Apakah gelar anak teknik elektro merupakan tiket yang memadai untuk menjadi seorang programmer? Pertanyaan ini sering kali terlontar pada pelajar, mahasiswa/i, bahkan lulusan teknik elektro yang memiliki hasrat untuk berkecimpung di dunia pemrograman.
Memang, jurusan ini lebih banyak membahas mengenai kelistrikan, sirkuit, dan elektronika. Akan tetapi, apakah jurusan tersebut dapat membuka pintu karier yang sukses sebagai programmer? Yuk, ulik lebih dalam dan temukan jawabannya di sini.
💻 Mulai Belajar Pemrograman
Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional.
Daftar SekarangStereotipe Anak Teknik Elektro
Kebanyakan dari kita menganggap anak di jurusan teknik elektro akan kesulitan berpindah profesi menjadi programmer. Umumnya, ada stereotipe di sekitar kita tentang sifat atau karakteristik anak teknik elektro yang mirip dengan seorang programmer.
Lalu, apa saja stereotipe anak teknik elektro? Berikut adalah karakteristik anak teknik elektro berdasarkan stereotipe yang ada.
Tertutup dan Introvert
Mereka biasanya lebih introvert atau suka bekerja sendiri dan memiliki keterampilan komunikasi yang terbatas. Mereka lebih banyak menyendiri untuk mengerjakan tugas atau proyek demi mengejar target yang dimiliki. Alhasil, mereka lebih banyak menghabiskan waktu di laboratorium atau di depan komputer.
Up-to-date terhadap Teknologi
Sebagian besar anak teknik elektro cenderung menyukai informasi terkini terkait teknologi. Umumnya, selama pendidikan mereka menggunakan dan berinteraksi dengan perangkat dan teknologi terbaru untuk mendukung era sekarang.
Selain itu, mereka dituntut untuk mempelajari inovasi suatu teknologi supaya relevan dengan kebutuhan industri di luar sana. Jadi, mereka pasti aware akan perubahan teknologi yang ada.
Anak Teknik Elektro Cenderungan Workaholic
Terbiasa dengan tugas atau proyek yang menantang membuat pelajar teknik elektro berdedikasi dalam menyelesaikannya tepat waktu. Hal ini membuat orang lain merasa bahwa mereka bekerja keras hingga lupa waktu.
Mereka mengerjakan proyeknya mulai dari pagi hingga petang demi mengejar tenggat waktu yang diberikan oleh guru atau dosen. Alhasil, mereka diberi label oleh orang lain sebagai workaholic atau kecanduan untuk bekerja secara terus menerus.
Memang stereotipe di atas tidak sepenuhnya benar. Ada juga yang tidak memiliki karakteristik tersebut. Namun, kamu bisa lihat bahwa karakteristiknya mirip sekali dengan para programmer. Programmer juga dipandang introvert dan terlalu sibuk bekerja oleh orang lain. Mereka selalu terlihat memiliki wawasan terkait teknologi terkini.
Pembelajaran Anak Teknik Elektro
Dari segi keilmuan, mereka mempelajari berbagai konsep dan keterampilan di bidang elektronika. Berikut adalah gambaran umum mengenai pembelajaran anak teknik elektro.
Listrik dan Elektronika
Sudah tidak asing bagi para pelajar teknik elektro untuk belajar materi ini, yaitu listrik dan elektronika. Mereka pasti diajarkan teori kelistrikan, sirkuit, analisis rangkaian, dll. Mereka juga diajarkan untuk menyusun komponen elektronika serta menghitung arus, tegangan, dan hambatan.
Tingkat lanjutnya, mereka belajar cara mendesain, merangkai, dan menganalisis suatu rangkaian elektronika. Hal ini akan bersinggungan dengan penggunaan mikrokontroler dalam menyelesaikan suatu permasalahan internet of things (IoT).
Gerbang Logika
Dalam penerapan suatu rangkaian kelistrikan, anak teknik elektro akan belajar gerbang logika pada materi elektronika digital. Mereka akan belajar gerbang logika dasar hingga kombinasinya, seperti AND, OR, NOT, dan seterusnya.
Mengapa anak teknik elektro perlu belajar gerbang logika? Umumnya, sistem kelistrikan mengenal ON untuk mengaktifkan rangkaian dan OFF untuk menonaktifkan rangkaian. Keduanya dapat diibaratkan sebagai bilangan biner 0 dan 1. Mengenal gerbang logika tersebut bertujuan untuk memproses dan memanipulasi informasi interpretasi bilangan biner tersebut.
Hal ini dapat menjadi basis yang bagus bagi kamu yang ingin berlatih ilmu pemrograman. Ha, kok bisa?
Mereka belajar keilmuan ini dengan harapan mampu memberikan suatu pengondisian berdasarkan input rangkaian. Secara tidak langsung, mereka belajar logika operator untuk menghasilkan output yang diinginkan sesuai input. Tidak hanya teori, tetapi mereka dibekali materi yang berlandasan piranti elektronika secara real.
Jaringan Komputer
Lho, kenapa anak teknik elektro belajar jaringan komputer? Kayak anak informatika saja. Nyatanya, mereka perlu mengenal konsep dasar atau cara kerja komunikasi suatu perangkat melalui jaringan, baik kabel maupun nirkabel. Dengan begitu, mereka dapat mentransmisikan informasi dari perangkat satu ke perangkat lainnya melalui jaringan komputer.
Sistem Kendali
Setelah pelajar teknik elektro mengenal beragam materi kelistrikan, perangkat elektronika, gerbang logika, dan jaringan komputer, mereka akan memulai untuk mengontrol suatu perangkat dari kejauhan.
Tujuan mempelajari ini agar mereka mampu mengotomatisasi suatu perangkat sehingga memudahkan pengguna dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Sebagai awalan, mereka akan dikenalkan mikrokontroler Arduino untuk perancangan dan mengontrol perangkat elektronika dengan mudah.
Anak Teknik Elektro Belajar Pemrograman
Dalam mengontrol suatu perangkat secara dinamis, pelajar teknik elektro tidak serta-merta menggunakan piranti elektronika saja. Mereka mengombinasikan perangkat keras (hardware) dengan perangkat lunak (software) supaya dapat dikontrol dengan mudah.
Perangkat lunak tentu bersinggungan dengan sistem operasi, program aplikasi driver, atau firmware. Mereka mengembangkan program yang ditulis menggunakan bahasa pemrograman tertentu untuk mendukung suatu sistem kendali yang dibuat.
Contohnya Arduino. Ia menggunakan Arduino language yang mirip dengan bahasa pemrograman C++. Dengan begitu, rangkaian elektronika dapat dikontrol dengan mudah dan dinamis menggunakan bahasa tersebut.
Selain Arduino, ada mini pc bernama Raspberry Pi yang mampu mengontrol suatu perangkat elektronika layaknya komputer pribadi (PC). Umumnya, ia mampu diprogram menggunakan bahasa pemrograman Python. Alhasil, ia mampu menjalankan dan mengontrol berbagai rangkaian perangkat elektronika dalam satu waktu.
Nyatanya, anak teknik elektro pun belajar bahasa pemrograman juga, lo. Mereka mengetahui konsep dasar pemrograman walaupun tidak secara intens.
Kesimpulan
Lalu, timbul pertanyaan, apakah anak elektro bisa menjadi programmer? Berdasarkan stereotipenya, mereka memiliki kesamaan dalam hal introvert, up-to-date informasi teknologi, dan cenderung workaholic.
Dari segi keilmuan, anak teknik elektro dibekali materi pemrograman untuk mendukung sistem kendali yang dinamis. Mereka tidak perlu belajar dari nol untuk memulai pemrograman tertentu. Mereka hanya perlu memahami konsep yang kuat untuk belajar bahasa pemrograman baru.
Jadi, bagi kamu yang memiliki minat dalam bidang pemrograman, tak perlu khawatir. Secara tidak langsung, kamu memiliki potensi untuk menjadi seorang programmer yang andal. Kamu hanya perlu niat dan tekad yang kuat dalam mempelajari ilmu pemrograman.
Mulainya dari mana, ya? Tentu carilah roadmap yang tepat untuk mengantarkan kamu dari level dasar hingga expert. Dicoding menyediakan roadmap tersebut berupa learning path untuk mendalami beberapa teknologi, ada Android Developer, iOS Developer, Multi-Platform App Developer, dan masih banyak yang lainnya.
Mulailah dari level yang sesuai dengan kemampuanmu. Jangan takut untuk mencoba hal baru karena kamu akan ketagihan setelah mencobanya. Happy coding!