Cerita Aufa Billah Putra Jazama, Lulusan Program-Program Beasiswa di Dicoding yang Bekerja di Tokopedia
“Senang membekali diri dengan ilmu” adalah kalimat yang paling menggambarkan diri Aufa Billah Putra Jazama (24). Ia merupakan seorang pemuda asal Provinsi Aceh yang merantau ke Pulau Jawa untuk memperoleh pengetahuan seluas-luasnya mengenai teknologi. Dari ketekunannya menuntut ilmu, Aufa tidak hanya berhasil menjadi bagian dari salah satu perusahaan unicorn, tetapi juga bisa menebarkan manfaat dari wawasan yang ia dapat.
Gagal Raih Mimpi di Satu Tempat, Berhasil Kejar Mimpi di Tempat yang Lebih Tepat
Aufa adalah seorang pemuda Aceh yang menghabiskan enam tahun masa SMP hingga SMA di sebuah pondok pesantren. Tentu ilmu agama menjadi sesuatu yang Aufa pegang kuat sejak remaja. Melanjutkan kuliah di salah satu perguruan tinggi di Mesir dan mengambil jurusan agama adalah salah satu cita-citanya saat itu.
💻 Mulai Belajar Pemrograman
Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.
Daftar SekarangSelain tertarik untuk dalami ilmu agama, Aufa juga menaruh hati pada dunia hacking. Keterbatasan sumber ilmu pengetahuan membuat Aufa belajar ilmu teknologi ini secara autodidak. Namun, saat itu, ketika Aufa dihadapkan dengan dua pilihan antara dalami ilmu agama atau ilmu teknologi di perguruan tinggi, Aufa tetap berpegang teguh pada mimpi pertamanya.
Namun, takdir berkata lain. Aufa belum berhasil diterima di universitas impiannya di Mesir. Ini membuatnya segera mengalihkan pandangan pada mimpinya yang kedua, yaitu mendalami ilmu teknologi.
Di STT Terpadu Nurul Fikri, Aufa mendaftarkan diri sebagai Mahasiswa Informatika. Pilihannya jatuh pada sekolah tinggi satu ini karena STT Terpadu Nurul Fikri mendukung Aufa dengan beasiswa penuh selama empat tahun. Di perguruan tinggi inilah Aufa mulai bersentuhan dengan dunia pemrograman. Minatnya mulai tumbuh setelah mencari tahu dan mengeksplorasi berbagai hal seperti jaringan, web, Android, hacking, UI/UX, sampai akhirnya ia memutuskan untuk berfokus pada bidang web, terutama Front-End.
Belajar di Program Beasiswa Dicoding Menginspirasi Aufa untuk Punya Kebiasaan Baik
Pada tahun 2016, Aufa mulai mencoba menjadi Asisten Dosen untuk menambah pengalamannya. Ketertarikannya dalam dunia mengajar membuatnya terus berkontribusi sebagai Asisten Dosen hingga lulus kuliah pada tahun 2019. Penghasilannya dari mengajar tersebut bisa menambal uang saku yang dipegangnya sehari-hari.
Pengajar sekaligus mahasiswa haus ilmu seperti Aufa paham bahwa untuk menjadi seorang talenta teknologi, memperoleh ilmu dari institusi formal seperti universitas saja tidak cukup. Oleh karena itu, bersama teman-temannya, Aufa menghadiri acara Baparekraf Developer Day (BDD) yang digelar oleh Dicoding pada tahun 2017 di Bogor. Acara itulah yang membuat Aufa mengenal Dicoding.
Setelah kenal Dicoding, Aufa mulai tekun belajar di platform ini. Ia menekuni kelas Front-End, dimulai dari kelas dasar hingga mahir, melalui berbagai program beasiswa. Program lain selain BDD pun ia ikuti di Dicoding, yakni IDCamp, AWS, dan Lintasarta. Ketekukan Aufa dalam belajar di Dicoding dilatarbelakangi oleh motivasinya untuk bisa mengajarkan ilmu yang ia dapat kepada teman-teman di kelasnya.
“Materi yang saya peroleh dari Dicoding menginspirasi saya untuk mengajar dengan baik. Kurikulumnya terstruktur dan mendorong saya punya kebiasaan baik untuk membaca. Dicoding benar-benar melatih saya untuk mandiri dan tidak melulu disuapi saat belajar.”
