Cerita Abdul Aziz Munawar, Pengelola Data Keamanan dan Ketertiban di Kantor Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat, Lulusan Program Baparekraf Digital Talent 2022 Tahap 2
“Ingatlah bahwa orang-orang paling bahagia bukanlah mereka yang lebih banyak mendapatkan, tetapi mereka yang lebih banyak memberi.”
(H. Jackson Brown Jr., Penulis Amerika Serikat)
Setiap orang mendefinisikan kebahagiaan dengan caranya masing-masing. Ada yang merasa bahagia karena sudah meraih prestasi tertentu, bisa memperoleh sesuatu yang sudah ia idamkan sejak lama, atau sesederhana masih diberikan kesehatan hingga hari ini. Bagi Abdul Aziz Munawar (31), kebahagiaannya ditentukan oleh kemampuannya untuk berkontribusi pada masyarakat melalui ilmu yang sudah ia peroleh. Hidupnya terasa lebih berarti jika ia bisa bermanfaat bagi banyak orang.
Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bekerja di Kantor Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat, ini berperan sebagai Pengelola Data Keamanan dan Ketertiban. Sebagai seorang pelayan masyarakat, Aziz bersemangat untuk mendalami ilmu teknologi agar kelak wawasannya dapat bermanfaat bagi warga Kecamatan Cililin yang menjadi wilayah pengabdiannya.
💻 Mulai Belajar Pemrograman
Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.
Daftar SekarangLulusan Ilmu Pemerintahan yang Tertarik Mendalami Ilmu Teknologi
Sebelum menjadi Pengelola Data Keamanan dan Ketertiban di Kantor Kecamatan Cililin, Aziz merupakan mahasiswa Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani) yang mengambil program studi Ilmu Pemerintahan. Konsentrasi studinya saat kuliah membuatnya kemudian mengabdi sebagai ASN di tempat kerjanya sekarang selepas lulus.
Sehari-hari, Aziz bertugas untuk mengelola data laporan bencana, gangguan keamanan, ketertiban, serta satuan perlindungan masyarakat yang masuk ke kantor kecamatan. Kewajibannya yang amat berkaitan dengan data ini membuatnya tertarik untuk mempelajari ilmu teknologi.
“Saya rasa, penerapan teknologi informasi dapat membuat penyelenggaraan tugas pemerintahan berjalan secara efektif dan efisien. Dengan ini, kualitas pelayanan publik akan menjadi lebih baik dan optimal.”
Semangatnya untuk belajar teknologi membuat Aziz “dipertemukan” dengan program Baparekraf Digital Talent (BDT) 2022 Tahap 2 melalui sebuah iklan di media sosial. Saat mencari tahu lebih lanjut tentang program beasiswa ini, Aziz merasa bahwa waktunya untuk mendalami ilmu teknologi telah tiba.
Semangat Menggali Ilmu di Program BDT 2022 Tahap 2
Aziz mendapatkan informasi mengenai program BDT dari sebuah iklan di media sosial. Setelah mencari tahu lebih lanjut dan mengetahui bahwa program ini menawarkan Fasilitasi Machine Learning Dasar, Aziz bersemangat untuk mendaftarkan diri. Ia amat termotivasi untuk belajar karena ingin mengimplementasikan pengetahuannya untuk memecahkan masalah di tempat kerja.
Setelah berhasil diterima di program BDT, Aziz menemukan tantangan dalam belajar. Ia harus pandai membagi waktu karena pada pagi hingga sore atau malam hari, Aziz bekerja secara purnawaktu di kantor kecamatan. Sepulang kerja, Aziz menyempatkan diri untuk meluangkan waktu bersama keluarga. Di sela-sela waktu istirahatnya itulah Aziz ikut kelas Machine Learning di BDT.
“Meski pembagian waktu jadi tantangan terbesar saya selama belajar di BDT, saya merasa belajar di program ini membuat saya memperoleh banyak hal. Salah satu yang paling bermanfaat adalah materi pelajarannya yang sangat sistematis. Saya yang sama sekali tidak punya latar belakang teknologi saja bisa mengikutinya secara step by step.”
Pada kelas Machine Learning Dasar ini, Aziz mempelajari visualisasi data, Python, dan Machine Learning. Hasil belajarnya tersebut membuahkan sesuatu yang amat memudahkan pekerjaan Aziz ke depannya.
Membuat Aplikasi Berteknologi Machine Learning untuk Menilai Skala Kerusakan Rumah Warga
Aziz merasa kelas Machine Learning di BDT membekalinya dengan banyak hal, dimulai dari cara mempresentasikan data dengan baik hingga memanfaatkan algoritma untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Hasil belajarnya tersebut ia gunakan untuk menciptakan sebuah aplikasi penilaian kerusakan rumah.
“Dengan memanfaatkan Machine Learning dan Google Colaboratory, saya menciptakan sebuah damage assesment app yang berbasis web. Aplikasi ini membantu saya untuk mengetahui tingkat kerusakan rumah warga yang terdampak bencana melalui data-data yang saya masukkan saat survei lapangan.”
Sebagai seorang ASN yang ingin terus berkontribusi pada masyarakat melalui penerapan ilmu teknologi, Aziz bertekad untuk tak pernah berhenti belajar. Semangatnya ini dibuktikan dengan keikutsertaannya di berbagai acara publik yang dilaksanakan oleh Google Developer Students Club di berbagai universitas. Selain itu, ia pun rutin menyaksikan program Developer Coaching di Dicoding setiap hari Jumat.
Agar damage assesment app ciptaannya bisa menjadi sebuah aplikasi mobile, saat ini, Aziz tengah mendalami materi Kotlin di Dicoding. Melihat pencapaian yang sudah diraihnya hari ini, Aziz amat merekomendasikan para profesional untuk ikut serta di program BDT. Ini karena BDT sukses membimbing pesertanya yang masih ada di tingkat dasar untuk memahami ilmu teknologi secara bertahap hingga bisa mengaplikasikannya untuk menyelesaikan berbagai permasalahan di kehidupan sehari-hari.