Cerita Rusdianto, Guru SMP Maya Seririt dan SMK Karya Usadha Seririt, Lulusan Program Fasilitasi Baparekraf Digital Talent 2022
“Kamu akan tahu bahwa kamu luar biasa ketika kamu mendedikasikan diri untuk membuat orang lain luar biasa.”
(Robin Sharma, Penulis Buku Laris ‘The 5 AM Club’)
Keinginan untuk menjadikan orang lain luar biasa ini juga dimiliki oleh Rusdianto (27), seorang pendidik asal Kab. Buleleng, Provinsi Bali. Ia bekerja sebagai guru di SMP Maya Seririt dan SMK Karya Usadha Seririt, yang selalu berusaha memberikan metode pembelajaran terbaik bagi anak-anak didiknya dengan memanfaatkan teknologi.
Tidak hanya sampai di sana, sebagai seorang Humas di Yayasan Masjid Raya Seririt, Rusdianto juga berkeinginan untuk memakmurkan masjid yang dikelolanya. Keinginan-keinginan Rusdianto ini terwujud setelah ia menjadi salah satu peserta di program Fasilitasi Baparekraf Digital Talent (Fasilitasi BDT) 2022.
💻 Mulai Belajar Pemrograman
Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.
Daftar SekarangLulusan Pendidikan Geografi yang Ingin Berkenalan dengan Ilmu Teknologi
Sejak SMP, Rusdianto memiliki ketertarikan terhadap desain grafis. Ini membuatnya banyak mengotak-atik komputer dan sudah familiar dengan perangkat satu ini saat itu. Mengimbangi kegiatannya di rumah, Rusdianto juga merupakan seorang pencinta ilmu kebumian dengan segudang aktivitas di alam bebas. Minatnya terhadap alam ini melatarbelakangi keinginannya untuk melanjutkan studi di Universitas Pendidikan Ganesha, jurusan Pendidikan Geografi.
Setelah lulus kuliah, Rusdianto sempat mengejar mimpinya di dunia desain grafis. Ia bekerja sebagai seorang desainer grafis lepas yang terkadang mendapatkan proyek pemetaan administrasi wilayah atau menjadi kru dokumentasi momen pre-wedding. Setelah menjalani profesi lepasnya ini, Rusdianto jadi banyak memikirkan gelar pendidikan yang sudah disandangnya. Sebagai seorang sarjana pendidikan, Rusdianto berkeyakinan bahwa ia seharusnya menyalurkan ilmu yang ia punya serta lebih banyak memberikan andil ke masyarakat.
Hal ini mendorong Rusdianto untuk menjadi seorang pendidik. Ia mengajar di dua tempat sekaligus, yakni SMP Maya Seririt dan SMK Karya Usadha Seririt. Di SMP Maya Seririt, Rusdianto berkesempatan untuk menyalurkan minatnya sejak remaja dengan mengajar desain grafis dasar yang menjadi bagian dari mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Sedangkan di SMK Karya Usadha Seririt, Rusdianto mengajar Sejarah, bahasa Indonesia, serta membina kegiatan Pramuka.
Di luar kegiatannya sebagai guru, Rusdianto juga berperan aktif sebagai bagian dari Yayasan Masjid Raya Seririt di lingkungan tempat tinggalnya. Di yayasan ini, Rusdianto berperan sebagai humas.
Bisa membangun negeri dari sisi pendidikan adalah salah satu cita-cita yang ingin Rusdianto raih. Oleh karenanya, ia berkeinginan untuk membuat kegiatan belajar mengajar jauh lebih menyenangkan agar para siswa bisa semakin giat. Salah satu langkah kongkrit Rusdianto dalam mewujudkan rencananya ini adalah dengan membuat media pembelajaran berdesain menarik dan berbasis website. Keinginannya untuk membangun website inilah yang kemudian mempertemukannya dengan platform pembelajaran Fasilitasi BDT.
Platform Pembelajaran Program Fasilitasi BDT yang Sangat Memudahkan
Punya ketertarikan untuk mendalami ilmu teknologi membuat Rusdianto sudah familiar dengan acara Baparekraf Developer Day (BDD). Melihat acara ini diselenggarakan dengan skala besar dan punya banyak kegiatan luring sejak tahun 2015, Rusdianto tergerak untuk ikut serta. Namun, ketidakpercayaan diri menghalangi langkahnya. Padahal, BDD menawarkan program-program belajar gratis tanpa dipungut biaya.