Selain itu, Aufa pun merasa terlatih dengan adanya final project yang harus diserahkan di Dicoding dan akan ditinjau oleh seorang reviewer ahli. Ini membuat Aufa harus mengerjakan tugas dengan baik dan tidak pernah melupakan dasar ilmu yang telah dipelajarinya.
Kualitas Lulusan Program Beasiswa di Dicoding yang Tidak Perlu Diragukan
Materi belajar yang lengkap, kurikulum yang terstruktur, dan keberadaan reviewer ahli membuat Aufa percaya bahwa lulusan Dicoding memiliki kemampuan yang tidak perlu diragukan lagi. Proses belajarnya yang cukup ketat membuat kompetensi lulusan Dicoding patut untuk diperhitungkan. Oleh karenanya, cara belajar di Dicoding tersebut Aufa terapkan pada sesi mengajarnya di kampus.
“Reviewer yang memeriksa dengan teliti hasil coding-an saya adalah sesuatu yang saya dapatkan dari Dicoding dan saya terapkan pada anak-anak didik saya saat saya menugaskan mereka untuk membuat sebuah proyek akhir. Dengan begini, saya bisa memberikan masukan pada para mahasiswa dan mereka bisa memperbaiki coding-an mereka.”
Aufa mengaku memperoleh banyak hal setelah belajar di Dicoding. Pertama adalah kebiasaan baik untuk membaca dan sikap disiplin dalam belajar yang kini ia punya. Kedua adalah penambahan jam terbang untuk praktek membuat aplikasi. Aufa sangat bersyukur Dicoding tidak hanya membekalinya dengan teori, tetapi juga banyak melatihnya untuk praktek membuat aplikasi.
Selepas lulus, berbekal ilmu yang sudah ia peroleh dari Dicoding, Aufa masih melanjutkan kariernya sebagai pengajar di kampus sembari berjuang untuk lanjutkan kuliah S2 melalui sebuah program beasiswa dari pemerintah. Namun, siapa sangka jika suatu hari, Aufa mendapatkan kesempatan untuk berkembang di sebuah unicorn.
Mulanya Gagal Lanjutkan Studi S2, Kini Jadi Bagian dari Unicorn asal Indonesia
Kedua orang tua Aufa memiliki harapan yang besar pada sang putra. Mereka ingin Aufa bisa melanjutkan studi S2 di sebuah perguruan tinggi negeri ternama. Sayangnya, setelah dua tahun berturut-turut mencoba mendaftar ke perguruan tinggi tersebut, Aufa belum berhasil diterima.
Akhirnya, Aufa melihat peluang dan kesempatan yang lebih baik selain lanjutkan studi pascasarjana. Ia memilih untuk berkarier dan mengumpulkan pengalaman terlebih dahulu sebelum nantinya melanjutkan studi S2 seperti rencananya semula. Ini membuat Aufa mulai melamar ke berbagai tempat selepas lulus kuliah.
Mulanya, Aufa melamar ke sebuah startup yang pada akhirnya mengecewakannya setelah menjalani proses rekrutmen selama dua bulan. Setelah gagal jadi bagian dari startup tersebut, Aufa mencari kesempatan kerja lainnya. Tak lama kemudian, salah satu rekan Aufa menawarinya untuk melamar kerja ke salah satu unicorn Indonesia, yakni Tokopedia.
Kebetulan, Tokopedia membuka lowongan Web Platform Engineer. Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan tersebut, Aufa segera melamar berbekal pengalaman belajarnya di Dicoding. Setelah melalui enam tahap rekrutmen, akhirnya Aufa berhasil diterima sebagai karyawan purnawaktu di Tokopedia.
“Ilmu Front-End yang saya dapatkan dari Dicoding amat membantu saya dalam melakukan pekerjaan sebagai Web Platform Engineer di Tokopedia. Itulah mengapa banyak orang perlu belajar di Dicoding. Selain Dicoding membekali saya dengan ilmu fundamental yang kuat dengan kurikulum yang sistematis, platform ini juga memiliki reviewer andal yang dapat meninjau dan memberikan masukan secara langsung mengenai kualitas kode yang saya tulis.”
Setelah dapat kesempatan untuk berkarya di salah satu unicorn di Indonesia, Aufa bercita-cita untuk bisa menjadi seorang Individual Contributor suatu hari nanti serta mendalami ilmu tentang Software Design dan Architecture. Ia ingin terus belajar di Dicoding dan mendapatkan pengetahuan yang cukup mengenai front-end aplikasi yang berskala enterprise agar ia bisa berkontribusi pada industri lebih banyak lagi.