Anjungan Kesehatan Mandiri: Aplikasi Android di Bidang Kesehatan karya Developer Semarang
Perkenalkan Edwin Kurnia Rahman (23 tahun). Edwin adalah software developer di lingkungan Dinas Kesehatan Kota Semarang.
Pria yang mendapatkan beasiswa google KADE 2018 ini mencetuskan ide membuat Anjungan Kesehatan Mandiri (AKM), sebuah booth pemeriksaan kesehatan serba di mana pengunjung bisa mengecek tensi, gula darah, berat badan dan lain-lainnya secara mandiri.
💻 Mulai Belajar Pemrograman
Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.
Daftar SekarangAKM adalah Internet of Medical Things yang dijalankan dengan aplikasi Android di bidang kesehatan.
Bayangkan kamu masuk ke dalam anjungan tersebut. Ada tablet, timbangan digital, tensi, dan alat pengukur gula darah. Semuanya tersambung via aplikasi android di bidang kesehatan di telepon pintar kamu. Kamu akan mengecek indikator kesehatan ini sendiri, tanpa dibantu petugas atau orang lain.
Inovasi Anjungan Kesehatan Mandiri
Ide AKM hadir dari kesukaan Edwin pada Internet of Things, atau dalam hal ini tepatnya Internet of Medical Things (IoMT). Sejak kuliah di Sistem Informasi, Edwin kerap penasaran
“Gimana caranya kita memanfaatkan IoT agar bermanfaat untuk orang lain, dan kita pun bisa mengoperasikannya secara mandiri.”
Edwin khusus tertarik mengembangkan IoMT yang berpadu dengan aplikasi Android di bidang kesehatan. Ia menggunakan Android karena relatif mudah dan familiar bagi mayoritas pengunjung yang sehari-harinya menggunakan telepon pintar berbasis Android.
Saat ini 1 prototipe AKM hampir jadi dan siap rilis. Target Dinas Kesehatan setempat, AKM akan tersedia di beberapa Puskesmas yang ada di kota Semarang.
Sejak 2018, Edwin mulai bekerja di kedinasan. Total ada 3 orang software developer di kantornya. Dua di antaranya fokus pada web sementara ia sendiri pada Android.
Saat ditanya kenapa terpicu membuat inovasi seperti ini, Edwin menjawab
“Tingkat kemauan masyarakat untuk cek kesehatan dirinya sendiri, masih kecil. Kalau sakit aja, baru ke puskesmas atau rumah sakit untuk cek kesehatan. Kalau nggak sakit, ya nggak pernah meriksain kesehatan diri”
Padahal menurutnya self-care itu penting dan tentu..”mencegah lebih baik dari pada mengobati,” bukan?
Awalnya, Edwin dan kepala seksinya mencetuskan AKM karena ingin memanfaatkan IoT di bidang kesehatan. Persetujuan itu pun berjenjang ke atas hingga akhirnya mendapatkan ACC dari kepala Dinas Kesehatan di kota Semarang.
“Mungkin kami dinas pertama di lingkungan Semarang yang menerapkan IoT dalam layanan masyarakat,” ujar Edwin riang.
Saat ini vendor tengah mengerjakan 1 prototipe mesin. Targetnya, 1 AKM akan launching perdana pada Agustus 2019 mendatang, Wow !
Aplikasi Android di Bidang Kesehatan Pakai Kotlin
Sejak belajar Kotlin Android Developer Expert, Edwin jadi migrasi semua komponen aplikasi buatannya di Dinas Kesehatan termasuk AKM buatannya ini, jadi 100 % pakai bahasa Kotlin. Ini ia lakukan karena bahasa kotlin memiliki fitur unggulan yaitu null safety. Aplikasi pun terhindar dari error classes seperti NullPointerException(NPE) alias “The Billion Dollar Mistake”
Menurutnya kelas KADE di Dicoding itu
“Bagus, ada ANKO juga, ada testing, dan ada Test Driven Development. Jadi sebelum diproduksi, harus dites dulu, baik tes UI dan maupun tes kode. Ini jarang diketahui. Gara-gara ikut KADE saya jadi tahu semua! Teman-teman saya pun minta diajarin”
Setiap hari Jumat siang ia mengajar Android untuk 6 orang rekan kerjanya di dinas kesehatan.
“Orang punya ilmu, kenapa ga diteruskan ke lainnya?”
Ia pun mempromosikan Beasiswa Google FDP 2019 ke teman-teman mahasiswanya, juga Flash Sale Pemula belakangan ini.
Buat Edwin, perjuangan belum usai. “Kini native android, nanti hybrid saya juga bisa! Saya ingin belajar Flutter di Dicoding,” ucapnya optimis.
Semoga rencana peluncuran perdana AKM-mu bulan depan, berhasil! Terima kasih Edwin. Tetap bekarya memajukan layanan publik di Indonesia.
Anjungan Kesehatan Mandiri: Aplikasi Android di Bidang Kesehatan karya Developer Semarang – end
*Ingin tahu cerita lulusan Dicoding lain yang juga jago bikin aplikasi Android? Simak:
- Hayi Nukman, Lombok https://www.dicoding.com/blog/sampun-aplikasi-android-pengubah-sampah-jadi-faedah/
- Gust Ngurah Mertayasa https://www.dicoding.com/blog/aplikasi-pendidikan-untuk-tuna-netra-karya-pemuda-sumbawa/
**Yuk cari tahu kenapa para developer pilih Android? Cek tulisan ini:
****Mau mulai belajar Android? Ini urutan belajarnya di Dicoding Academy:
- kelas Memulai Pemrograman dengan Java / kelas Memulai Pemrograman dengan Kotlin, lalu:
- Kelas belajar Membuat Aplikasi untuk Pemula, lalu:
- Kelas Menjadi Android Developer Expert, lalu:
- Menjadi Android Jet Pack Pro
Mumpung lagi ada diskon 77 % nih. Amankan ya !