Baru baru ini Android Studio merilis versi terbarunya, tentunya dengan inisial nama hewan sebagai penanda versinya. Setelah sebelumnya bernama Electric Eel, kini giliran Flamingo menjadi maskot ilustrasi pada versi terbarunya. Menariknya, selain hadirnya berbagai fitur baru, ada perubahan signifikan pada bagian template project baru yang perlu Anda ketahui. Apa saja itu? Yuk, kita bahas satu per satu!
💻 Mulai Belajar Pemrograman
Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.
Daftar SekarangLogo Baru Android Studio
Sebelum masuk lebih jauh, salah satu perubahan yang paling mencolok adalah logo ikon dari Android Studio itu sendiri. Pada logo terbaru ini, ia menghapus bentuk kertas dan memindahkan maskot Android ke sisi kanan logo. Mirip seperti logo awal Android Studio.
Fitur Baru Android Studio Flamingo
Pada Android Studio terbaru ini, ia mengadopsi IntelijIDEA 2022.2.1 dengan berbagai fitur baru. Berikut adalah beberapa di antaranya yang menarik.
- Live Edit (Compose) experimental: merupakan fitur untuk secara live (langsung) mengubah tampilan aplikasi yang ada pada emulator atau device ketika terjadi perubahan kode. Untuk mengaktifkannya, Anda perlu mengubah pengaturan pada Settings → Live Edit → Pilih Live Edit → OK.
- Themed app icon & dynamic color preview support: menambahkan preview untuk tampilan ikon dan juga komponen composable yang bisa menyesuaikan wallpaper seperti konsep Material You.
- Network Inspector traffic interception: Ini merupakan fitur yang banyak di-request oleh developer. Fungsinya adalah untuk memanipulasi hasil response API dari network. Misalnya mengganti kode status, header, maupun isi body. Ini berguna untuk menguji aplikasi ketika mendapatkan respons yang berbeda-beda.
Untuk melihat fitur selengkapnya bisa juga melihat video berikut.
Namun, bukan ini fokus utama yang kita bahas pada blog ini. Kita akan membahas berbagai perubahan yang terjadi pada template project baru di Android Studio Flamingo. Hal ini penting supaya tidak salah paham ketika membaca tutorial Android yang masih menggunakan Android Studio versi lama sedangkan Anda sudah menggunakan versi baru (Flamingo ke atas). Penasaran? Lanjutkan baca sampai habis, ya!
Template Project Baru Android Studio Flamingo
Sebagaimana yang disinggung di awal tulisan, ada perubahan signifikan pada bagian template project baru yang perlu Anda ketahui. Supaya lebih jelas, perhatikan template baru di Android Studio versi lama berikut.
Kemudian bandingkan dengan template di Android Studio Flamingo ini.
Sebagaimana yang Anda lihat, ada banyak template project yang dihilangkan pada versi terbaru ini, seperti Google Maps Activity, Primary/Detail Flow Activity, Settings Activity, Scrolling Activity, Login Activity, dan lain-lainnya.
Kabar baiknya, walaupun template tersebut tidak muncul ketika membuat project baru, template ini masih ada ketika membuat Activity baru dengan cara klik kanan pada project structure → New → Activity.
Berikut adalah pilihan hasil jika Anda memilih Gallery.
Anda dapat lihat bahwa template tersebut masih ada, tetapi dengan sedikit perubahan nama. Misalnya, Google Maps Activity menjadi Google Maps Views Activity. Bukan hanya itu, bahkan ada tambahan template yang sebelumnya tidak ada, yaitu Google Wallet Activity.
Jadi, jangan khawatir, ya! Walaupun kita tidak dapat langsung mengakses template ketika membuat project baru, Anda tetap dapat menggunakannya ketika membuat Activity baru.
Pergeseran Fokus ke Jetpack Compose
Apabila Anda perhatikan baik-baik, terjadi perubahan konten template walaupun dengan nama yang sama.
Sebelumnya, Empty Activity berisi project yang menggunakan pendekatan View atau XML. Nah, pada versi terbaru ini, konten dari Empty Activity adalah project yang menggunakan Compose.
Hal ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa fokus utama pengembangan aplikasi Android yang direkomendasikan oleh Google adalah dengan menggunakan Jetpack Compose.
Lalu, bagaimana jika kita masih ingin menggunakan project yang menggunakan View? Tenang, Anda masih dapat menggunakan template dengan tambahan “View” pada namanya, seperti Empty Views Activity, Navigation Drawer Views Activity, dsb.
Material 3 Menjadi Tema Default
Selain kabar di atas, masih ada lagi nih yang perlu Anda ketahui pada Android Studio versi Flamingo, yaitu penggunaan Material 3 sebagai tema bawaan pada project Jetpack Compose maupun Views.
Jika Anda perhatikan, pada Android Studio versi sebelumnya, terdapat dua pilihan ketika ingin membuat project berbasis Jetpack Compose. Pilihan pertama adalah Empty Compose Activity yang ditandai dengan warna hijau dan yang kedua Empty Compose Activity (Material 3) yang ditandai dengan warna ungu. Sebelumnya, opsi Material 3 ini masih berstatus Preview.
Nah, pada Android Studio Flamingo, hanya ada satu pilihan tema, yaitu Empty Activity yang sudah menggunakan Material 3 (ditandai dengan warna ungu). Material 3 (M3) memiliki kelebihan untuk mendukung dynamic color sesuai wallpaper atau biasa disebut dengan Material You. Selain itu, juga terdapat berbagai perbedaan tampilan desain jika dibandingkan dengan pendahulunya, Material 2 (M2).
