Cerita I Putu Cahya Adi Ganesha, Mahasiswa Universitas Gunadarma yang Bekerja di Perusahaan Bertitel “Big 4” setelah Ikut Bangkit
Banyak di antara kita bertekad untuk meraih berbagai hal besar dalam hidup demi mendapatkan pengakuan dari orang-orang di sekitar kita. Sayangnya, motivasi eksternal seperti ini seringnya tidak bertahan terlalu lama. Mengapa? Ini karena kita tidak memiliki faktor penyemangat yang datang dari dalam diri.
I Putu Cahya Adi Ganesha (22), Mahasiswa Teknik Informatika dari Universitas Gunadarma, percaya bahwa faktor penyemangat yang datang “dari dalam” jauh lebih kuat dari pada faktor yang datang “dari luar.” Kegigihan yang Cahya miliki demi menggapai cita-citanya sama seperti Muh. Arifandi, salah satu lulusan program beasiswa di Dicoding. Oleh karenanya, untuk mengejar berbagai peluang dalam hidupnya, Cahya selalu berpegang pada komitmen yang ia buat untuk dirinya sendiri.
💻 Mulai Belajar Pemrograman
Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.
Daftar SekarangSaat suatu hari Cahya tertarik untuk mempelajari IT dan menemukan bahwa bekerja di perusahaan teknologi ternama adalah sesuatu yang ia inginkan untuk masa depannya, ia berkomitmen pada dirinya sendiri untuk mengejar mimpi tersebut. Inilah cerita Cahya dan tekadnya dalam mencapai tujuannya.
Sebuah Dunia, Di Mana Latar Belakang dan Institusi Pendidikan Tidak Begitu Penting
Lahir dan besar di Karawang, Cahya telah tertarik dengan dunia teknologi sejak kecil. Ketertarikannya tersebut lahir dari kebiasaannya mengotak-atik laptop. Seiring berjalannya waktu, Cahya menyadari bahwa dunia teknologi adalah sesuatu yang perlu menjadi bagian dari masa depannya. Temuan ini ia dapatkan setelah membandingkan berbagai program studi yang perlu ia pilih setelah lulus SMA.
“Dari hampir semua jurusan kuliah yang ada, saya memilih program studi Teknik Informatika karena pekerjaan yang ada di ranah IT memiliki peluang yang sangat luas. Selain itu, di dunia teknologi, latar belakang dan institusi pendidikan tidak memainkan peranan yang sepenting kemampuan yang telah teruji dan kapabilitas yang relevan dengan kebutuhan industri.”
Akhirnya, setelah lulus SMA, Cahya melanjutkan kuliah ke Universitas Gunadarma, jurusan Teknik Informatika.
Bekerja Keras untuk Mengembangkan Kurikulumnya Sendiri
Saat kehidupan Cahya sebagai seorang mahasiswa Teknik Informatika dimulai, ia belajar banyak soal teknologi. Sayangnya, Cahya lebih banyak memperoleh teori dibandingkan kesempatan untuk praktek. Ia tahu bahwa teori saja tidak cukup untuk menjadikannya seorang talenta teknologi yang dapat diandalkan. Ini membuat Cahya terdorong untuk mengembangkan kurikulumnya sendiri.
Setelah kurikulumnya terbentuk, Cahya belajar dari berbagai platform. Di tengah proses belajarnya, ia bertemu dengan Bangkit dan melihat bahwa program ini diinisiasi oleh Google dan didukung oleh perusahaan teknologi besar seperti GoTo dan Traveloka. Hal itu membuat Cahya tertarik untuk mengenal Bangkit lebih jauh. Di penghujung penelusurannya, akhirnya, Cahya menemukan bahwa Bangkit dapat membekalinya dengan kemampuan yang dapat membuatnya menjadi seorang talenta yang siap bekerja.
Komitmen Cahya untuk mengejar karier impiannya di dunia teknologi mendorongnya untuk mendaftar Bangkit. Dari tiga alur belajar yang ada, ia memilih Cloud Computing karena ketertarikannya terhadap implementasi sistem yang berkaitan dengan infrastruktur dan arsitektur perangkat lunak. Selain itu, Cahya berpikir bahwa belajar Cloud Computing dapat membantunya memahami aspek teknologi secara keseluruhan. Hal tersebut membuat Cahya bersemangat untuk memberikan yang terbaik saat diterima di Bangkit 2022.
Menciptakan Aplikasi untuk Memastikan Keselamatan Pengguna di Jalan
Secara keseluruhan, pengalaman belajar Cahya di Bangkit menyenangkan karena apa yang ia dapatkan di program ini sesuai dengan ekspektasinya. Kehadiran kelas-kelas ILT, materi teknologi, pelatihan soft skills, dan sesi bahasa Inggris mewarnai 900 jam belajar Cahya.
Saat ditanya mengenai bagian terbaik dari belajar di Bangkit, Cahya berkata bahwa bagian favoritnya adalah ketika harus mengerjakan proyek akhir capstone project. Saat itu, Cahya terlibat di sebuah proyek akhir berbasis produk. Bersama dengan timnya, ia mengembangkan sebuah aplikasi yang dapat memastikan keselamatan pengguna di jalan. Aplikasi yang Cahya kembangkan bisa merekomendasikan pengguna untuk memilih jalan dengan tingkat kriminalitas terendah.
Setelah Cahya selesai belajar di Bangkit, waktunya untuk membuktikan diri pun datang. Ia mengambil kesempatan untuk ikut ujian sertifikasi Associate Cloud Engineer (ACE). Ketekunannya dalam belajar membantunya untuk lulus dari ujian tersebut. Pencapaian yang Cahya peroleh ini membantunya untuk memperoleh pekerjaan teknologi pertamanya.
Bekerja di PwC Indonesia setelah Lulus Bangkit
Belajar di Bangkit dan memperoleh sertifikasi global benar-benar mentransformasi Cahya. Tidak hanya ilmu teknologinya saja yang berkontribusi pada perubahan tersebut, sesi-sesi soft skills dan bahasa Inggris pun turut membantu. Ia mengakui bahwa setelah belajar di Bangkit, ia jadi tahu cara berkomunikasi secara profesional dengan sesama, melakukan presentasi selama 1 menit, dan mempersiapkan diri untuk proses rekrutmen pekerjaan.
Dengan memanfaatkan ilmu yang telah ia peroleh dari kelas soft skills, Cahya dengan percaya diri melamar posisi magang di salah satu perusahaan yang dikenal dengan sebutan “the Big 4.” Saat itu, lamarannya dikirim untuk PricewaterhouseCoopers Indonesia. Setelah melewati berbagai tahap rekrutmen, akhirnya, Cahya diterima sebagai IT Infrastructure VE Intern yang bertanggung jawab untuk mengimplementasikan dan mengelola sistem IT di perusahaan.
“Saat sesi wawancara dilaksanakan, capstone project saya di Bangkit menarik perhatian rekruter saya. Saya banyak ditanya soal rincian produk yang saya buat dan bagaimana membangun sistem dari produk tersebut. Siapa sangka jika proyek akhir tersebut kemudian membuat saya berhasil diterima di perusahaan tempat saya bekerja sekarang.”
Cahya yang berhasil lulus dari Bangkit, memperoleh sertifikasi ACE, dan bekerja di salah satu perusahaan “Big 4” membuktikan bahwa keberhasilan dalam mencapai cita-cita dimulai dari komitmen pada diri sendiri. Talenta teknologi muda satu ini menekankan bahwa segala hal yang kita lakukan semata-mata untuk diri kita sendiri. Jadi, temukan dulu motivasi itu dari dalam, lalu, apresiasi akan datang dari luar setelah hasil terlihat.
Baca cerita inspiratif alumni Bangkit lainnya: