyadi, Lulusan AWS DevOps & Back-End Developer Scholarship Program yang Semangat Menuntut Ilmu untuk Bisa Berbagi pada Para Mahasiswanya
“Mereka yang mengetahui (sesuatu), mengerjakannya. Mereka yang memahami (sesuatu), mengajarkannya.”
Aristoteles, Filsuf Yunani
Setiap pendidik memiliki pandangannya tersendiri terhadap pekerjaan yang mereka jalankan. Ada yang melihat profesinya sebagai usaha untuk mencerdaskan generasi muda di masa depan, ada juga yang merasa bahwa berbagi ilmu memberikan kebahagiaan tersendiri baginya. Bapak I Putu Hariyadi (43) merasakan keduanya. Dosen Program Studi Ilmu Komputer di Universitas Bumigora, Mataram, ini senang berbagi wawasan teknologi dengan mahasiswa-mahasiswinya.
💻 Mulai Belajar Pemrograman
Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.
Daftar SekarangSebagai seorang pendidik di bidang studi yang terus berkembang secara eksponensial, Pak Putu merasa memiliki tanggung jawab untuk terus meningkatkan kompetensi. Oleh karenanya, beliau memutuskan untuk belajar di AWS DevOps & Back-End Developer Scholarship Program. Bagaimana perjalanan belajar Pak Putu dalam program ini? Mari kita simak ceritanya!
Semangat Berbagi Ilmu yang Pak Putu Miliki
Satu setengah dekade sudah Pak Putu mengabdikan diri di Universitas Bumigora. Sebelum mendapatkan mandat untuk mengajar, beliau pernah menjabat sebagai Kepala Pusat Teknologi, Informasi, dan Komunikasi (Pustik). Pada posisi tersebut, beliau bertugas untuk mengembangkan sistem informasi akademik dan mengelola infrastruktur teknologi kampus. Setelahnya, Pak Putu mendapatkan kepercayaan untuk menjadi seorang dosen yang juga diberikan tanggung jawab untuk mengelola berbagai program akademi di Universitas Bumigora.
Sebagai seorang pendidik di bidang teknologi, membantu mahasiswa menjadi talenta digital berkemampuan relevan yang dibutuhkan oleh industri adalah salah satu misi Pak Putu. Namun, beliau menyadari bahwa kekurangan dari pembelajaran teknologi yang diberikan oleh institusi formal adalah adanya kesenjangan antara apa yang disampaikan dalam kurikulum dengan kualifikasi kerja yang diperlukan oleh industri.
“Gap yang agak terlalu jauh ini membuat dosen mau tidak mau harus berusaha untuk mengimbangi hal tersebut dengan mengikuti pelatihan untuk meningkatkan kompetensi. Jika kompetensi saya meningkat, tentu saya jadi lebih bisa berbagi banyak hal kepada mahasiswa,” ucap Pak Putu.
Keinginan Pak Putu tersebut akhirnya terpenuhi saat beliau menemukan informasi AWS DevOps & Back-End Developer Scholarship Program di situs Dicoding. Adanya beasiswa ini dipercaya dapat membantu Pak Putu membentuk diri menjadi pendidik berwawasan teknologi masa kini. Akhirnya, Pak Putu memutuskan untuk mendaftar.
Berproses Selama Lebih dari 150 Jam Belajar
Setelah mendaftarkan diri ke AWS DevOps & Back-End Developer Scholarship Program, Pak Putu berhasil diterima. Namun, kesibukan Pak Putu membuat beliau baru bisa memulai proses belajar untuk tingkat dasar dan pemula pada 14 hari terakhir sebelum kelas ditutup. Akhirnya, di sisa waktu dua minggu tersebut, Pak Putu menyediakan waktu di tengah-tengah aktivitasnya untuk menyelesaikan kelas.
“Merupakan tantangan tersendiri bagi saya saat saya harus meluangkan waktu belajar sembari mengajar, melayani konsultasi proyek akhir dari dua mata kuliah, membimbing skripsi, dan menguji seminar sinopsis mahasiswa,” ungkapnya.
Namun, komitmen Pak Putu untuk menyelesaikan seluruh tingkatan kelas di program ini sangat kuat. Belajar di akhir pekan dan pada dini hari mewarnai usaha beliau saat itu. Akhirnya, setelah mempelajari materi DevOps berbobot 155 jam belajar, beliau berhasil lulus dari kelas dasar dan pemula hingga tingkat mahir.
Selesai belajar di AWS DevOps & Back-End Developer Scholarship Program, Pak Putu merasa pembelajaran yang beliau dapatkan memiliki struktur yang sangat bagus dan ilmu yang diberikan pun bersinergi dengan kebutuhan industri. Kemudian menurutnya, konten yang disajikan mudah dipahami dengan berbagai studi kasus yang riil. Ini membuat beliau merasa memperoleh banyak wawasan baru.
Menjadi Edukator yang Siap Berbagi Ilmu Lebih Banyak pada Mahasiswa
Pengalaman belajar yang Pak Putu peroleh dari AWS DevOps & Back-End Developer Scholarship Program membuat beliau merasa lebih bisa melakukan manajemen waktu. Usaha yang berhasil beliau lakukan untuk menyeimbangkan waktu belajar dan bekerja membuat beliau berkesimpulan bahwa meluangkan waktu untuk meningkatkan kompetensi itu perlu.
“Ilmu yang saya dapatkan dari AWS DevOps & Back-End Developer Scholarship Program membantu saya mempersiapkan berbagai materi untuk mahasiswa, seperti panduan praktikum dan materi ajar. Manfaat yang saya peroleh ini membuat saya mendorong mahasiswa saya untuk ikut program-program pelatihan seperti ini untuk membentuk diri mereka menjadi talenta digital yang relevan dengan kebutuhan industri.”
Keberhasilan Pak Putu untuk lulus dari program pelatihan ini membuat beliau berkesempatan untuk menjadi fasilitator pada salah satu program beasiswa edukator di Dicoding. Hal ini membuat Pak Putu ingin menyampaikan kepada para edukator ilmu teknologi agar senantiasa meningkatkan kompetensi diri.
“Sesibuk apa pun kita, luangkan waktu untuk belajar lagi demi bisa menjaga relevansi ilmu yang kita punya dengan keadaan saat ini. Apabila belum memiliki dukungan biaya, carilah kesempatan belajar gratis seperti AWS DevOps & Back-End Developer Scholarship Program. Kelak usaha yang kita lakukan untuk melatih diri akan memberikan manfaat kepada mahasiswa agar mereka bisa menjadi talenta teknologi berkualitas di masa depan. Rasakanlah kebahagiaan dari usaha berbagi ilmu yang kita lakukan,” tutup Pak Putu.