Hal lain yang juga nampak berbeda adalah pada color system yang digunakan.
Dapat dilihat bahwa jumlah parameter warna yang digunakan jauh lebih banyak dan memiliki penamaan yang berbeda. Begitu juga dengan penamaan tipografi yang dapat Anda lihat di sini.
Jika penasaran perbedaan kode ketika migrasi dari M2 ke M3, Anda bisa melihat commit berikut.
Kemudian, untuk Anda yang masih menggunakan Views, salah satu hal yang paling mencolok adalah ActionBar tidak otomatis tampil.
Hal ini karena pada template baru ini, theme yang digunakan adalah NoActionBar. Opsi untuk menggunakan DarkActionBar sudah tidak ada lagi.
Untuk mengatasinya, Anda bisa menambahkan MaterialToolbar secara manual di dalam XML seperti berikut.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 |
<?xml version="1.0" encoding="utf-8"?> <androidx.coordinatorlayout.widget.CoordinatorLayout xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android" xmlns:app="http://schemas.android.com/apk/res-auto" xmlns:tools="http://schemas.android.com/tools" android:layout_width="match_parent" android:layout_height="match_parent" android:fitsSystemWindows="true" tools:context=".MainActivity"> <com.google.android.material.appbar.AppBarLayout android:layout_width="match_parent" android:layout_height="wrap_content" android:fitsSystemWindows="true"> <com.google.android.material.appbar.MaterialToolbar android:id="@+id/toolbar" android:layout_width="match_parent" android:layout_height="?attr/actionBarSize" /> </com.google.android.material.appbar.AppBarLayout> <!-- Your content here --> <include layout="@layout/content_main" /> </androidx.coordinatorlayout.widget.CoordinatorLayout> |
Alternatifnya, Anda juga dapat menghapus .NoActionBar pada theme sehingga yang sebelumnya
1 |
<style name="Base.Theme.EmptyViewsActivityMaterial" parent="Theme.Material3.DayNight.NoActionBar"> |
sekarang menjadi
1 |
<style name="Base.Theme.EmptyViewsActivityMaterial" parent="Theme.Material3.DayNight"> |
Breaking Change di AGP 8.0
Satu hal lagi yang perlu diketahui adalah terkait AGP (Android Gradle Plugin). Seperti biasa, ketika terdapat Android Studio versi baru, mereka akan merekomendasikan untuk meningkatkan versi AGP juga supaya bisa lebih maksimal.
Namun, terdapat perubahan kode yang harus dilakukan untuk menggunakan AGP versi 8.0 ini. Untungnya, sudah ada Upgrade Assistant yang biasanya muncul ketika Anda menggunakan AGP versi lawas.
Ketika Anda menekan tombol Start AGP Upgrade Assistant. Android Studio akan memberitahu Anda hal-hal yang akan berubah. Jika sudah paham, Anda bisa menekan Run selected steps.
Nah, seperti yang Anda lihat, satu hal yang wajib Anda lakukan ketika ingin menggunakan AGP 8.0 adalah memindahkan Nama package dari AndroidManifest ke build.gradle.
Mengapa hal ini perlu dilakukan? Jawabannya adalah supaya pemakaian nama package untuk applicationId dan namespace bisa dipisahkan.
Hal ini penting karena keduanya merupakan konsep yang berbeda. applicationId digunakan sebagai identitas unik saat upload ke Play Store, sedangkan namespace digunakan untuk mengelompokkan kode dan menghindari konflik karena nama yang sama.
Contohnya, jika Anda menggunakan library pihak ketiga, namespace dapat membantu memastikan bahwa kelas-kelas yang digunakan oleh library tersebut tidak akan bersentuhan dengan kelas-kelas yang Anda buat sendiri.
Nah, dengan meletakkan namespace di build.gradle, Anda dapat menguji aplikasi dengan namespace yang berbeda menggunakan testNamespace seperti ini.
Hal ini tidak akan dapat dilakukan jika namespace tetap ada di AndroidManifest.
Untuk perubahan lain pada versi AGP ini, Anda juga dapat melihatnya di sini.
Perlu diingat pula bahwa jika Anda sudah menggunakan AGP 8, kamu tidak akan dapat membukanya di Android Studio Electric Eel. Anda harus menurunkan versi AGP sesuai versi Android Studio yang di-support. Untuk melihat versi yang di-support untuk setiap versi Android Studio, kamu dapat melihatnya di sini.
Kesimpulan
Okay, itulah beberapa hal yang perlu Anda ketahui terkait perubahan template project baru di Android Studio Flamingo. Mulai dari logo yang berbeda, fitur yang baru, template project yang baru, pergeseran fokus dari View System ke Jetpack Compose, Material 3 yang sudah stable, dan breaking change pada AGP 8.
Harapannya dengan adanya artikel ini, Anda tidak bingung ketika menemukan tutorial yang masih menggunakan Android Studio versi lama. Memang sepertinya update ini membuat Anda sedikit lebih repot, tetapi ketahuilah ini bertujuan untuk membuat pengalaman membuat aplikasi yang lebih baik ke depannya. 🙂
Nah, menurut Anda, update apa yang paling menarik di Android Studio Flamingo ini? Silakan tulis pada kolom komentar di bawah, ya!
Sumber: