Back-End Developer Andal Lulusan Program Studi Bisnis Digital

Cerita Muhammad Akbar Ali Syifa, Lulusan Program Intensif di Dicoding

Tumbuh sebagai seorang putra petani di Lampung, Muhammad Akbar Ali Syifa (23) melihat peluang yang amat bagus untuk bertumbuh di dunia IT. Kedua orang tuanya mengajarkannya untuk kerja keras. Oleh karenanya, ia pun pantang menyerah kala mengejar mimpinya untuk jadi talenta informatika.

Belajar dalam program intensif di Dicoding mewarnai perjalanan Ali. Hasilnya, kini, Ali telah menjadi bagian dari salah satu badan usaha milik negara (BUMN) yang bergerak di bidang perbankan sebagai seorang back-end developer.

đź’» Mulai Belajar Pemrograman

Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.

Daftar Sekarang

Bagaimana Ali mengusahakan mimpinya tersebut? Mari kita baca cerita lengkapnya!

Putra Petani yang Melihat Peluang di Dunia IT

Ali tumbuh di Kabupaten Pesawaran, Lampung, bersama dengan keluarganya yang sederhana. Lahir sebagai anak pertama dari tiga bersaudara, Ali dibesarkan oleh ayah yang bekerja sebagai petani dan ibu yang berperan sebagai ibu rumah tangga. Sejak kecil, ia sudah diajarkan nilai-nilai tentang kejujuran, kerja keras, dan fokus pada tujuan, tanpa membandingkan diri dengan orang lain.

Bekal tersebut ia pegang teguh bahkan saat ia menempuh pendidikan di Ma’soem University jurusan Digital Business. Jurusan tersebut masih berada di bawah fakultas komputer, tetapi tidak menawarkan kedalaman teknis seperti program studi IT pada umumnya. Meski begitu, pada program studi itulah benih ketertarikan Ali terhadap dunia pemrograman tumbuh.

“Saya melihat prospek kerja di dunia IT sangat menjanjikan dan bisnis digital sedang naik daun,” tuturnya.

Keputusan itu mengubah jalannya. Alih-alih mengikuti alur kuliah secara pasif, ia mulai mencari jalan sendiri untuk mendalami keterampilan teknis. Meski sudah belajar secara autodidak melalui YouTube, ia masih merasa kurang terarah. Akhirnya, ia bertemu dengan Dicoding melalui media sosial.

Belajar di Dicoding Sembari Berkuliah dan Bekerja Bukan Halangan

Ali mengakui bahwa Dicoding adalah tempat pertamanya belajar menjadi programmer secara intensif. Ia kemudian mendaftarkan diri dalam program studi independen bersertifikat dan memilih alur belajar Front-End dan Back-End Development.

Belajar di Dicoding menjadi titik balik dalam hidupnya. Bagi Ali, materi pembelajaran yang terstruktur, dukungan dari mentor yang responsif, dan komunitas yang suportif membuat proses belajarnya tidak hanya bermakna, tetapi juga menyenangkan.

Namun, perjalanan itu tidak tanpa tantangan. Pada semester 6, saat mengikuti program intensif di Dicoding, ia juga masih aktif kuliah dan bekerja secara lepas. Ia harus membagi waktu di antara tiga peran penting, yakni berkuliah, bekerja, dan belajar di Dicoding. Apalagi kala itu, kampusnya belum memungkinkannya untuk konversi nilai dari program studi independen bersertifikat sehingga ia harus mengikuti perkuliahan reguler seperti biasa.

“Tantangan terbesarnya adalah manajemen waktu,” tutur Ali.

Ia menyiasatinya dengan membuat jadwal ketat dan mengatur prioritas harian secara disiplin. Meski begitu, ia tetap menganggap bagian terbaik dari program Dicoding adalah saat pengerjaan capstone project, sebuah proyek kolaboratif tim yang menurutnya memberi pengalaman nyata bekerja seperti di industri.

Hard Skills dan Soft Skills Ditempa di Dicoding

Setelah menyelesaikan program di Dicoding, Ali tak berhenti belajar. Ia melanjutkan perjalanannya dengan belajar React.js secara mandiri, menjalani magang sebagai Front-End Developer di Jakarta, lanjut mempelajari back-end secara mandiri, hingga akhirnya menuntaskan skripsi dan wisuda. Jerih payahnya membuahkan hasil yang manis. Sesaat setelah wisuda, ia diterima bekerja sebagai Back-End Developer di PT Bank Rakyat Indonesia (BRI).

Kini, Ali bertanggung jawab mengembangkan layanan aplikasi internal bernama New Delivery System (NDS) yang digunakan oleh para teller di BRI. Ia bekerja menggunakan bahasa pemrograman Go (Golang) dan menjalankan tanggung jawab teknis tingkat lanjut. Ali pun menegaskan peran besar Dicoding dalam membentuk kesiapan kariernya.

“Dicoding tidak hanya mengajarkan hard skills, tapi juga soft skills seperti cara memperkenalkan diri, menjawab pertanyaan, dan berkomunikasi dalam wawancara kerja,” jelasnya.

“Belajarlah dengan Konsisten Meski Sedikit”

Kepercayaan diri yang Ali miliki selepas belajar di Dicoding menjadi faktor penentu keberhasilan wawancaranya. Ketika ditanya soal kelas yang paling berpengaruh di Dicoding, Ali menyebut kelas Front-End Web dan Back-End Developer. Katanya, kelas-kelas ini tidak hanya mengajarkan dasar teknis, tetapi juga membantu peserta mengenal dirinya sendiri, seperti apakah lebih cocok mendalami sisi Front-End, Back-End, atau bahkan keduanya.

Kini, Ali telah berhasil menjadi bagian dari salah satu institusi finansial terbesar di Indonesia. Ia menjadi bukti bahwa kondisi ekonomi keluarga bukanlah penentu utama keberhasilan kita dalam menembus dunia teknologi. Kemauan belajar yang konsisten justru menjadi kunci.

Sebagai penutup, Ali membagikan pesan sederhana, tetapi penting kepada para calon talenta digital:

“Belajar dari dasar, gunakan platform seperti Dicoding, belajarlah dengan konsisten meski sedikit, jangan cuma teori tapi juga praktik, dan yang paling penting: jangan takut gagal,” tutup Ali.


Belajar Pemrograman Gratis
Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.