Rusdianto baru punya keberanian untuk mendaftar Fasilitasi BDT, yang menjadi salah satu program BDD, saat kegiatan ini sudah digelar secara daring pada tahun 2022. Sadar bahwa mengambil pendidikan formal di bidang teknologi butuh biaya, Rusdianto tak mau menyia-nyiakan kesempatan jadi bagian dari Fasilitasi BDT. Ia percaya bahwa program belajar gratis ini mampu bantu Rusdianto mewujudkan cita-citanya.
Setelah berhasil menjadi bagian dari Fasilitasi BDT, Rusdianto sempat kesulitan untuk mengikuti pelajaran karena latar belakangnya yang tidak datang dari bidang teknologi. Salah satu tantangan terbesarnya adalah memahami materi fundamental.
Namun, Rusdianto merasa beruntung karena Fasilitasi BDT memanfaatkan Dicoding sebagai platform pembelajaran yang amat memudahkan baginya.
“Sesulit apapun materi yang saya peroleh, Dicoding selalu bisa menyajikan pengetahuan yang dapat dengan mudah diserap dan dicerna. Bagi saya, bagian paling menyenangkan dari belajar di Fasilitasi BDT adalah menggunakan platform Dicoding itu sendiri.”
Selain platform Dicoding, hal lain yang menurut Rusdianto amat memudahkan proses belajarnya di platform pembelajaran Fasilitasi BDT adalah media sosial program BDT itu sendiri. Di sana, ia mengaku mendapatkan berbagai informasi dan tips bermanfaat seputar dunia teknologi. Selain itu, motivasi-motivasi yang dipublikasikan di akun media sosial BDT juga cukup memacu semangat Rusdianto untuk segera menyelesaikan kelas yang diikutinya.
Dedikasikan Ilmu untuk Siswa-Siswi dan Kemakmuran Masjid
Selepas jalani lebih dari 50 jam Belajar Dasar Pemrograman Web di program Fasilitasi BDT, Rusdianto mendapatkan tugas akhir untuk mengerjakan sebuah proyek. Pengerjaan tugas akhir ini bertujuan agar ilmu yang Rusdianto peroleh dapat diimplementasikan secara langsung ke dalam sebuah karya nyata.
Tugas ini pun Rusdianto pandang sebagai gerbang yang menghubungkannya dengan cita-citanya untuk cerdaskan siswa-siswinya dan makmurkan masjid.
“Pada proyek akhir Fasilitasi BDT, saya membuat website untuk Yayasan Masjid Raya Seririt. Website ini saya isi dengan berbagai informasi mengenai masjid yang dapat diakses oleh masyarakat luas. Saya berharap keberadaan website ini dapat bantu yayasan untuk memakmurkan masjid.”
Setelah ciptakan website untuk Yayasan Masjid Raya Seririt, Rusdi melanjutkan proyek pembuatan website-nya untuk siswa-siswinya. Kebetulan di SMP Maya Seririt, Rusdianto mengadakan sebuah acara kunjungan ke alam yang bernama “Geotrip”. Agar para siswa dapat berwisata sambil belajar dengan mudah, Rusdianto membangun website untuk acara Geotrip ini.
“Pada website Geotrip yang saya buat, saya menyisipkan berbagai materi peristiwa alam yang pernah terjadi di tempat yang dikunjungi oleh siswa. Salah satu topik yang saya angkat adalah riwayat tsunami dan gempa besar di wilayah Bali Utara. Melalui website ini, siswa dapat memahami suara alam yang ditimbulkan oleh tsunami hanya dalam satu klik.”
Amat menikmati proses belajar di Fasilitasi BDT lalu berhasil mengaplikasikannya pada dua buah website yang amat bermanfaat bagi orang-orang di sekitarnya membuat Rusdianto bercita-cita untuk bisa beralih karier. Rusdianto ingin sekali menjadi Front-End atau Website Developer suatu hari nanti. Bahkan, ia berharap bisa membagikan ilmu dasar pengkodean kepada siswa-siswi SD hingga SMK.
Untuk bisa gapai cita-citanya ini, Rusdianto tak menghentikan proses belajarnya meski program Fasilitasi BDT sudah beres. Saat ini, Rusdianto masih meneruskan proses belajarnya di Dicoding dengan mengambil kelas Belajar Membuat Front-End Web untuk Pemula.
Melihat Fasilitasi BDT berhasil mendekatkan Rusdianto dengan mimpi-mimpinya membuat ia amat merekomendasikan program ini untuk diikuti oleh para tenaga profesional yang ingin mendalami ilmu teknologi. Bagi Rusdianto, BDT cocok untuk siapapun yang ingin belajar IT, tetapi terkendala biaya. Oleh karenanya, Rusdianto berharap bahwa BDT mampu melahirkan lebih banyak talenta teknologi unggulan ke depannya.